》》 Nastusha sudah tidak tau lagi harus lari kemana setelah kejadian ini. Setelah mendapat perlakuan yang membuat hatinya sakit, nastusha lari sekencang kencangnya dan tak tau arah.
Menangis di bawah rintik hujan makin membuat kondisi dan suasana hati nastusha buruk. Apa benar benar tidak bisakah dia memperjuangkan cintanya?
.
.
.
.Ciiiittt......(suara dersitan mobil)
Mobil itu mendadak ngerem setelah melihat ada seseorang yang dengan lemasnya berjalan terus tak tau bahwa lampu lalu lintas sekarang yang berlaku adalah warna hijau.
Yang artinya pejalan kaki tidak bisa berjalan atau menyebrangi jalan. Untung saja mobil sport warna hitam tersebut bisa dengan sigap ngerem walau nyaris menabrak orang tersebut. Bahkan jarak dari bemper depan mobil sport tersebut dengan orang yang berjalan itu benar benar sangat dekat.
Orang tersebut langsung keluar dari mobil setelah merem tiba tiba. Dan melihat orang itu yang sekarang posisinya sudah terjatuh kebawah tertutupi mobil sport hitam itu karna terkejut.
Lelaki itu melihat seorang gadis muda. Bibirnya sudah hitam. Dan sedang menangis. Eh atau seperti menangis? Karna ditutupi dengan rintikan hujan bahkan susah menebak apakah gadis muda tersebut sedang menangis atau tidak.
"Hei, kamu tidak apa apa?" Tanya lelaki tersebut.
Gadis itu tidak menjawab. Dia hanya termenung sambil mengeluarkan bulir air mata nya. Tiba tiba gadis itu pingsan, karena merasa pusing dan dingin yang teramat karna sudah 30 menit lamanya berjalan melewati hujan deras.
Akhirnya lelaki itu dengan sigap mengangkat tubuh gadis tersebut dan membawanya pergi.
.
.
."Nak.. kamu sudah sadar?" Tanya mama nya yang ketika itu juga melihat nastusha yang sudah membuka matanya perlahan.
Gadis yang ditemui lelaki tersebut adalah nastusha. Dia sudah berjalan selama 30 menit ntah kemana dengan ditemani hujan. Sehingga pusing datang, kedinginan yang teramat dengan ditandai bibir yang sudah menghitam pucat. Seluruh badannya pun sudah dingin.
Lelaki itu langsung menyelamatkannya dengan melarikannya ke rumah sakit terdekat. Nastusha langsung dilarikan ke ugd. Diperiksa dan ternyata dokter mengharuskan nya rawat inap.
Karna lelaki tersebut tidak mengenal nastusha, lelaki tersebut terpaksa memeriksa tas nastusha. Dan dia mendapati ponsel nastusha dan menelfon salah satu yang di ketahui lelaki itu adalah orangtuanya, Yaitu papanya nas.
Ternyata ketika bertemu dirumah sakit, papa nya nas adalah partner bisnis sejati lelaki tersebut. Bahkan papanya sangat berterima kasih dengan lelaki tersebut.
Lelaki tersebut adalah pengusaha terkenal, partner bisnis yang paling di percaya papa nya nastusha. Lelaki itu bernama Rafael.
Rafael seorang pengusaha, berumur 30 tahun. Diusianya yang 30 tahun tersebut dia sudah memiliki beberapa cabang yang sudah tersebar baik pun di indonesia mau pun diluar negeri. Tidak begitu banyak seperti keluarga nastusha.
Namun selain punya usaha dibidang minyak dan gas yang sudah bertebaran di seluruh dunia dengan quantity kecil. Tapi dia juga mempunyai usaha lain. Seperti usaha kuliner, yang sudah menciptakan atau mengeluarkan makanan berupa cemilan yang bisa dimakan oleh semua kalangan. Sepeti Wafer wafer gitu.
Dia juga mempunyai beberapa restoran di indonesia. Tersebar disemua provinsi. Rafael juga mempunyai usaha dealer mobil untuk quantity yang lumayan. Sehingga walau di kalangan keluarga nastusha, rafael termasuk masih dibawah mereka tingkatnya. Namun rafael tergolong orang kaya dan berkecukupan.
"Mam nas dimana?" Tanya nastusha setelah sudah siuman dari 2 hari lamanya.
"Kamu dirumah sakit nak. Kamu ditemui dijalanan sama nak rafa dengan kondisi pingsan dan langsung dilarikan kerumah sakit" ucap mamanya menjelaskan.
Rafa tersenyum ke arah nas. Nas yang melihat lelaki yang dipanggil rafa tersebut ikutan tersenyum.
