BAB 34

8.9K 296 43
                                    

》》Hari ini, aku memulai hari ku kembali seperti biasanya dengan aktifitas di kantor.

Melupakan semua yang sudah terjadi, melupakan sakit yang masih tertanam, dan melupakan kesedihan.

Untuk hari ini aku memulai hari ku dengan senyuman.
.
.
.

Aku telah selesai sarapan dan sekarang berada di jalan bersama seseorang yang selalu setia bersama ku. Yang selalu setia mengantar dan menjemputku dengan selamat.

Yaitu Kakak ku, kak Alboin Mcqueenzee. Siapa yang tak kenal dia. Seorang pengusaha papan atas setelah papa. Bahkan semua orang menyeganinya.

Dalam dunia bisnis, dia terlihat dingin, tegas, dan harus sesuai dengan kemauannya, kalau tidak, tidak bisa bekerja sama dengannya.

Di perusahaan dia adalah pemimpin yang terkenal humble tapi tegas. Disiplin. Dan menganggap bahwa seluruh karyawannya adalah aset. Walau begitu tidak menutup kemungkinan untuk seorang Al memberikan kesempatan bagi karyawan nya untuk tidak disiplin. Karna dia terkenal disiplin dalam hal ketepatan waktu, ketepatan dalam bekerja. Termasuk orang teliti lah.

Namun di tengah tengah keluarga. Kak al adalah orang yang paling penyayang. Dia bahkan harus tau kondisi 1 wanita dan 1 gadis yang dia punya di rumah.

Bila mama lama pulang, karna urusan di butik, dia akan menjemput mama agar mama segera pulang. Bila mama lama pulang karna arisan, al akan menelponnya terlebih dahulu untuk menjemput mama agar bisa pulang.

Sedangkan aku, dia akan selalu menyempatkan waktu untuk menjemput dan mengantarku kemana pun aku mau pergi. Terkadang aku kasihan sama mang cecep, karna dia selalu mengeluh dengan ku, "apalah gunanya saya dipekerjakan sebagai supir enon, toh mas Al selalu ngantar enon". Begitulah kira kira.

Namun begitulah kak Al. Kak Al akan membiarkan aku dengan mang cecep kemana pun aku pergi ketika dia bener bener sibuk dan lagi dinas keluar.

Baginya, ketika dia pulang, aku dan mama harus sudah ada di rumah. Kalau tidak, hp kami akan selalu berdering dan menjemput kami agar segera pulang dengan selamat. Mau seberapa capek nya kak Al.

Dengan papa? Kak al sama papa sama sifatnya. Terlalu posesif dengan wanita yang dia punya. Dan sama sama pengusaha yang sibuk. Sehingga mereka masing masing tidak saling memperlihatkan perhatian mereka secara langsung.

Seperti kalau papa belum pulang, kak al tidak mempermasalahkan itu. Atau kak al dinas ke luar. Dan tak ikut makan bersama dimeja makan, bahkan papa tidak menanyakan keberadaan kak al.

Terkadang aku bingung lihat mereka berdua. Namun sejujurnya mereka saling melindungi satu sama lain di belakang.

Seperti dalam hal membantu dunia bisnis. Membantu satu sama lain, diam diam. Tapi pada akhirnya tau. Cuma tidak pernah mengucapkan terimakasih.

Seperti juga ketika ulangtahun. Papa dan kak al orang yang selalu ingat ulangtahun anggota keluarga. Mereka nggak pernah lupa memberi kado dan merayakannya walau itu terkadang mereka tidak ikut merayakannya.

Yang pasti aku beruntung memiliki papa, mama dan kakak ku satu satunya. Kak alboin.

"Makasih kakak ku sayang" ucap ku ke kak al sambil mencium pipi kak al. Sehingga kak al terkejut, karna biasanya kak al lah yang mencium keningku hehehe.

"Tumben" ucap kak al.

"Lagi pengen aja cium pipi kakak ku ini. Hati hati ya kak. Yang semangat kerjanya" ucapku semangat.

Aku langsung keluar dari mobil. Namun tiba tiba kak al keluar dari mobil dan turun. Kak al mendatangiku. Dia mengelus rambutku serta mengelus pipiku.

"Adik kakak kenapa?" Tanya nya yang gemas melihat ku seperti ini.

"Nggak apa apa kak. Aku hanya mau memulai hari ku lebih bahagia. Melupakan semua keluh kesahku" ucapku menjelaskan.

