Keesokan harinya, Devandra menghampiri Devano di kafe. Ia akan memberi tahu kabar gembira pada Devano.
Bunda mereka sudah siuman.
"Devano!"
"Lah, lo ngapain ke sini lagi?" tanya Devano heran.
Devano mengernyit ketika saudara kembarnya itu langsung memeluknya. Cowok itu tak sadar meneteskan air matanya setelah mendengar ucapan Devandra.
"Bunda siuman, Van."
"Bunda...siuman," Devano menangis terharu. Cowok itu melepaskan pelukannya. "Gue mau ketemu Bunda."
Langkah Devandra berhenti melihat Devano menghentikan langkahnya. "Nggak, pasti Ayah nggak ngebolehin gue ketemu Bunda."
"Gue yang cari cara biar lo bisa ketemu Bunda," ucap Devandra meyakinkan.
Devano mengangguk. Mereka berdua berjalan ke mobil Devandra yang terparkir di depan kafe.
Niat Devandra melajukan mobilnya terurung melihat beberapa orang menghampiri mereka.
Mereka keluar dari mobil. Seorang menunjuk Devandra menggunakan tongkat kasti yang dibawanya.
"Lo yang namanya Devandra?!"
Devandra dengan gaya songongnya menjawab, "iya, gue Devandra Alfian Putra, anak pemilik SMA Alfian."
"Raf, ngapain lo ke sini?" tanya Devano yang mengetahui nama cowok itu.
Rafa, salah satu teman Rian itu mengernyit menyadari kehadiran Devano di dekat Devandra. "Lah, lo ngapain sama dia, Van?"
"Lah, malah pada lempar pertanyaan. Mohon maap ya, ini bukan kuis," celetuk Devandra.
Rafa menaruh tongkat kasti di bahu kirinya, "gue ke sini karena lo udah nyuruh temen-temen lo ngehajar temen gue, Rian."
Devandra melipat kedua tangannya di depan perut dan bersender pada pintu mobil. Cowok itu menampilkan wajah songongnya.
"Nggak perlu penjelasan. Kalo mau tau rasanya gue hajar, sini lo semua maju!" tantang Devandra.
"Wah songong ni anak!"
Rafa mengayunkan tongkat kastinya ke arah Devandra. Devandra menangkap tongkat itu dan merebutnya dari tangan Rafa.
Devano membantu Devandra. Tidak mungkin ia membiarkan saudara kembarnya itu terluka.
Devano berhasil melawan sembilan orang langsung dengan jurus karatenya. Sekarang tatapan cowok itu terarah pada dua orang yang sudah luka di bagian wajah.
Devandra menendang perut Rafa, membuat lawannya itu jatuh tersungkur di aspal.
Merasa Rafa sudah tidak sanggup lagi melawan, Devandra berbalik dan berjalan menghampiri Devano.
Devano memutar bola matanya bosan melihat wajah songong saudara kembarnya itu.
Sodara kembar siapa sih dia?
Devano membulatkan matanya melihat Rafa yang berlari dari belakang punggung Devandra dan membawa pecahan besar cermin. Devano segera berlari ke arah Devandra.
Entah apa yang dipikirkan Devandra, cowok yang masih memasang wajah songongnya itu malah merentangkan kedua tangannya.
Devano mendorong tubuh Devandra ke samping. Di saat itu pula ada sebuah motor yang melintas.
Tubuh Devandra terguling di aspal. Sedetik setelahnya, terdengar jelas di indra pendengaran Devandra suara benda pecah.
Pyar
Devandra membuka sedikit matanya. Cowok itu melihat saudara kembarnya yang tergeletak tak jauh darinya dengan darah yang juga mengalir deras sama sepertinya.
"Devano," pangilnya lirih sebelum matanya terpejam erat.
🌼🌼🌼
Sampai jumpa habis UNBK🤗
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊
17-01-2020
![](https://img.wattpad.com/cover/207908308-288-k452141.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano✔
Teen FictionCOMPLETED Alfian Series 1 Devano Alfian Putra, cowok pintar berwajah tampan. Ia selalu tersenyum hangat sehangat mentari meskipun hatinya sedang berselimut awan mendung. Sampai sebuah kejadian benar-benar membuat senyum di wajahnya menghilang seirin...