PROLOG

31.9K 1.2K 5
                                    

Seorang cowok yang memakai seragam abu-abu putih meluncur di atas skateboardnya membelah jalanan yang padat akan kendaraan.

Kebisingan klakson yang mengisi pagi hari ini ia redam dengan earphone yang menyumbat indra pendengarannya. Mulutnya menggumamkan lagu yang ia dengar.

Senyum tak lepas dari wajah cowok yang akan lulus SMA itu. Deretan gigi putih dan rapi miliknya semakin menambah manis senyum cowok itu.

Siku kanannya kadang terangkat untuk menyeimbangkan tubuh tingginya di atas papan beroda yang disebut skateboard itu.

Tangan kirinya menenteng sebuah keranjang berukuran sedang yang selalu ia bawa ke sekolah. Kepalanya mendongak melihat papan nama sekolahannya.

Ia menginjak bagian belakang papan beroda itu menggunakan kaki kirinya. Skateboardnya berhenti dan dengan sigap tangan kanannya terulur menangkap bagian depan papan skateboard.

Ia menenteng skateboardnya dengan senyum lebar membalas sapaan orang-orang yang mengenalnya. Matanya menangkap gerombolan tukang rusuh. Menatapnya sengit.

Tapi, ia menangkap satu orang yang duduk diantara mereka tersenyum tipis. Hanya ia yang dapat melihat senyum tipis ketua gerombolan tukang rusuh itu.

Tidak ada salahnya bukan, jika ketua OSIS dan ketua gerombolan tukang rusuh saling melempar senyum?

🌼🌼🌼

Ini cerita kedua aku, semoga suka ya😆

Terima kasih sudah membaca dan memberi suara☺

Devano✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang