Devano membuang buket bunga mawar yang sudah ia beli tadi ke keranjang sampah yang ada di depan rumahnya. Melupakan kerja kerasnya mengumpulkan uang demi membeli hadiah untuk Renata.
Cowok itu melangkah cepat menuju halaman belakang rumahnya. Tanpa pemanasan, cowok yang masih memakai sepatunya itu masuk ke dalam kolam renang. Hal yang biasa Devano lakukan ketika bersedih.
Menyamarkan air matanya dengan air kolam renang.
Cowok itu tidak ingin terlihat oleh orang lain jika dirinya menangis. Semua orang hanya boleh melihatnya tersenyum, bukan menangis.
Kepala Devano naik ke permukaan setelah sekitar tiga puluh detik di bawah air. Cowok itu mengambil napas dalam-dalam dan menenggelamkan kepalanya lagi di air.
Matanya memerah bukan karena kaporit yang ada di dalam air kolam. Tapi karena ia berusaha menahan air matanya untuk tidak keluar lebih deras.
Dinginnya air kolam tidak membuatnya segera naik ke permukaan. Itu tidak ia pikirkan. Yang sekarang ia pikirkan adalah alasan Renata berselingkuh dengan saudara sepupunya.
Mengapa pacarnya itu bisa berpaling darinya?
Tidak, Devano tidak akan menyalahkan Renata atau Rian. Tapi menyalahkan dirinya sendiri. Mungkin karena beberapa alasan membuat Renata berpaling darinya.
Apa karena kesibukannya di OSIS?
Apa karena kesibukannya bekerja membuat cewek itu berpaling darinya?
Apa selama ini dia kurang perhatian kepada Renata?
"Devano!"
Teriakan yang memanggil namanya tidak bisa didengar di dalam air. Cowok itu tersentak kaget karena ada seseorang yang menceburkan diri ke dalam air.
Devano mengerjapkan matanya yang memerah. Samar ia bisa melihat orang itu. Dia saudara kembarnya. Devandra.
Devandra berenang cepat menghampiri Devano dan langsung menariknya keluar dari air. Napas Devano terputus-putus.
"Lo gila?!" bentak Devandra. "Lo di dalem air lebih dari dua menit. Lo bisa mati, Van."
Devano tidak menanggapi kembarannya itu. Cowok itu kembali masuk ke dalam air. Devandra berdecak dan kembali menarik saudara kembarnya itu ke permukaan.
Devandra membawa, lebih tepatnya menyeret Devano naik ke tepi kolam renang. Menempelkan punggung mereka pada lantai tepi kolam renang.
Devandra menoleh mendengar tawa saudara kembarnya itu. Tawa yang Devandra dengar bukan tawa yang menggambarkan hati saudara kembarnya itu sedang senang tapi menggambarkan hati saudara kembarnya itu sedang bersedih.
Karena kembar, Devandra bisa merasakan itu.
Dadanya menjadi ikut sesak. Tenggorokannya tersekat sehingga sulit untuk mengeluarkan kata-kata. Ia berusaha keras bertanya pada saudara kembarnya itu.
"Lo kenapa, Van?"
🌼🌼🌼
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara
21-12-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano✔
Novela JuvenilCOMPLETED Alfian Series 1 Devano Alfian Putra, cowok pintar berwajah tampan. Ia selalu tersenyum hangat sehangat mentari meskipun hatinya sedang berselimut awan mendung. Sampai sebuah kejadian benar-benar membuat senyum di wajahnya menghilang seirin...