》》"makasih ya kak tumpangannya pagi ini" ucap nastusha kepada Al.
"My plesure sayang kakak" balas Al sambil mencium kening adiknya.
Nas turun dari mobil dan berjalan memasuki gedung. Sedangkan Al sudah melaju setelah nastusha turun.
"Itu tadi cowo dari mana lagi lo dapat" ucap tania sinis. Iyapp, si tania, gadis yang memperebutkan Rafa ketika memilih team.
"Ha?" Jawab nastusha bingung yang tidak mengerti maksud tania.
"Nggak usah pura pura bego deh. Elu dibayar berapa sih bisa dapat cowo keren dan tajir tajir semua?" Tanya tania sinis dengan suara lembut dan pelan. Seolah olah bahwa hal itu supaya tidak ada karyawan lain yang tau.
Sedangkan nastusha sudah emosi dan plakkk tamparan pun mendarat di pipi mulus tania.
"Jaga mulut lu ya. Percuma kerja di perusahaan bagus begini, tapi elu tetep bego. Kok bisa kerja disini sih" ucap nastusha
"Eh lo berani berani nya sama gue" ucap tania sambil mendorong nas.
Namun nas tidak mau kalah. Sehingga nas pun kembali mendorong tania, namun tania terjatuh.
"Ada apa ini??" Suara seseorang terdengar.
Nastusha dan Tania yang mendengar suara tersebut pun langsung menatap ke arah suara itu berasal. Ternyata itu adalah rafael. Yang baru datang. Bersamaan dengan farrel juga.
"Ini pak, saya di dorong nastusha. Gimana sih anak magang ini. Baru juga magang tapi kelakuan bar bar" ucap tania mencari perhatian rafa dan dibantu rafa berdiri.
"Betul itu nas?" Tanya rafa kepada nastusha.
"A.. aku emang mendorong dia, tapii..." belum juga nastusha selesai bicara namun sudah disambet oleh tania duluan.
"Tuh kan pak. Dia keterlaluan. Mendorong saya. Kaki saya jadi sakit ni pak" rengek tania kepada rafa.
"Nanti setelah saya meeting pagi, kamu ke ruangan saya nas" ucap rafa yang setelah itu melenggang pergi dan membantu tania berjalan.
Nastusha hanya menatap punggung rafael. "Aku kan belum selesai ngejelasinnya kak"
"Aku lihat kok tadi semua" ucap farrel dari belakang yang menyadarkan nastusha.
"Gadis itu kan yang mulai duluan? Aku dari tadi duduk di loby itu. Dan melihat semuanya seperti apa. Bahkan gadis itu terjatuh bukan karna dorongan mu tapi karna dia tersandung oleh heelsnya. Am i right?" Ucap farrel.
Nastusha hanya mengangguk dengan muka sedihnya.
"Udah, nggak usah dipikirkan. Nanti aku yang akan menjelaskan ke Rafa" ucap farrel menenangkan nastusha.
Nas melihat farrel. Ada kesungguhan dalam raut wajahnya. Namun nas kembali mengingat kesakitan itu, dan memilih untuk melenggang pergi dan meninggalkan farrel.
Sedangkan farrel dari jauh hanya bisa menatap nastusha, "sampai kapan kamu mengabaikan ku nas?" Ucap farrel.
.
.
."Nas ini proposal yang akan di serahkan nanti ke pak farrel soal event kita. Aku tak bisa hadir ya. Soalnya aku harus nemeni orangtua yang masih dirumah sakit" jelas nia.
"Iya mbak. Tak apa apa. Nanti nas yang menjelaskan ke pak farrel. Btw gimana sekarang keadaan orang tua mbak?" Tanya nas prihatin.
"Kemungkinan besok baru bisa pulang nas. Makanya hari ini aku mau fokus jaga beliau. Dan besok kemungkinan aku juga cuti" jelas nia kepada nastusha.
"Btw, gimana sih cerita mu itu dengan si tania?" Tanya nia.
Nastusha sebenarnya sudah tidak terkejut lagi kalau kejadian tadi pagi akan menyebar cepat ke satu kantor. Melihat bagaimana sikap tania.