Kebenaran Terungkap

3K 171 6
                                    

》》"kamu nggak apa apa nas?" Tanya seseorang tersebut.

Nastusha tidak mampu berkata apa apa lagi. Bahkan menjawab pertanyaan dari seseorang tersebut dia tak mampu menjawabnya.

"Heyy, sayang. Kamu harus bertahan" ucap seseorang tersebut.

"Shit, der. Lo tunggu sini. Jaga nastusha. Gue panggil Al dulu" yang dijawab anggukan oleh derian.

"Bangsat lo raf!! Beraninya lo nyakitin adek gue" ucap Al dengan emosinya yang membabi buta.

Al terus memberi bogem mentah dengan Rafa. Emosi Al sungguh sudah diluar batas. Al hendak membogem nya lagi, namun tiba tiba datang seseorang yang menahan amukan Al.

"Cukup Al"

"Lepaskan!! Nggak ada kata cukup untuk orang yang menyakiti adek gue" ucap Al.

"Listen! Sadar!! Adek lo butuh lo Al" ucap seseorang tersebut.

Seseorang itu memaksa badan Al untuk berputar. Melihat gimana keadaan adeknya sekarang.

Al yang sudah melihat kondisi adeknya, perih rasanya. Dia merasa gagal sebagai kakak untuk menjaga adek satu satunya itu.

"Nastusha membutuhkan lo Al. Bawa dia kerumah sakit. Urus dia. Biar Rafa yang menjadi urusan gue disini"

"Tapi dia berurusan sama keluarga gue. Biar rendra yang urus. Gue akan bawa Nastusha. Ren..."

"Lo lupa Al? Dia juga musuh gue. Dia begini juga karna ingin balas dendam sama gue. Lo lupa dia nyaris buat gue mati"

Al terdiam. "Baiklah. Gue serahkan bajingan ini ketangan lo rel. Gue urus Nastusha" ucap Al.

Al membopong adeknya. Dan segera membawa Nastusha pergi dari lokasi yang sudah membuatnya begini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Astagaa Al. Ada apa ini? Kenapa Nastusha bisa masuk rumah sakit?" Ucap mama nya Al dan Nastusha.

Al menghubungi ke dua orangtuanya. Kedua orangtuanya harus tahu kondisi Nastusha. Bahkan kedua orangtuanya harus ada disaat kondisi Nastusha sekarang memprihatikan.

"Mam, tenang dulu. Nastusha pasti baik baik saja"

Tiba tiba dokter keluar...

"Gimana keadaan adek saya dok?" Tanya Al yang sangat mengkhawatirkan adeknya.

"Luka luka nya untungnya tidak ada yang dalam. Tidak ada yang berbahaya. Cuma jadinya mentalnya menjadi dalam pengawasan kami. Dia mengalami depresi. Dari tadi kami mencoba untuk berbicara dengannya, namun dia hanya bisa diam"

"Saya meminta agar keluarga terus bantu dia dengan ajak dia bicara. Bantu dia untuk melupakan kejadian kejadian yang mungkin buat dia jadi begini. Saya juga akan meresepkan beberapa obat yang bisa membantu dia tenang juga" ucap dokter itu dengan lantang.

"Terimakasih dok. Kami akan berusaha" ucap Al.

"Kami dari pihak rumah sakit juga akan berusaha" ucap dokter tersebut sambil menepuk bahu kanan kepala keluarga Mcqueenzee tersebut.

Dokter tersebut adalah dokter kepercayaan keluarga Mcqueenzee. Bahkan beliau tau hal ini pasti terjadi menyangkut tentang dunia bisnisnya.

Tapi yang menjadi keterkejutan dokter tersebut adalah, selama ini beliau tidak pernah melihat anak bungsu keluarga Mcqueenzee terluka. Apa lagi menyangkut soal bisnis.

Tapi itu juga tidak menjadi urusan beliau lebih lanjut. Walau dia pun adalah teman dekat Tuan Mcqueenzee bahkan sejak mereka duduk dibangku SMP.

"Ada apa ini Al. Kenapa bisa seperti ini?" Tanya si pemilik nama Mcqueenzee itu.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang