Gak usah sok cinta kalo gak cinta.
Gak usah sok sayang kalo gak sayang. Karena sejatinya, hidup itu butuh kejujuran bukan kepalsuan-Rosa Nurzizah-
***
(Typo maaf ya, bilangin aja.)
Lisa mengibaskan telapak tangannya di depan wajahnya, dia merasa gerah dengan tempatnya berada sekarang.
Sempit, pengap, dan panas. Itulah yang Lisa rasakan sekarang. Dia mulai jengah melihat suasana di sekitarnya yang membuat dirinya susah untuk bernapas.
Dia terjebak macet sekarang. Mungkin sudah satu jam-an lebih angkot yang di tumpangi Lisa tidak bergerak sedikitpun karena suasana jalanan macet parah. Mundur gak bisa, maju juga gak bisa. Tetap diam di tempat, menunggu mobil di depannya berjalan walaupun itu tidak mungkin.
"Aduh... maaf ya bu, mas, neng... Saya harus turunin kalian disini, macet parah soalnya. Gak bisa gerak." Sopir angkot itu memberitahu dan langsung mendapatkan berbagai kekesalan dari para penumpangnya. "Saya mau puter arah," lanjutnya.
"Ini pak ongkosnya." Lisa memberikan uang sebesar harga tarif ongkos angkot itu, namun sang sopir langsung menolaknya. "Gak usah neng, lagian neng kan baru naik," ucap si sopir.
"Bener nih Pak?"
"Iya neng."
"Makasih ya pak," ucap Lisa menampilkan senyum manisnya yang langsung di balas anggukan oleh si sopir angkot.
Lisa turun dari angkot yang ia tumpangi. Berjalan kaki di zebra cross untuk mencari angkot lain, tapi dia tau itu tidaklah mungkin melihat keadaannya sekarang sedang macet parah.
Dia mendengus sebal tatkala dia mendengar klakson motor di belakangnya, pengendara motor itu tak sabaran dengan kemacetan sampai nekat lewat jalanan khusus pejalan kaki bahkan sampai ada yang nekat menggunakan jalan khusus Busway. Ditilang polisi kapok kau!
Berbagai umpatan diterima oleh Lisa, mulai dari suara klakson yang semakin keras agar menyuruh Lisa untuk minggir memberinya jalan, bahkan ada yang memakinya.
Tapi bukan Lisa namanya jika tidak menegakkan kebenaran, dia sama sekali tak menghiraukan suara makian serta suara klakson dari para pengendara motor yang tak sabaran dan menyalahi aturan lalu lintas. Orang ini jalanan khusus para pejalan kaki kenapa harus motor yang melewatinya? Memangnya ada peraturan yang memperbolehkan motor melintasi jalan ini?
Lisa terus berjalan di suasana jalanan Jakarta yang macet parah. Polusi serta kepulan asap kendaraan mendominasi udara di sekitarnya, mengharuskan Lisa menutupi hidungnya dengan telapak tangannya agar polusi di sekitarnya tidak sampai terhirup olehnya. Karena dia tau, polusi sangat berbahaya untuk kesehatan.
Sejauh ini Lisa belum menemukan angkot yang lewat, membuatnya mendengus kesal. Coba jika dia membawa mobil, tidak akan dia berjalan kaki seperti ini. Tapi karena Lisa selalu berangkat dan pulang sekolah bersama Gerald tak mengharuskan Lisa membawa mobil miliknya. Berhubung kali ini dia pulang tidak bersamanya terpaksa dia harus naik angkot.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...