BAB 51

5.9K 215 21
                                    

》》"tuan, apa sebaiknya tuan menghentikan obat itu? Tuan tidak bisa asal percaya dengan orang yg tuan temui waktu itu. Dia hanya seorang farmasi tuan" ucap dia, salah satu assistant pribadi dari si empunya.

"Apa yg di bilangnya sesuai dengan apa yg sedang ku derita der. Kamu tau kalau aku tidak suka periksa ke dokter. Yg ada, diagnosa diagnosa yg tidak penting di temukan" ucap si tuan besar.

"Tapi tuan, tuan meminum obat ini bukannya makin sembuh, malah makin sakit tuan" ucap derian, si assisstant pribadi.

"Der, cuma kamu yg ku punya. Aku sudah tidak punya siapa siapa. Jadi aku harap kamu mendukungku. Bukan membuatku pesimis dengan semua obat ini" ucap si tuan yg berpenyakita

Derian hanya bisa diam melihat tuannya menderita seperti ini. Derian berharap semoga apa yg sedang di cari tau nya kali ini cepat di temukan kebenarannya.
.
.
.
.
.

"Hai, maaf aku jadi buat kamu menunggu lama" ucap rafa.

Nastusha hanya bisa memberi senyuman. Karna dia masih merasa tidak enak dengan kejadian yg telah di lihatnya.

"Udah pesan makanan?" Tanya rafa.

"Belum. Aku nunggu kakak" ucap nas.

"Yaudah yuk kita pesan"

"Kakak tau apa yg ku suka di restoran ini"

"Baiklah sayang" ucap rafa.

Nastusha terkejut. Mata nya membolang, karna mendengar satu kata yg mampu membuat nastusha tak habis pikir.

Rafa menghiraukan nastusha. Rafa tau kalau saat ini nastusha sedang terkejut, merasa sebal dengan sikapnya.

Rafa memesan makanan yg biasa mereka pesan di resto favorit mereka ini.

Setelah itu, mereka terdiam. Rafa malah menyibukkan diri dengan ponselnya. Sedangkan nas masih mem fokuskan tatapannya ke rafa.

"Baiklah, aku sudah tidak bisa menahannya. Kak raf, jadi tujuan kita ini bertemu apa?" Ucap nas pada akhirnya yg sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Nanti nas. Kita makan dulu" ucap rafa mengalihkan.

"No. Aku tidak mau"

"Aku tidak bisa berbicara kalau belum makan nas. Dan kamu tau itu" ucap rafa.

"Aku nggak butuh untuk mengerti saat ini. Oh come on kak. Aku juga punya waktu penting. Nggak bisa menghabiskan begitu saja waktu ku ini hanya untuk makan dan bertemu tidak jelas begini" ucap nas panjang lebar dengan emosi.

"Calm baby. Huft. Kamu tidak bisa bersabar ya" ucap rafa mengeluh.

"Baiklah kalau gitu. Aku pergi kalau tidak ada yg mau di jelaskan" ucap nas yg sudah bangkit dari kursi dan hendak pergi.

Rafa menahannya dengan memegang tangan nas. Rafa rasa sudah cukup untuk membuat nas emosi.

"Baiklah. Duduk dulu. Maaf. Kita bicara ya" ucap rafa pada akhirnya.

Nas pun menuruti dan duduk dikursi itu kembali.

"Apa yg harus aku jelasin? Katakanlah" kata rafa.

"Kayanya tak perlu ku bilang, kakak sudah tau apa yg mau kakak jelaskan. Karna kak al yg menyuruhku kesini"

"Aku nggak tau ya apa yg kakak jelaskan ke kak Al. Sehingga kak Al memaksa ku untuk bertemu kakak dan mendengar penjelasan kakak" ucap nas.

"Kalau bukan karna kak Al, aku takkan mau bertemu" ucap nas kembali dengan suara pelan. Namun masih terdengar jelas betul di telinga rafa.

"Aku tidak berciuman dengan gadis itu" ucap rafa pada akhirnya.

"Hugh, kakak kira aku percaya? Mimpi kak. Ah aku jadi malas dengar penjelasan seperti ini. Pada umumnya lelaki yg ketahuan hidung belangnya akan memberi alasan seperti ini juga" ucap nas.

