Janji kita bukan hanya sekedar saling mencintai dan juga menyayangi. Tapi terbuka satu sama lain jika menghadapi masalah dan melewatinya bersama. Menyingkirkan awan mendung itu bersama-sama. Agar hubungan kita baik-baik saja.
Gerald & Lisa.
***
BRAAAKKK ....
"DAMN MEN!!! DO YOU HAVE A BRAIN?!!!"
"ALEX!!! ARE YOU CRAZY TO DO THIS?!!"
Melawan rasa perih di tangannya akibat terlalu keras menggebrak pintu kayu bercat hitam yang berdiri kokoh di sampingnya. Dengan napas terengah-engah dirinya segera menghampiri pria itu.
Melepaskan ciuman Alex dengan Lisa, dengan cara menarik kerah jaket cowok itu kasar. "ALEX!!! APA LO GOBLOK HAH?!!"
"Gue udah bilang!!! Jangan lakuin ini!!! Gue gak setuju, sekarang lepasin Lisa!"
Dengan napas menggebu mata berwarna biru langit itu menatap tajam membalas tatapan Alex yang tersirat tak ada penyesalan dan juga takut melihat kilatan amarah yang terpancar di mata Iren. Kedua mata perempuan itu seperti laser.
"Lo ngatain gue bodoh? Seriusan?"
"Iya lo bodoh Lex!! Bahkan bodoh banget, lo kira tindakan lo ini benar HAH?! LEPASIN LISA SEKARANG, ALEX!!!"
Teriak Iren menggema di ruangan temaram ini, dengan menekankan suaranya di akhir kalimatnya.
"Kenapa lo minta gue buat lepasin dia? Bukannya lo benci banget sama dia? Seharusnya lo bahagia dong liat dia gue jadiin mayat," balas Alex lalu menunjukan pisaunya pada Iren, tepat di depan wajah perempuan itu.
"Gue emang benci sama Dia! Tapi sebencinya gue gak ada niatan buat ngebunuh dia! Cukup siksa dia melalui perasaan dan liat dia nangis itu buat gue seneng! Tindakan lo ini salah Lex!"
Alex tertawa sinis, lalu membelai kepala Iren lembut yang langsung di tepis oleh perempuan itu dengan gerakan kasar. "Hanya satu nyawa? Lo mau melindunginya? Mana Calista yang gue kenal? Mana HAH?! Ini bukan Calista, setau gue Calista yang gue kenal gak seperti ini. Dia selalu bahagia di atas penderitaan orang lain."
"Gue mau bunuh dia! Minggir! Atau gue yang bunuh lo!!"
Jleb. Tatapan Alex menajam, rahang tegas lelaki itu terlihat mengeras, menyingkirkan Iren dari hadapannya dengan kasar, lebih tepatnya mendorongnya kasar. Membuat Iren mundur dan hampir terjatuh kala saja tembok di belakang tubuhnya tak ada.
Jika sudah seperti ini nyali Iren berubah menjadi ciut. Inilah sisi lain dari Alex. Sungguh, Iren lebih baik menghadapi perilaku Alex sebagai cowok brengsek daripada menghadapi sisi psyhcopat cowok itu.
Kalau sudah seperti ini Iren jadi bingung sendiri, Alex tak dapat di nasehati walau dengan berbagai lontaran kalimat kasar dan juga tajam. Jika jiwa membunuh di dalam diri cowok itu sudah bangkit, Iren susah untuk mengendalikannya.
Dengan kaku Iren menoleh kepada Alex lagi, terlihat cowok itu dengan mengusap pisaunya, kobaran semangat yang terpancar jelas di matanya membuat Iren bergidik ngeri. Iren memang membenci Lisa, tapi melihat gadis itu meregang nyawa di tangan Alex, Iren tak tega melihatnya, Iren tak bisa membayangkan bagaimana kehilangannya Gerald akan Lisa apabila hal itu terjadi.
Karena Iren tau, Lisa adalah kebahagian yang Gerald punya. Lisa adalah perempuan yang mampu membuat cowok itu bangkit dari keterpurukannya dan juga sedikit merubah dirinya agar tak seperti dulu. Dan, Lisa adalah perempuan yang sangat Gerald cintai selain Mamanya dan Adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...