BAB 42

5.6K 209 16
                                    

》》 "ada apa ini??" Tanya nas, yang sekarang sudah di rumah sakit, di depan ruang UGD.

Dia datang bersama Rafa. Setelah mendengar kabar dari mommy nastusha, nas langsung segera meluncur ke rumah sakit.

Kebetulan nas sedang bersama Rafa. Menemani Rafa meeting dengan beberapa pemegang saham untuk project baru nya Rafa.

"Mom,kakak kenapa? Kok bisa dilarikan dirumah sakit?" Tanya nastusha. Suara nya bergetar. Karna sampai sekarang nastusha masih panik. Dia masih belum tau sebab musababnya.

"Nas, biar aku jelaskan. Ayok kita keluar sebentar" ucap Rendra. Lelaki yang selalu ada disamping Al. Asisstant pribadi Al. Al selalu menyebut Rendra adalah pahlawan dibalik kesuksesannya. Karna Rendra lah yg selalu setia membantunya di saat terpuruk bahkan di saat diatas sekali pun.

Mereka sudah keluar. Nas ditemani Rafa juga. Muka nas masih panik.

"Ada apa kak? Kenapa dengan kak Al?" Tanya nastusha.

"Nas, tadi Al ingin bertemu Rafa. Dia mau keruangan rafa tadi. Namun melewati ruangan Farrel......" Rendra menceritakan semuanya sangat detail.

Nastusha geram. Dia marah. Setelah mendengar penjelasan Rendra, dia segera pergi masuk kembali dan menemui feby dan farrel.

"Puas??? Puas kamu feb? Dengan tingkahmu seperti ini. Kamu udah melukai kakak ku" ucap nas sambil memandang tajam feby dan farrel.

"Nas, maaf. Aku nggak bermaksud atau pun tidak berniat untuk melukai kak al" ucap feby sambil menundukkan kepala.

"Alah. Bacot. Kalian berdua!! Aku muak lihat kalian berdua. Gara gara pertengkaran rumah tangga kalian dan ke labilan mu feb, kakak ku harus terluka. Sadar nggak sih, kalau kalian selalu jadi batu sandungan bagi ku, bagi kakak ku, maupun bagi keluarga ku" ucap nas yang sudah tidak bisa mengendalikan lagi amarahnya.

"Nas,kamu kok ngomong begitu?" Ucap feby sambil menangis karna sedih mendengar ucapan nas.

"Kenapa? Kamu kira aku nggak bisa mengutarakan apa yang ada dihatiku selama ini? Ha? Dari dulu feb, aku menghargaimu, menyayangi mu layak saudara perempuan ku, aku selalu mengalah samamu. Semua kulakukan untuk menjaga hubungan pertemanan kita. Termasuk dia" ucap nastusha sambil menunjuk ke arah farrel.

"Termasuk dia feb. Dia orang yang kamu cinta dan aku cinta, aku mengalah dan rela mengorbankan dia bersamamu. Walau aku tau, bahwa aku sama dia itu salah. Tapi sejak kapan cerita cinta ku kamu beri dengan cerita bahagia? Tidak pernah feb!!"

"Aku bisa, boleh untuk kamu sakiti. Tapi tidak untuk kakak ku. Tidak untuk keluarga ku. Mereka harta ku. Mereka yang selalu ada untukku disaat aku menderita. Bukan kamu,yang mengaku sahabatku, tetapi disaat aku terjatuh, sedih bahkan kamu tidak pernah ada. Kamu selalu memberikan luka terhadapku feb. Dan nggak akan aku biarkan luka itu datang darimu dan dirasakan oleh keluarga ku"

Nas mengucapkan semua unek uneknya panjang lebar. Nas benar benar kesal, marah, muak melihat kejadian ini. Kakak kesayangannya harus masuk rumah sakit akibat ulah feby yang tak masuk diakal.

"Mending kalian pergi deh. Jangan pernah lagi mendekati aku, kak al atau keluarga ku feb. Aku rela dan terima untuk tidak bersahabat dengan mu lagi. Dan kamu kak, aku benar benar sudah tidak ingin kamu dekatin lagi" ucap nas pada akhirnya.

Feby menangis sejadi jadinya. Farrel pun terkejut mendengar apa yang telah dikatakan nastusha. Farrel hendak berbicara dengan nastusha namun ditahan Rafa.

"Sudah bro. Tidak untuk sekarang" ucap rafa.
.
.
.
.
.

"Kakak iih" ucap nastusha dan langsung memeluk kakak nya. Dokter hanya memberikan beberapa jahitan pada perut Al. Bahkan dokter mengatakan luka nya tidak terlalu dalam. Namun tetap belum bisa bergerak tunggu sampai jahitannya mengering.

"Kenapa sih dek? Kakak kan nggak sampe mati sih" ucap Al. Dan menimbulkan kegeraman pada diri nastusha sehingga memukul pundak Al geram.

"Aww, kamu ini"

"Nastusha" ucap papa nya nas.

"Habis kakak sih pa. Untuk apa sih sok jadi pahlawan segala ha? Hidup kakak lebih berarti buatku. Buat keluarga kita. Kakak seharusnya ingat itu" ucap nastusha.

Al langsung memeluk adek satu satunya itu. Mencium keningnya. "Kakak nggak kenapa napa dek. Maafkan kakak buat kamu khawatir. Kan nggak ada salahnya sih sayang menolong orang" ucap Al.

"Bukan dengan mengorbankan nyawa tapi kak. Pokoknya aku nggak mau dengar kakak begini lagi. Aku tuh sedang nemeni kak rafa rapat tauk. Kakak udah mengganggu hal penting bagi kak rafa. Ugh" ucap nastusha.

"Seriusan bro? Astaga" ucap al merasa tak enak.

"Hahaha, santai bro. Nggak apa apa. Justru gue datang kesini nggak merugikan gue kok. Karna gue udah bertekad, setelah lo sadar, gue akan minta lo yg ngomong langsung ke pemegang saham project gue untuk melancarkan project gue. Hahahaha" ucap rafa bercanda.

"Setan lo raf" ucap al. Semua tertawa.
.
.
.
.

Al sudah berada diruangan VVIP. Dia dianjurkan dokter untuk rawat inap beberapa hari sampai jahitannya mengering.

"Kak, mau makan apa? Biar aku belikkan ke bawah" ucap nas yang masih setia menemani Al. Sedangkan mama papa nas sudah balik kerumah. Dan rafa sedang keluar mengangkat telf pentingnya.

"Nas, feby bagaimana?" Tanya al kepada nastusha. Nastusha tiba tiba geram. Dia geram disaat keadaan kakaknya yang begini karna feby, al masih bisa bisa menanyakan keadaan feby.

"Udah deh kak, nggak usah bahas dia"

"Loh kok gt?"

"Kok gt kakak bilang? Aku nyaris pingsan, nyaris jantung ini copot rasanya mendengar kabar kakak ku masuk rumah sakit. Sudah ku bilang, kakak harta paling berharga bagiku. Dia dari dulu selalu menjadi orang yang bisa melukai aku dan kakak. Dan aku sudah tidak tahan lagi" ucap nas panjang lebar dengan emosi dan air mata yang sudah menetes satu per satu.

Nas sadar suaranya meninggi dihadapan kakak nya. Kakaknya pun sudah menatap nas. "Maafin nastusha kak. Tapi nastusha tidak mau kakak mengingat atau pun membahas feby lagi. Cukup kak. Sudah seharusnya kakak move on. Mau sampai kapan pun feby nggak akan sadar kalau kakak mencintai dia. Dan sampai kapan pun feby nggak akan bisa jadi milik kakak" ucap nas yang sedih melihat nasib kakak nya dan dia.

Al memeluk adeknya itu. Al sadar nastusha sudah merasakan lelah dengan semua yang dihadapi selama ini bersama feby.
.
.
.
.

"Morningg.."

"Eh, morning pak" ucap nastusha kepada rafa. Yang kebetulan mereka bertemu di loby kantor.

"Gimana Al?" Tanya rafa.

"Sejauh ini masih fokus istirahat dulu pak. Semoga luka nya cepat mengering dan sembuh" ucap nastusha.

"Nanti aku mau ke rumah sakit lagi jenguk al. Kamu kesana juga nanti sepulang dari kantor?" Tanya rafa.

"Iya pak. Soalnya mommy dan papa sedang perjalanan dinas ke perth untuk memantau perusahaan disana" ucap nastusha.

"Oke deh, kalau gitu nanti kita pulang bareng. Malam ini kita nemeni Al" ucap rafa sambil menyunggingkan senyuman manis nya kepada nastusha.

Mereka akhirnya memasuki lift untuk menuju lantai dimana ruangan mereka masing masing berada.

Sedangkan ketika al dan nastusha telah memasuki lift. Ada sepasang mata yang memperhatikan mereka. Ia telah menggeram karna melihat kedekatan gadisnya dengan lelaki lain.

"Kenapa akhir akhir ini nastusha dekat dengan rafa??" Ucap lelaki itu sambil mengepalkan tangan.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang