BAB 50

5K 202 6
                                    

》》Al emosi. Dia tidak menyangka bahwa Rafa tega melakukan hal itu kepada nastusha.

Al segera terbang memakai jet pribadi milik keluarga mereka. Al ke Indonesia untuk melihat keadaan Nas.

Nas sekarang sedang di mansion kebesaran keluarga Mcqueenzee di Indo. Nas sudah 2 hari kelihatan murung, lemas, tak berselera makan.

Sehingga terjadilah ketidak tegaan mang cecep dan berakhir memberitau Al selaku kakak nas.
.
.
.
.

"Mang, apa aku lebih baik ke tempat Rafa dulu?" Tanya Al kepada mang cecep yg sekarang sudah bersama.

Al sudah sampai Indo dan di jemput mang cecep.

"Sepertinya den harus bertemu non dulu. Non membutuhkan den Al. Tenangkan dia dulu den" ucap mang cecep memberi nasehat.

"Baiklah. Mari kita ke mansion mang"
.
.
.
.

"Kakak?"

"Hai adek kakak. Kok muka nya lesu gini? Kamu sakit dek?" Tanya Al khawatir.

"Nggak kak. Aku hanya sedang kurang enak badan. Mungkin kecapekan" ucap nastusha.

"Are you sure?" Tanya Al kembali memastikan.

"Sure kak. Kakak ngapain ke Indo? Ada urusan?"

"Iya, ada urusan kerjaan disini yg harus ku bereskan dek. Hm kalau gitu kamu banyak istirahat. Kalau sudah baikan, baru kita ke NY lagi oke?" Ucap Al kepada adeknya.

"Baiklah kak".
.
.
.
.
.
.

"Ren,hubungi rafa. Buat waktu untuk bertemu" ucap rafa.
.
.
.
.
.

Lantunan lagu dari Christian Bautista memenuhi gedung ini. Design gedung yg menyerupai gaya mexsico ini mampu membuat cafe ini sempurna.

"Eh hai bro" ucap rafa ketika melihat Al sudah memasuki cafe.

Al datang mendekat. Namun mukanya tidak bersahabat. Tangan di kepal, gigi menggeram setelah melihat rafa.

Dan BUGH

Al memberi bogem ke rafa.

"Lo gila ya raf. Selama ini gue menganggap lo lelaki berbeda. Lo lelaki baik dan gue izini untuk lo ngedekati adek gue. Kalau lo udah menyerah akan dia, bukan begini caranya raf" ucap Al.

Darah segar keluar dari ujung bibir seksi milik rafa. Rafa tau maksud dari Al. Semua pengunjung cafe pun ikutan terkejut melihatnya.

Al sadar bahwa sekarang ia dan Rafa menjadi bahan tontonan. Bahkan ada yg merekam. Al semakin menggila emosinya.

"Lo lo pada, yg ngerekam kejadian ini. Gue perintahkan untuk menghapus nya segera. Kalau tidak, lo tau akibatnya dari gue. Lo lo pada tau pasti gue siapa kan? Kalau sempat lo pada ketahuan membeberkan kejadian hari ini, siap siap lo sengsara selama lo hidup di dunia ini" ucap Al yg sudah geram.

Semua pengunjung cafe ketakutan. Yg tadinya merekam, segera menghapus video itu dari hp mereka. Bahkan pemilik cafe sendiri tidak mampu mengusir al dan rafa yg telah buat keributan.

"Ren, lo urus mereka" ucap Al.

Al beranjak dari cafe tersebut. Al sudah tidak tahan lagi dengan emosinya. Lebih baik dia meninggalkan cafe ini dari pada emosinya mengantarkan rafa ke liang lahat.

"Tunggu Al" ucap Rafa.

"Gue harus jelasin dulu. Mari kita bicara".
.
.
.
.
.
.

"Non, non yakin mau keluar sedang sakit begini?" Tanya mang cecep yg khawatir.

"Nggak apa apa mang. Aku sudah merasa baikan sekarang. Dari pada dirumah aja. Aku bosen mang" ucap nas menjelaskan.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang