Kehilangan

3.2K 156 4
                                    

》》Mobil sedan putih melaju dengan kecepatan 60km/jam. Melintasi jalan dengan keadaan rintik hujan.

Setelah diberitau tempat untuk mereka bertemu, nastusha segera bergerak menuju lokasi. Bahkan licinnya jalan tersebut tak buat diri nastusha takut melintas. Bahkan kecepatan mobilnya semakin cepat.

Nastusha sudah sampai di lokasi yang telah di tentukan. Di sebuah rumah besar. Dia memberhentikan mobilnya, dan segera turun.

Nastusha sebelum memasuki rumah tersebut, dia mencoba menelf nomer yang tadi siang menghubunginya. Nastusha hendak memberitau bahwa dia telah sampai di lokasi yang telah diberitau kepadanya. Namun tidak diangkat.

Nastusha mencoba kembali. Sampai sudah terhitung 4 kali sambungan. Namun belum juga diangkat. Nastusha coba dengan menekan bel rumahnya. Berbunyi. Namun tidak ada gerak gerik orang yang terdengar.

Nastusha kembali mencoba untuk mengedor pintu rumah tersebut. Sempat ragu untuk melakukannya karna takut mengganggu atau tidak sopan. Namun bel rumah sudah dibunyikan sebanyak 8 kali. Namun tetap tidak ada jawaban.

Kedoran pintu yang sudah lama dilakukan nastusha pun tidak mendapat jawaban. Nastusha akhirnya kehabisan kesabarannya. Membuka pintu perlahan.

"Halooo... ada orangkah?" Tanya nastusha ketika dia sudah mulai memasuki ruangan. Nastusha mengedar pandangan ke sekeliling rumah. Tidak ada orang.

Rumah besar ini sepi. Tidak ada satu pun batang hidung orang kelihatan dirumah ini. Nastusha terus memanggil pemilik rumah.

Namun tiba tiba nastusha mendengar suara langkah kaki yang pelan. Walau pelan tapi nastusha masih mampu mendengarnya. Mengingat rumah ini tidak berpenghuni dan sepi. Sehingga suara langkah kaki yang kecil pun kedengaran.

Nastusha hendak melihat kebelakang untuk melihat sosok orang yang semakin lama langkahnya semakin mendekat. Namun....
.
.
.
.
.

"Malam mbok" sapa Al ketika dia telah pulang dari kerjanya.

"Malam den. Langsung makan atau mandi dulu?" Tanya Mbok nem. Si pembantu rumah yang setia kepada keluarga Mcqueenzee.

"Hm mandi dulu deh mbok. Gerah ni" ucap Al yang hendak ke kamarnya.

"Oh iya mbok, nastusha udah pulang?" Tanya Al.

"Belum den. Daritadi juga mbok nunggu non nastusha. Tapi sampai sekarang belum pulang" ucap mbok nem dengan ekspresi khawatirnya.

Al yang mendengar perkataan mbok nem pun langsung khawatir. Dia keluarkan ponselnya dan langsung mendial nomer yang kalian tau siapa yang dimaksud.

"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif" Al kalang kabut. Dia khawatir. Bahkan nomer nastusha tidak aktif.

"Kok tidak aktif ya. Nggak biasanya nastusha meng non aktifkan nomernya" ucap al yang khawatir.

"Duh den, jangan buat mbok khawatir deh" ucap mbok nem yang sudah mulai kalang kabut.

"Mbok yakin nastusha belum pulang. Nanti mbok yang nggak lihat kalau dia udah pulang" ucap al.

"Yaampun den, mbok selesai masak itu jam 5 sore. Langsung mandi. Setelah mandi mbok cek cek kamar den al dan non nastusha untuk memastikan sudah rapi apa belum dikerjakan yang lain. Terus setelah itu mbok hanya duduk di depan santai santai sambil nunggu non nastusha dan den Al. Tapi sampai sekarang sudah jam 10 belum juga balik den" jelas mbok nem panjang lebar.

Al hanya diam. Dia kembali mendial nomer seseorang di ponselnya. "Lah nomer rafa juga nggak aktif" ucap al setelah mendial nomer rafa.

"Sedang bersama kali mbok mereka. Ini kompakan nggak aktif nomernya" ucap al meyakinkan mbok nem agar tidak khawatir. Al tau, mbok nem kekhawatirannya melebihi mamanya.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang