"Cek! Cek satu dua tiga dicoba." Bima mengetukkan telunjuk ke standing mic. Kemudian satu petikan gitar untuk mengecek bunyinya. Sempurna. Keduanya sudah siap.
"Udah sip, kan Bim?"
"Sip Ra. Lo udah siap belom?" Bima balik bertanya.
Aurara mengangguk mantap. "Tapi tunggu dia dateng dulu."
"Loh? Lo suruh ke sini?"
"Enggak. Tapi gue yakin dia abis ini lewat sini."
"Nyanyi! Nyanyi! Ayo mulai Ra!"
Teriakan heboh teman sekelas mereka menginterupsi percakapan. Aurara memberikan kedua jempol pada mereka. Tepat saat itu juga, yang dia tunggu pun akhirnya datang.
"Sekarang Bim." Mendengar itu Bima mengangguk. Lantas duduk dan memosisikan gitarnya dan mulai memetiknya. Aurara pun berdiri tegak di belakang standing mic. Tatapannya tepat pada dua mata hitam seseorang yang berdiri tak jauh darinya.
Aurara mulai bernyanyi, diiringi petikan gitar Bima.
Boy your heart, boy your face is so different from them others
I say, you're the only one that I'll adore
'Cause every time you're by my side
My blood rushes through my veins
And my geeky face, blushed so silly yeah, oh yeah
And I want to make you mine
Oh, baby, I'll take you to the sky
Forever you and I, you and I, you and I
And we'll be together 'til we die
Our love will last forever and forever you'll be mine, you'll be mine
Aurara tersenyum sembari menatap kedua mata hitam itu yang tengah menatapnya pula.
Semua yang menyaksikan bertepuk tangan. Tanpa Aurara dan Bima sadari, saat pertama kali petikan gitar Bima mainkan, nyaris seluruh siswa memenuhi lapangan utama, banyak yang menyaksikan dari lantai atas pula. Tertarik karena ada konser dadakan di lapangan utama SMA Angkasa.
Bima meletakkan gitarnya, beranjak berdiri dan berjalan mendekati Aurara.
"Suara lo bagus banget, Ra, nggak nyangka gue," pujinya. Sama seperti Bima, banyak yang tak menyangka jika seorang Aurara dapat bernyanyi seindah itu.
Aurara tertawa jemawa. Tak sia-sia dia mengubah sedikit lirik dari girl menjadi boy dan berdandan semanis ini. Semua orang terpukau dengan aksinya kali ini.
"Berkat lo juga Bim. Thanks my bro." Aurara balas memuji. Memeluk sekilas tubuh jangkung Bima. Bima tertawa-tawa membalasnya.
"Rara Sang Diva Angkasa!" Terdengar suara melengking milik Claudia yang semakin membuat riuh. Cewek itu tak lupa mengepalkan tangan tinggi-tinggi. Disahuti pekikan-pekikan dari teman yang lain. Sementara Nimas tersenyum bangga.
Melupakan sejenak kehebohan teman-temannya, Aurara kembali menatap ke depan. Dia tersenyum semanis mungkin. Setelahnya Aurara menangkup kedua pipinya malu ketika Kaka balas tersenyum padanya. Senyuman yang lebih tulus dari biasanya.
Namun semua itu tak berlangsung lama. Dalam sekejap semua yang masih menyaksikan--sekiranya apa yang akan Aurara lakukakan-- berlari tunggang-langgang. Suara teman-teman Aurara yang awalnya berseru-seru heboh seketika berubah menjadi pekikan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaka&Rara [Completed]
Ficção Adolescente[DISARANKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU BIAR KEREN KAYAK SAYA] ___________ Brukk Tubuh Kaka ambruk saking terkejutnya. Aurara, cewek itu tiba-tiba melompat naik ke punggungnya, yang otomatis membuat Kaka tersungkur ke depan karena sama sekali tidak siap...