"Kakak senang kamu tersenyum begini lagi. Dengar, dan ingat. Kakak selalu ada untuk mu, oke?" Ucap kak al, si malaikatku.

Aku menjawab dengan anggukan dan dicium kening oleh kak al. Namun baru kusadari ternyata ada beberapa orang kantor yang mau memasuki gedung atau yang baru datang menatap kami.

Ada yang menatap jijik, ada yang menatap heran, ada yang menatap aneh.

"Hey bro" ucap kak rafa.

Yap, kak rafa baru saja sampai. Dan langsung menyamperi aku dan kak Al.

"Hey, how are you bro?" Tanya al.

"Seperti yang lo lihat" ucap rafa.

"Btw, elo sibuk?" Tanya rafa.

"Hmm, hari ini tidak. Aku hanya mau terjun kelapangan sebentar habis itu mau nemeni nyokap ke toko kain. Whats the problem?" Tanya Al.

"I need your time"

"Now?" Jawab al.

"Yes" ucap rafa.

"Oke sure. Come on" ucap al.

Dan aku, kak rafa, kak al berjalan beriringan. Kak al menggandengku selama berjalan memasuki gedung perusahaan kak rafa.

"Oke kalau gitu, aku keruangan duluan ya kak"

"Oke sayang, nanti telf kakak kalau mau pulang"

"Sip"

Dan aku pun melenggang pergi meninggalkan kak rafa dan kak al.
.
.
.
.
.

Aku memasuki ruangan seksi pelayanan. Baru saja aku ke toilet sebentar, meninggalkan ruangan ini. Namun ada apa ini semua ribut??

Mereka menatap ku. Namun bukan menatap tajam ataupun jijik. Bahkan ada yang menyapa ku yang seperti biasanya tidak sama sekali.

Tiba tiba datang Mbak nia dan kak thomas. "Nas, kamu buruan keruangan meeting deh" ucap kak thomas kepadaku.

"Kenapa tu kak?"

"Itu si tania" jawab mbak nia.

"Tania kenapa?" Tanya ku bingung.

"Diruangan meeting ada kakak kamu, pak Alboin mcqueenzee, pak rafa, dan pak farrel. Mereka sekarang sedang menyidang tania"

"Ha?" Aku segera berlari. Ingin melihat situasi disana. Memastikan apa kah yang dibilang oleh mbak nia bener adanya?

Ternyata bener adanya yang dibilang oleh mbak nia dan kak thomas. Sekarang diruang meeting sudah di kerumuni oleh seluruh karyawan. Dikarenakan ruangan meeting memakai kaca sebagai pembatas, sehingga aku dapat melihat sekarang posisi tania yang sedang duduk di tengah tengah para petinggi tersebut.

Bahkan aku melihat tania menunduk takut dan mengeluarkan air mata. Aku meminta permisi kepada karyawan yang mengerumuni pintu masuk. Ketika mereka mendengar aku datang, mereka semua pada minggir dan sopan padaku. Aku bingung, ada apa ini semua.

"Emang anda siapa? Dan apa pangkat anda bisa memperlakukan adikku seperti itu? Setelah tau bahwa aku kakaknya, dan bahwa kami dari keluarga mcqueenzee anda mau gimana ha??" Bentak kak al.

Aku terkejut mendengar hal itu. Aku segera mendekat untuk menyudahi ini. Aku kasihan lihat tania.

"Kak, ada apa ini?" Tanya ku.

Kak al, kak Rafa dan kak farrel pun sama sama melihatku.

"Good. Supaya kalian semua tau yaa. Termasuk yang diluar" kak al berteriak dan menarikku lebih dekat dengannya.

"She is my sister. My little sister, my princess for me, my everything for me,  for mcqueenzee family"

"Nobody can hurt my sister. Kalau pun ada, seumur hidupnya akan menderita ditangan ku" ucap kak al yang sudah emosi. Muka nya sudah memerah, matanya membesar, urat urat nya kelihatan karna emosi dan geramnya.

Seluruh karyawan yang mendengar dan melihatnya pada ketakutan. Mereka tau betul gimana seorang mcqueenzee dimata mereka dan dimata masyarakat.

Tidak ada satupun yang bisa menyakiti anggota keluarga mcqueenzee kalau tidak ingin dihancurkan.

Oh God, aku tau seberapa sayangnya kakak ku ini dengan ku. Tapi aku berharap tania tidak akan di apa apain, mengingat bagaimana dulu kakak ku menghancurkan orang orang yang menyakiti ku.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang