25. Perhatian Kaka

3.2K 250 38
                                    

SMA Angkasa heboh saat pagi menjelang. Salah satu siswi tiba-tiba melapor pada Kepala Sekolah bahwa pintu lab Bahasa rusak. Salah satu pintunya sengklek seperti habis didobrak.

Kabar rusaknya pintu lab segera menyebar. Para siswa menarik opini bahwa lab baru saja dibobol maling. Bukannya diam di kelas menunggu bel pertama berbunyi, para siswa berjiwa kepo tinggi mengerumuni sekitar lab. Ingin tahu seperti apa bentuk pintu yang mereka kira sudah dibobol maling. Itu membuat Pak Atma selaku Kepala Sekolah turun tangan.

Pak Atma datang menghampiri kerumunan murid. Dengan tegas menyuruh mereka untuk kembali ke kelas masing-masing. Karena takut dengan aura pak Atma mereka pun bubar dengan setengah mencibir.

"Pak Dadang kemarin mengunci pintunya dengan benar?" tanya Pak Atma pada Pak Dadang selaku penjaga sekolah, sekaligus pemegang semua kunci ruangan sekolah.

"Iya Pak Kepsek, saya teh ingat betul menguncinya dengan benar," jawab pak Dadang. Pria lima puluh tahun itu terkejut saat menerima informasi bahwa pintu lab rusak.

"Tapi saya cek teh nggak ada barang hilang Pak. Saya hafal barang-barang di dieu. Semua teh masih lengkap," jelas pak Dadang selanjutnya.

"Kalau seperti itu, saya akan meminta rekaman CCTV saat kemarin untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Pak Dadang di sini saja," ucap Pak Atma lalu beranjak pergi setelah mendapat jawaban dari Pak Dadang.

Sementara di lain ruang, Jaguar bersiul pelan saat berjalan melewati lorong kelas satu. Sesekali balas menyapa mengangkat tangan pada teman yang menyapa. Saat telah melewati lorong kelas sepuluh dan akan menaiki tangga ada sebuah tangan yang menarik tasnya. Jaguar menoleh.

"Eh, Ka. Ada apa?" tanyanya.

Bukannya menjawab, Kaka menarik tas Jaguar untuk menjauh dari tangga. Jaguar yang teringat sesuatu tiba-tiba menyeletuk.

"Eh. Lo kemaren cepet amat ngilangnya. Gue kejar udah nggak ada. Kasihan tuh cewek lo kemaren nggak lo ajak pulang. Udah ditungguin malah lo tinggal. Lo nggak boleh gitu Ka, se-"

"Cerewet," potong Kaka ketus. Bosan sekali Kaka sejak kemarin diceramahi soal itu. Kaka pun berhenti melangkah, mereka kini berada di pinggir salah satu kelas sepuluh.

"Dih, dibilangin juga. Kasihan kemaren dia pasti pulang sendirian, belum lagi nggak ada ang-"

"Gue nyariin lo bukan mau diceramahin. Gue mau nanya sesuatu." Kaka kembali memotong Jaguar yang terus nyerocos.

Jaguar mencebik. Memperbaiki posisi ransel yang miring karena habis ditarik Kaka. Cowok itu menghela napas malas. "Nanya apaan?"

"Siapa yang terakhir kali keluar lab?" tanya Kaka tak mau basa-basi.

Alis Jaguar menaut. Dia terlihat bingung. "Abis elo keluar yakan. Terus gue mau bangunin pacar lo itu buat keluar sama-sama. Nah, belum sampe gue bangunin, Mikha udah narik tangan gue nyuruh gue keluar. Katanya biar dia aja yang bangunin. Gue oke-oke aja. Soalnya gue mau ngejar elo mau ngomelin. Eh lonya udah nggak ada. Beruntung banget lo Ka," jelasnya panjang lebar.

Kaka terdiam. Memandang Jaguar lama tanpa mnegucap sepatah kata.

"Eh? Kenapa natap-natap gitu? Gue nggak bohong ya. Mikha yang keluar paling akhir," ucap Jaguar terlihat tidak terima dengan pandangan Kaka padanya yang terkesan tidak percaya.

Kaka masih diam. Lantas menepuk pundak Jaguar. "Thanks." Dan secepat kilat Kaka melangkah menjauhi Jaguar yang hanya mengedikkah bahu.

***

Saat jam istirahat

"Aurara mana?"

Nimas mendongak. Memutar bola mata lalu meletakkan pensil yang sedari tadi dia gunakan untuk menyalin materi pelajaran. Sekarang jam istirahat, namun Nimas malas ke kantin. Alhasil, dia hanya duduk di kelas dan menyalin materi yang sudah disuruh Pak Anam.

Kaka&Rara [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang