32. Hadiah.

764 60 8
                                    

Kenali aku seperti apa yang kamu kenal tentang aku. Bukan apa yang kamu dengar tentang aku.

- Lisa Silvia-
***

     Mereka berdua sudah selesai dengan film yang mereka tonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  
  Mereka berdua sudah selesai dengan film yang mereka tonton. Kini, keduanya tengah berjalan melewati orang-orang yang tak jarang menoleh pada keduanya.

Lebih tepatnya pada Gerald. Banyak para perempuan yang memiliki kedua pasang mata kurang ajar, dan genit menatap cowok itu diam-diam sambil tersenyum dan ada juga yang berbisik pada temannya lalu menunjuk kearah Gerald.

Memang sudah bukan hal baru lagi. Mempunyai kelebihan membuat kita terlihat menonjol dari orang sekitarnya, tanpa ingat bahwa manusia juga mempunyai kekurangan. Memang begitulah manusia, lebih suka memandang fisik dan menilai kelebihan orang dengan bersikap berlebihan.

Segala tatapan itu tak luput dari perhatian Lisa. Walau kakinya terus melangkah, matanya juga mengamati para perempuan yang lirik-lirik pacarnya ini dengan berbagai macam tatapan. Diliriknya Gerald yang berjalan di sampingnya, cowok itu terlihat biasa saja seolah tak perduli dengan orang-orang di sekitarnya.

"Kenapa ya, kamu yang di tatap seperti itu, tapi aku yang risih?" tanyanya. Entah di dengar oleh Gerald atau tidak, karena cowok itu tetap diam tak membalas.

"Kamu memang gak tau kalau kamu lagi di perhatiin sama tuh perempuan-perempuan genit?" tanya Lisa lagi. Gadis itu sedikit mendongak untuk dapat melihat wajah cowok itu. Ketahuilah, tubuh Lisa terlihat sangat pendek jika berjalan di samping Gerald.

"Tau," balasnya singkat. Bahkan dia tak ambil pusing dengan mereka yang terus saja mencoba untuk mengalihkan perhatiannya pada perempuan-perempuan itu. Tanggapannya mereka itu seperti patung. Ingat, PATUNG, dan omongan mereka hanyalah seperti angin yang berbisik di telinganya. Jadi dia tak ambil pusing.

Lisa menggamit tangan pacarnya, lalu memeluknya.  Menunjukkan bahwa cowok ini adalah pacarnya, dan tak di perbolehkannya pada para perempuan itu melirik ataupun kagum padanya. Biar saja! Biar tau mereka bahwa Gerald sudah memiliki Lisa. Enak saja, main lirik-lirik genit kayak gitu. Lisa yang melihatnya pun tak suka.

"Tau gak. Tadi mah kalo tau kamu bakal di lirik kaya gini mending aku bawa karung guede... banget, buat masukin kamu ke sana. Trus, aku bopong,  biar gak di tatap sama mereka. Rasanya, pengen banget mata mereka aku colok pake obeng!" Bisik Lisa pada Gerald. Menyampaikan perasaannya yang gregetan ingin memutar kepala mereka sampai ke belakang, kalau perlu Lisa setting leher mereka agar tak bisa menatap kearah depan lagi, sungguh Lisa tak suka melihatnya.

"Emang kuat?"

Mendengarnya Lisa langsung nyengir kuda. " Ya ... gak kuat sih," ujarnya.

"Eh, berhenti dulu deh," ucap Lisa tiba-tiba. Membuat Gerald menghentikan langkahnya lalu menghadap Lisa.

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang