BAB 44

6.2K 220 21
                                    

》》"hai, morningg sayang kakak" sapa Al dipagi yang cerah ini.

Al povv..

Sedih melihat dia, adik ku yang sangat aku sayang. Yang aku jaga selama ini. Benar benar seperti melihat barang berharga yang dirusak orang itu, rasanya pengen beri kematian menyeramkan untuknya.

Tapi sekarang bukan urusan ku dulu untuk melenyapkan lelaki bangsat itu. Prioritas ku sekarang adalah, gadis di depan ku sekarang.

Sudah 5 hari dia hanya berdiam diri dikamar. Mengurungkan dirinya dikamar. Diajak keluar tidak mau.

Hari pertama, diajak ngomong sedikit pun nastusha tidak mau. Kerjaannya tidur,nangis, makan tidak mau, mandi tidak mau.

Hari kedua, setelah rafa datang dan membujuknya, dia mau mandi, dia mau makan tapi tidak mau makan dibawah, dimeja makan. Namun masih suka termenung lama, orang bicara masih sering diabaikan, malam malam dia masih menangis. Karna keesokan paginya, aku membawa sarapan mata bertambah bengkak.

Hari ketiga rafa datang kembali, menemani dia. Mengajaknya berbicara hal lain. Hal hal yang membuat dia senang. Bahkan sorenya rafa kembali datang sepulang kerja sambil membawa dave. Mereka bertiga menghabiskan waktu bersama sampai nastusha tertidur dikamar, baru mereka pulang.

Hari keempat, rafa tidak datang. Namun dave tetap datang menemani. Menonton film film di netflix. Film film action kesukaan nas. Berbincang lucu lucu dengan dave. Main catur, main uno. Pokoknya dave membantu nya untuk melupakan kegiatannya untuk melamun.

Namun, dave harus kembali syuting di jam 3. Sehingga jam 2 dave sudah pamit pulang. Giliran ku menemani nastusha. Sampai Rafa datang sore ini. Karna biasanya rafa selalu datang menemaninya.

Hari ke lima. Nas, tetap mau makan dan mandi. Namun jadi terulang kembali, melamun lagi dan lagi. Kemarin sore, sampai malam, nas dan al menunggu kedatangan rafa. Namun rafa tak kunjung datang hingga pagi ini.

Padahal biasanya al pasti menyempatkan waktu nya untuk datang menemani dan menghibur nas sebelum dia kembali berangkat jam 11 ke kantor.

Nas terlihat merasa kesepian. Kembali aku datang menemaninya. Aku duduk di tepi kasur sama seperti posisi nas sekarang.

Nas menatap ku, aku pun menatapnya kembali. "Kak? Kak rafa kok nggak datang?" Tanya nastusha.

Aku yang mendengar itu pun langsung khawatir. Adekku mencari nya. "Bentar ya dek. Kakak coba untuk telf rafa".

Aku segera menelf rafa. Udah sampai deringan ke 8. Rafa tak kunjung mengangkat telf ku.

"Kak, sudah. Mungkin kak rafa sedang sibuk. Nas hanya sekedar bertanya" ucap nas.
.
.
.

Esoknya, pagi yang cerah membangunkan al dari tidurnya. Dia mendengar suara tawa dari bawah. Al segera bangun, bangkit, beres beres.

Al menuruni anak tangga. Dilihatnya ada nastusha si adek kesayangannya, rafa dan juga Dave.

"Hai, morning bro. Baru bangun lu jam segini he???" Ucap Al.

"Elu yang datangnya ke pagian. Loh udah pada sarapan?" Tanya Al.

"Sudah bro. Tadi aku bawa bubur ayam. Nih makan, masih ada untuk elu tu. Untung kami ingat lu, kalau nggak udah kami habisin tu bubur. Kelamaan sih dia bangun. Hahahaha" ketawa Al yang diikutin ketawa ringan dari nas dan dave.

"Sialan lu. Raf, bisa kita ngomong sebentar?" Ucap Al.

"Sure bro. Bentar ya nas. Dave temeni nas dulu" ucap rafa.

"Sipp" kata dave sambil mengacu kan jempol.

Al dan Rafa pun berjalan ke arah dapur sambil menyiapkan sarapan buburnya yang sudah dibeli rafa.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang