Keputusan Farrel

10.4K 256 7
                                    

》》 Pagi sudah datang, jam menunjukkan pukul 07.00. Namun nastusha masih tertidur pulas di kasur kebanggaannya.

Mama nastusha datang, membuka jendela kamar nastusha. Membiarkan sinar matahari pagi masuk.

"Sayangg, bangun ih. Udah jam berapa ini?" Ucap mama nastusha lembut.

"Hmm, ntar lagi mam. Kan masih libur semester juga. Aku mau puasin tidur lama" kata nastusha.

"Eh, nggak baik anak gadis lama bangun. Ayook bangun, dibawah sudah nunggu Feby dan Farrel. Kak Al juga menyusul nanti, mereka menunggu untuk sarapan bareng dengan kalian. Buruan ah" ucap mama nastusha.

Nastusha terkejut, mendengar apa yang barusan diomongin mamanya nas. Dalam rangka apa Feby dan Farrel ke rumah untuk sarapan bareng?

Nas segera bangkit dan mandi setelah mamanya keluar dari kamarnya.
.
.

Nastusha sudah segar kembali, sudah selesai mandi, dia memoleskan sunscreen di wajahnya, dan memakai pelembab bibir yang ada rona merah nya untuk bibirnya yang tampak kering.

Serta memakai baju lengan panjang yang pendek, pas ditubuh dan pas diatas pinggang. Sehingga masih terlihat sedikit perutnya yang rata dengan dipadu padankan celana hitam pendek sepaha yang memperlihatkan kakinya yang jenjang, putih dan mulus. Tidak lupa dengan kunciran rambutnya.

Nastusha siap turun kebawah. Ketika dia menuruni tangga menuju meja makan, dia telah melihat farrel, feby dan kak Al disitu.

"Morning" ucapku yang tidak riang namun tidak lesu juga. Sejujurnya aku malas banget sarapan bareng dengan mereka. Namun apa daya, perintah mama tidak pernah sanggup aku tolak.

"Morning nas" ucap feby.

Kak Al berdiri dan mengecup kening nas, kebiasaan Al setiap paginya ketika ketemu nas di meja makan, atau dimana pun. Sebagai bentuk dan tanda dia sangat menyayangi adiknya. "Morning sis" ucap Al.

Namun tidak dengan farrel. Farrel tidak merespon sapaan ku. Dia hanya memilih untuk menatapku sekilas dan memberi kan senyuman alakadarnya.

Rasanya hati ini sakit sekali. Ingin rasanya aku menangis di depannya, menunjukkan bahwa tersiksanya aku akan perilaku dia yang dingin itu. Kemana semua farrel yang mencintainya itu?

Mereka sibuk mengambil menu sarapan yang telah di hidangkan dimeja makan.

"Ada gerangan apa feb, lu sarapan di rumah kami?" Tanya nastusha.

"Haha iya nih nas. Tadi aku awalnya mau ngajak tante nemeni aku dan Farrel ke boutique yang disaranin tante untuk membuat gaun pengantin ku. Teruskan si Farrel Jasnya harus diganti. Awalnya udah aku persiapkan, ternyata tidak cocok dengan tema perkawinan kami nanti yang sudah ditetapkan bersama WO. Ya jadilah kami berencana buat baru di boutique yang disarankan tante. Terus di ajak tante deh sarapan dulu disini." ucap feby menjelaskan.

"Iya nas. Ntar kalau kamu nikah nanti, kamu juga akan membuat gaun pengantin di boutique langganan mama ini. Bagus pokoknya designnya" ucap mamanya nastusha dengan lantang.

Sedangkan nastusha seolah olah tersayat hati nya mendengar ucapan mamanya kalau nikah nanti?

Bahkan orang yang diinginkannya untuk menikahinya lebih memilih untuk menikah dengan orang lain.

Oh iya, itu bukan orang lain. Sahabatnya tepatnya.

Tiba tiba Al berbicara, mengalihkan, seolah olah tau kalau nastusha sedang menahan sedih nya ketika mendengar ucapan mamanya,

"By, emang kamu sudah siap nikah muda?" Tanya Al.

Aku terkejut mendengar pertanyaan kak Al. Namun aku juga tidak bisa melarang kak Al. Mungkin kak Al, ingin mengetahui apa jawaban dari feby soal pertanyaan kak Al.

"Aku siap kak. Dan harus siap. Bahkan karna farrel suami ku nantinya, aku makin bersiap diri sebagai istrinya" jawab Feby dengan riang.

"Kamu nikah atas dasar cinta?" Tanya Al.

"Iya dong kak. Kalau bukan karna cinta sama Farrel, aku mana mau menikah dengannya" balas Feby dengan senyuman sambil memegang tangan farrel yang terpampang di meja.