"Astaga nas. Kamu tidak mempercayai ku?"

"Oke, ni kamu bisa baca berkas berkas itu" ucap rafa yg kemudian memberi semua berkas mengenai gadis yg di cium oleh rafa.

"Dia sahabat, teman dekatku dari zamannya aku playgroup hingga sekarang. Aku selalu bersama dia sampai kuliah. Dia menyukai ku. Tapi aku tidak. Namanya Meta Lucios" ucap rafa.

Nastusha yg mendengar penjelasan singkat rafa, kembali fokus ke rafa. Dan meninggalkan pengamatannya mengenai Meta pada beberapa document tersebut.

Nastusha menatap rafa. Memberi kode bahwa nastusha telah siap untuk mendengar cerita selanjutnya dari rafa.

"Kemarin dia datang ke kantor untuk curhat mengenai keluarga nya. Dan tiba tiba memelukku. Namun sebelumnya kakak mu pagi jam 9 an,mengatakan kalau kamu sudah flight ke Indo".

"Aku sudah tanya apa sebab kamu ke Indo ternyata karna Al menjelaskan maksud dari perkataan ku tempo hari ketika ketemu farrel juga disana".

"Jadilah aku mengerjai mu nas. Apa yg kamu lihat yg lalu, itu tidak benar terjadi. Bahkan bibir ku tidak menyentuh bibirnya" ucap rafa.

Rafa terdiam sejenak. Memberi kan waktu sejenak untuk nastusha mengerti akan apa yg dijelaskan rafa.

Rafa menggenggam tangan nastusha. Mengeluarkan kotak bludru hijau, dan mengeluarkan benda di dalamnya. Ada  gelang emas putih.

(Sebenarnya disini ada gambar gelangnya. Tapi nggak tau ada apa dengan wattpad. Lagi gangguan kali ya. Tidak bisa meng uplaod gambar)

Gelang itu langsung dikenakan rafa ke tangan nas. "Ini bukan maksud nyogok ya biar nggak marah lagi" ucap rafa sambil mencubit gemas pipi nas.

"Ih, apaan sih kak" ucap nas.

"Nas, bagaimana?" Tanya rafa.

"Bagaimana apanya kak?" Tanya nas kembali.

"Kita"

"Kita? Kita kenapa?" Tanya nas, yg mulai bingung maksud rafa.

"Aduh nas, please jangan pura pura. Kalau kamu masih belum bisa mengubah hubungan kita jadi ke yg lebih serius bilang nas" ucap rafa.

"Bilang kenapa? Biar kak rafa menyerah atas diriku, dan kembali mencari wanita lain?" Tanya nas judes.

"Hahaha, kamu kenapa sih nas. Judes amat dari tadi. Perkataan mu buruk sekali nas. Bahkan aku tidak berniat untuk yg satu itu"

"Mau nya seperti pekerjaan dikantor. Semua kegiatan harus ada due datenya. Jadi aku mau dengar dari kamu kita gimana? Kapan kamu membuka kode untuk mengizinkan aku bisa menyandang sebagai kekasihmu?" Ucap rafa.

Nas tersentuh dengan ucapan rafa. Namun tidak tau kenapa, nas masih belum bisa mengeluarkan kata, ya aku percaya penjelasan rafa. Atau ya aku mengerti kondisi rafa. Rasa nya ada yg salah di balik ini semua.

"Nas, bagaimana?" Tanya rafa kembali yg membuyarkan lamunannya dari apa yg dipikirkannya saat ini.

"Kak, kalau boleh jujur aku sudah mulai nyaman bersama mu. Tapi sampai sekarang aku masih belum bisa memberikan jawaban yg tepat. Seperti ada yg salah" ucap nas.

"Gimana kalau kita mencoba dulu nas? Setidaknya untuk beberapa bulan ini. Kalau rasa mu atau rasaku tidak ada perasaan lebih dari batas teman, maka jawaban kamu ke aku adalah meninggalkan ku" ucap rafa.

"Baiklah, mari kita coba kak. Aku harap berjalan dengan baik hubungan kita" ucap nas pada akhirnya.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang