Olahraga. Pelajaran yang paling Aurara sukai dibandingkan pelajaran yang lain. Saat pelajaran olahraga, dia bisa menggerakan tubuhnya sesuka hati daripada diam di kelas dan duduk berjam-jam mendengar penjelasan guru. Jam olahraga kelasnya tepat pada jam pertama. Enak, nggak panas-panas amat.
"Baik, Anak-anak, kita mulai pemanasan dulu sebelum memulai olahraga pagi ini," seru Pak Manan pada seluruh murid kelas 11 IPS 2.
"Maaf, Pak. Yang bener, kan berdo'a dulu," sergah salah satu siswi lantang. Pak Manan menoleh ke arah suara cempreng itu. Dia menghela napas.
"Baik, terimakasih sudah mengingatkan, Aurara."
Aurara nyengir. Dia memberi hormat. "Sama-sama, Pak. Karena tugas guru adalah mengingatkan muridnya, jadi begitupun sebaliknya."
"Baik, baik. Berdo'a sesuai keyakinannya masing-masing. Berdo'a mulai." Pak Manan menunduk untk berdo'a. Begitupun para muridnya.
"Berdo'a selesai." Pak Manan mendongak.
"Pemanasannya dipimpin oleh Bagas. Ayo, Bagas maju ke depan."
Yang disebut namanya gelagapan di tempatnya berdiri. Cowok kutu buku itu bahkan gemetaran. Dengan langkah kaku dia berjalan ke depan dengan menunduk. Aurara yang kasihan melihatnya segera memegang bahu Bagas.
Bagas menoleh takut. "I-iya Ra?"
"Gue aja yang gantiin. Takutnya lo pipis di celana nanti," ucap Aurara yakin. Dia menepuk bahu Bagas keras hingga si empunya bahu meringis. "Udah, nggak usah terharu gitu. Gue emang temen yang baik." Kemudian dia maju ke depan dengan langkah pasti. Tak menyadari tatapan aneh Pak Manan.
"Sejak kapan kamu ganti gender dan ganti nama, Aurara?" tanya Pak Manan jenaka.
"Hehehe. Saya aja, ya Pak yang pimpin. Kasihan Bagas, kalo kacamatanya jatuh terus pecah pas gerakan kayang gimana? Nanti dia liat muka saya jadi burem, dong. Kan, aslinya saya cantik dan imut-imut," cerosos Aurara panjang lebar.
Pak Manan mengerjap. "Sejak kapan pemanasan ada gerakan kayangnya?"
"Sejak hari ini." Aurara nyengir. Pak Manan memijat pangkal hidungnya pusing. Tak mau lama-lama lagi. Dia menyuruh Aurara untuk memulai pemanasan.
Pemanasan berjalan sekitar lima menit.
Gerakan Aurara yang terkesan lincah sedikit susah teman-temannya ikuti. Gerakan Aurara pun tak sedikit yang aneh dan mengundang gelak tawa. Pak Manan membiarkan siswi hiperaktifnya itu yang memimpin. Lumayan, hiburan juga.
"Pemanasannya sudah. Sekarang saya akan mencontohkan bagaimana menembak bola agar masuk ke ring dengan tepat," jelas Pak Manan. Materi hari ini adalah menembak bola basket untuk masuk ke ring.
Pak Manan mengambil bola basket. "Cara memegangnya, kedua telapak tangan diarahkan ke atas, pegang bolanya dengan kelima jari. Angkat kedua tangan lurus. Setelah itu posisi badan di samping ring. Perhatikan ringnya baik-baik lalu tembakkan," jelas pak Manan. Bola itu tepat masuk ke dalam ring. Tubuh Pak Manan yang tinggi dan atletis sangat sempurna dalam memainkan bola basket.
"Ayo dipeaktekkan sesuai urutan absen. Setiap anak harus memasukkan sebanyak tiga kali. Siap?"
"Siap, Pak." Serempak murid 11 IPS 2. Mereka mulai mempraktekkan sesuai urutan absen dari absen satu hingga kini saatnya absen ke enam dimana nomor absen Aurara. Aurara berdiri lalu mulai mengambil alih bola basket yang sebelumnya dipegang Anto.
Aurara menoleh ke teman-temannya. "Gais, semangatin gue, dong!" pintanya.
"Okeee," jawab Claudia heboh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kaka&Rara [Completed]
Novela Juvenil[DISARANKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU BIAR KEREN KAYAK SAYA] ___________ Brukk Tubuh Kaka ambruk saking terkejutnya. Aurara, cewek itu tiba-tiba melompat naik ke punggungnya, yang otomatis membuat Kaka tersungkur ke depan karena sama sekali tidak siap...