62. Hangat

2.1K 196 19
                                    

Kini kami berada di Transmart Tegal. Ada Sushi yang ingin kucicipi sebelum mendekam di rumah nantinya. Sebenarnya Brebes tak terlalu jauh dari Tegal, ada jasa delivery dan ojek online juga yang mendukung. Jadi alasan utama sebenarnya hanyalah aku yang ingin berlama-lama dengan Mas Mahesa sebelum akhirnya kami tak diizinkan bertemu hingga hari pernikahan. Katanya tadi dia juga ingin lebih lama bersamaku jika aku tak keberatan. Dia kadang memeng bisa saja.

Tadi sempat terjadi masalah eksternal, ada salah paham juga aku terhadap Mas Mahesa. Tapi semua bisa diatasi dengan baik. Terlebih kalimat-kalimatnya yang membuatku tak bisa berkata-kata. Memang benar, semandiri apapun seorang perempuan dia juga kadang perlu tempat bermanja. Begitupun laki-laki, sekuat apapun dia tetap lemah saat sakit seperti Mas Mahesa.

Tapi sebenernya, tanpa sadar apa yang dia katakan memang sudah terjadi. Alina yang manja dan kerap berkeluh kesah kepadanya. Menjadikan dia sandaranku dan menjadikan dia pendengar setiaku. Meski di sela waktunya yang sempit, tapi Mas Mahesa selalu mengusahakannya untukku.

Kini kami tengah menyantap sushi, duduk berhadap-hadapan. Ini pertama kalinya bagiku, sebenarnya aku tidak terlalu suka mencoba hal baru. Ini terkecuali sebab terlampau penasaran. Dua orang saja, dan kami memesan 5 porsi meski beberapa berukuran porsi kecil. Menunggu beberapa saat hingga akhirnya semua pesanan sampai ke atas meja.

Aku melirik Mas Mahesa yang tengah mengamati makanan di meja dengan mata menyipit. Aku pernah melihat fotonya di ponsel tengah memakan ular mentah, jadi mungkin dia juga tahan mengjabiskan makanan ini jika pun rasanya tak sesuai ekspektasi.

"Kenapa Mas? Kenapa matanya menyipit begitu." Tapi aku tetap saja penasaran.

"Baru pertama kali." Jawabnya.

"Saya juga."

"Ya sudah, dimakan."

Aku mengiyakan. Lalu berdoa dan mengambil satu potong sushi roll yang di atasnya terdapat irisakan salmon. Memasukkannya ke dalam mulut, mataku menyipit merasakan asamnya mayones. Bagi sebagian orang ini enak, tapi sungguh ini bukan seleraku. Dengan mata tertutup aku mengunyah secepat yang kubisa. Saat membuka mata kulihat Mas Mahesa yang tengah memasukan makanannya ke dalam mulut mentapku aneh.

Kuamati pria dihadapanku mengunyah makanannya. Tangannya bergerak mengambil sepotong sushi lalu menutulnya pada selai hijau yang kutahu disebut wasabi, kecap asin turut disana. Dia tampak menyipit, namun tak urung kuikuti hal yang sama. Lagi aku memejamkan mata, rasa pedas menguar dan rasa dingin berkumpul di pangkal hidungku. Padahal tadi kulihat Mas Mhesa biasa saja, tapi tetap tak enak di lidahku.

"Kenapa dek?" Tanya Mas Mahesa setelah aku membuka mata setelah memejamkan mata.

"Kok gini ya Mas rasanya?" Aku jutru balik bertanya. Padahal aku bukan seorang pemilih dalam hal makanan, tapi ini bukan seleraku. Jika disandingkan, pecel lele di depan jalan dekat rumah lebih enak. "Menurut Mas gimana?"

Kulihat Mas Mahesa kembali memasukkan makanan ke mulutnya, mengunyah sebelum kembali memasukkan makanan ke mulutnya. Kubiarkan dia menguyah sebelum menjawab pertanyaanku. Rahang tegas Mas Mahesa saling menggertak, beradu.

"Mas tidak tahu kalau di tempat lain bagaimana. Tapi ini..." Dia diam tak melanjutkan.

"Ini tidak sesuai selera." Simpulku.

Tapi selain bukan pemilih aku juga bukan seseorang yang suka membuang-buang makanan. Dengan berat kukunyah sushi itu satu persatu, yang kuraskan bagai menguyah beling. Menahan rasa tak nyaman ini. Hendak kuambil sushi di piring untuk ketiga kalinya saat kulihat sepasang sumpit lain ikut hinggap ke piringku. Siapa lagi kalau bukan Mas Mahesa.

Aku mendongak untuk menatapnya. Tersenyum saat kulihat Mas Mahesa tengah mengunyah makanan tadi. Dia lucu dan sangat menggemaskan.

Tanpa sadar tanganku terangkat menyubit pipinya yang keras. Seketika Mas Mahesa menatapku, namun tegas kuusap pipi halusnya yang kecoklatan. Aku semakin merasa beruntung bisa menjadi calon istrinya.

My Midwife  Is My Future [AUTHOR NGARET]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang