》》 Nastusha Side...
Hari pertunangan kakak ku pun tiba. Aku sedang melihat diriku dikaca. Aku tidak mengerti kenapa kak Al memberikan baju seperti ini untuknya???
Tok...tok...
"Dek" sapa kak al.
"Ada apa kak?" Tanya ku.
"Duh cantiknya adek kakak" ucap kak al.
"Kak, apa tidak berlebihan baju ku seperti ini? Nanti aku yang lebih cetar dibanding kakak ipar ku" ucap ku pede.
"Hahaha emang kamu harus cetar sayang" ucap kak al.
"Nggak boleh dong kak. Yang harus cetar itu ya kakak iparku dong" ucap ku menjelaskan.
"Yaudah, sudah selesaikah?" Tanya kak al.
"Sudah kak"
"Yook, temani kakak selama turun kebawah. Dibawah sudah ramai" ucap kak Al menjelaskan.
"Baiklah kak. Yuk" ucap ku pada akhirnya.
Aku dan kak Al pun akhirnya turun kebawah. Aku menggandeng kakak selama menuruni anak tangga.
Semua mata tertuju ke aku dan kak al.
Setelah sampai tujuan dibawah, aku menyamperin keberadaan papa dan mama ku berada.
Setelah itu tidak disangka ada seseorang yang berbicara.
Tesstt.. teessstt..
Baik sepertinya suara saya sudah dapat di dengar..
Ucap si pemilik suara dan membuat orang yang berada dirumah ku tertawa.
Hai semua apakabarnya?
Tanya suara tersebut. Dan semua menjawabnya sambil mencari keberadaan suara.
Aku yang mendengar suara tersebut seperti mengenal suaranya. Keberadaan kakak ku pun sudah tidak terlihat. Apakah ini suara kakak ku? Mana kakak ipar ku tersebut?
Aku terus menerka nerka dan mencari sumber suara.
Aku langsung saja ya.
Hai nastusha, apakabar kamu? Rindukah sudah sebulan lebih tidak bertemu dengan ku?
Kalau aku? Jangan kamu tanya lagi. Aku sangat sangat merindukanmu.
Waktu itu, tepat ditanggal 18 Maret 1995. Kamu lahir di dunia ini. Terus diberi nama yang indah oleh orangtuamu. Yaitu Nastusha.
Maaf ketika ulangtahun mu aku tidak ada disampingmu. Ketika kamu kesusahan, aku tidak ada di dekatmu.
Tapi aku tidak pernah luput untuk memperjuangkanmu.
Nas, aku mencintaimu setulus hatiku. Menyayangimu sepenuh jiwaku.
Semua mata memandang seseorang yang sudah mulai memperlihatkan dirinya.
Seseorang tersebut adalah kak rafa. Kak Rafa semakin mendekat ke arah ku. Setelah tepat di depan ku, kak rafa berlutut sambil memegang kotak buludru warna hijau ke aku.
Kak Rafa membuka kotak tersebut dan memperlihatkan sebuah cincin di dalamnya. Aku terkejut. Ada sebutir air mata jatuh karna terharu akan hari ini.
Nas, ini lah kado yang ku janjikan untukmu. Aku sudah mempersiapkannya jauh jauh hari. Sebelum aku berangkat ke ausie, aku sudah membicarakan hal ini dengan ke dua orang tua mu. Setelah itu meminta ijin dengan bodyguardmu. (Menandakan bahwa itu al)