"Rafa partner kerja papa. Untung rafa menemui anak gadis papa ini" ucap papanya nas.
"Makasih ya bro. Aku sungguh berutang budi padamu" ucap papanya nas.
"My pleasure pak. Saya malah sangat terhormat bisa membantu keluarga bapak".
"Kamu lain kali jangan main hujan sampai ke tengah jalan. Bahaya" ucap Rafael dengan menyunggingkan senyumannya.
Nas hanya bisa senyum. Dia belum mampu berkata kata.
.
.
.Waktunya sudah malam. Mamanya nas baru balik dari rumah membawa beberapa pakaian dia dan pakaian nastusha serta makan malam yang akan disantap malam ini.
"Hallo sayang (cium mamanya) duh anak mama udah sembuh? Udah bisa bangkit untuk nonton tv?" Ucap mamanya nas.
"Nas kan nggak sakit parah mam. Bahkan sudah ngerasa sehat kok nastusha"
"Kamu sok tau. Muka masih pucat gitu juga" ucap mama nas.
Mama nas bernafas kasar dan akhirnya berkata, "kamu ada apa nas? Kenapa bisa terjadi sepeti ini?" Tanya mamanya nas.
Nas hanya bisa menjawab dengan diamnya. Nggak tau kenapa setiap orang menanya kenapa keadaannya bisa jadi seperti ini, ia seperti mengingat kejadian waktu dia dipermalukan.
Mamanya yang melihat nastusha hanya diam dan sekarang malah termenung langsung berkata, "mama sudah tau masalahmu"
"Maksud mama?" Tanya nas.
"Kak Al sudah memberitahu ke mama dan papa soal ini"
"Haha mama ngaco. Tau apaan, wong nas belum ada cerita apa apa dengan kak al" ucap nas.
"Iya, aku yang memberitahu" tiba tiba ada suara yang datang langsung dari arah pintu. Pemilik suara tersebut adalah Al.
Al datang mendekat dan mencium adiknya. "Hai sayangnya kakak. Maaf kakak baru bisa jenguk. Kakak baru aja pulang dari Brunei"
"Kangen" kata nas manja sambil memeluk kakaknya dengan erat.
Al membalas pelukan adiknya itu. Mencium kembali pucuk kepala nas.
Mamanya pun tersenyum lembut melihat anaknya yang begitu saling menyayangi dan melindungi.
Tiba tiba Al memberi kode ke mama nya untuk memberikan waktu berdua, antara Al dan nas. Akhirnya mamanya memilih untuk keluar dan membiarkan kedua anak kesayangannya itu untuk berbagi kisah.
"So, how do you feel now?" Tanya farrel.
"Ya begini" ucap nas pasrah.
"Tenang kak. Aku tidak apa apa"
"Would you give your story to me?"
Nas hanya tampak diam kembali.
"Tanpa kamu ceritain, aku sudah tau jalan ceritanya nas" ucap farrel.
"Tau apaan sih kak. Sok tau banget" ucap nas.
"Hey, aku ini Al.
Al ini siapa?
Kakak kamu kan? All about you, mommy and papa i know. Aku orang pertama yang akan maju bila ada yang menyakiti mama papa ku dan kamu adik kakak" ucap al.
Nas menangis. Dia mulai menitikkan air matanya. Mengingat hal itu, rasanya dia bodoh sekali selaku cewe. Padahal dari dulu nas sangat menjaga martabatnya.
"Aku.. aku.." ucap nas sambil senggugukan.
"Ssstt..sssttt.. udah kakak bilang kakak tau semua. Kakak cuma butuh penjelasan darimu. Kakak lebih percaya cerita darimu dibanding cerita orang" ucap al yang sudah memeluk adiknya kembali. Sakit rasanya hati Al melihat adiknya terpuruk.
"Kak, aku bodoh. Aku bodoh memperjuangkan dia yang ternyata tidak mau ku perjuangkan. Aku.. aku sudah mengorbankan yang seharusnya tidak aku korbankan, dan sekarang dia malah seenaknya mengucap kata yang membuat aku sakit hati" ucap nas sambil menangis. Sekarang nas benar benar nangis sejadi jadinya. Kakaknya sibuk menyapui seluruh air matanya yang keluar.
Mereka pun akhirnya cerita sepanjang malam. Nastusha terus kembali menangis semakin nangis. Sedangkan al tetap ada disamping nas untuk menenangkannya.
Al bersumpah pada dirinya, kesedihan terburuk adiknya saat ini, yang membuatnya akan hancur ditangan Al.