Farrel yang dipegangi tangannya lembut oleh Feby, terkejut dan langsung menatap ke arah feby. Farrel melihat senyuman manis feby. Farrel pun ikut tersenyum bersama Feby.

Bahkan nastusha melihatnya merasakan bahwa mereka benar benar saling mencintai.

"Emang kamu yakin Farrel mencintai mu juga?" Tanya Al kembali yang menimbulkan suasana panas di meja makan.

Farrel dan aku yang mendengar pertanyaan kak Al terkejut dan spontan menatap kak Al.

Aku mencari arti, apa maksud dibalik pertanyaan kak al.

"Kamu kenapa sih nak? Kok tanya nya begitu?" Tanya mama Al.

Feby tetap dengan senyuman indah menjawab pertanyaan Al.
"Tentu dong kak. Farrel mencintaiku. Iyakan sayang?" Tanya feby untuk memastikan jawaban farrel di depan kami semua.

Farrel menjawab nya dengan sigap dan lantang, "iya sayang"

"Aku mencintai Feby Al, dan kurasa itu bukan hal yang harus ditanya lagi. Melihat keseriusan ku untuk memilih menikah dengannya adalah bukti aku mencintainya" ucap Farrel kembali dengan lantang.

Bahkan nastusha yang mendengarnya terkejut. Rasanya seluruh darah ini mengalir cepat. Panas rasanya tubuh nastusha mendengar ucapan farrel tadi.

"Sudah sudah Al pertanyaannya. Kamu ini" ucap mama Al.

"Udah biarin mam. Mereka udah besar. Pasti sudah pintar menilai pertanyaan Al. Lagian Al kakak nas dan feby. Wajar dia berkata seperti itu ke feby" ucap papa Al. Dan langsung bangkit sambil memberi kode ke mama Al bahwa papa Al mau berangkat kerja.

Tinggallah di meja makan, Feby, Farrel, nas dan Al.

"Menurut mu feb, apa Farrel tidak pernah nakal sedikit pun? Selama kalian berpacaran?" Tanya Al kembali.

Farrel yang rasanya sudah panas dengan pertanyaan pertanyaan Al rasanya ingin membogem mentah Al sekarang juga. Namun disurutkan emosi farrel dengan genggaman Feby.

"Aku tidak menutup kemungkinan seorang farrel tidak nakal di belakang ku atau pun di depan ku. Karna aku tau dia lelaki normal. Aku hanya menilai itu sebagai bentuk dia adalah lelaki normal" ucap feby seolah olah membela farrel.

"Tapi bagaimana pun intinya adalah, dia tetap berlabuh hati kepada ku. Tetap memilih ku dari pada wanita penggoda diluar sana" ucap feby sarkas sambil menatap Al dan terakhir menatap nas tajam.

"Oh come on. Belum cukup dengan jawaban ku kak?" Tanya Feby kembali.

"Sayang, jawab pertanyaan kak al. Supaya kak Al yakin terhadapmu. Wajar dia kakak ku juga" ucap feby.

"Aku akui, aku pernah nakal. Tapi aku tetap memilih Feby. Karna aku hanya mencintai feby. Karna aku hanya mau membangun keluarga kecil ku nanti bersama Feby. Bukan dengan wanita lain" ucap Farrel sambil menatap Al tajam dan menatap nas sekilas.

Al menggeram. Tangan nya sudah menggeram di bawah meja sana. Kalau bukan karna nas menahan tangan Al untuk mengeluarkan emosinya, mungkin Al sudah mendaratkan bogeman ke Farrel.

Nastusha yang mendengar ucapan Farrel merasa seperti tertusuk pisau tajam. Sakit. Bahkan sekarang rasanya nastusha nggak sanggup lagi menahan air mata nya.

Air mata nastusha lolos seketika itu juga. Nas, yang sudah sadar air mata nya telah lolos begitu saja, langsung berlari ke atas, menuju kamarnya. Meninggalkan Feby, Farrel dan Al.

Al yang melihat nastusha pergi, sadar bahwa hal itu sudah menyakitkan hati adik kesayangannya.

Al pun beranjak dari meja makan tersebut dan memilih meninggalkan feby dan farrel di meja makan tersebut. Al pergi menyusul nastusha. Dia ingin segera memeluk adik kesayangannya itu.

Sementara itu di meja makan tinggal Farrel dan Feby. Farrel yang sudah sadar tidak ada siapa siapa lagi di situ, memilih untuk melepas tangan Feby yang sedari tadi di genggam. Dan beranjak dari meja makan tersebut.

Sebelum farrel betul betul jauh meninggalkan feby, "ingat farrel, aku nggak akan main main untuk menyebarkan foto gadis yang kau cintai itu" ucap feby mengingatkan akan ancaman yang terus dia ucapkan sebagai senjata ampuh menahan farrel tetap menjadi miliknya.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang