Tak perlu khawatir, bukan kamu yang kehilangan dia. Dialah yang kehilangan kamu.
***
"Jangan galau. Sakit karena cinta gak di tanggung BPJS loh, Lis."Lisa menoleh ke sumber suara, menemukan Gibran yang kini sedang tersenyum dan berjalan kearahnya.
Gibran mengambil posisi duduknya disamping Lisa. Cowok itu memperhatikan Lisa yang hanya diam menunduk sambil memilin ujung roknya.
"Kenapa? Cerita sama gue, Lis. Siapa tau gue bisa bantu."
Masih dengan posisi kepala yang terus menunduk, Lisa menggeleng kecil.
Gibran yang melihat respon Lisa menghela napas sebentar, cowok itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi taman yang ia duduki. Ia menengadah keatas, menatap daun-daun pohon apel yang saling bergesekan akibat tertiup angin.
"Pasti karena Gerald'kan? Cuma dia yang bikin lo galau kayak gini," tebak Gibran tepat sasaran. Tak perlu menerka dan diberitahu pun Gibran sudah tau penyebab apa yang membuat Lisa menjadi murung seperti ini.
Perlahan kepala Lisa terangkat, dia menoleh pada Gibran yang tampak asyik menatap daun-daun itu, sambil menikmati semilir angin di taman sekolah ini.
"Kenapa? Kaget? Emang bener'kan ucapan gue?"
Lisa masih setia dengan sikap diamnya, membuat Gibran kini mengubah posisi duduknya.
Gibran menatap Lisa, tepat dikedua manik mata berwarna hazel milik gadis itu. "Lisa, gue kasih tau nih ya, putus cinta itu gak sakit, yang sakit itu udah putus tapi masih cinta. Gimana sih lo, udah tau lo udah gak dianggap ada sama dia, masih aja bertahan."
Lisa sedikit menundukkan kepalanya setelah mendengar ucapan Gibran. Gadis itu meremas tangannya saat mengingat dimana Gerald membela Iren, didepan mata kepalanya sendiri.
"Susah, Ran. Lisa udah mencoba ikhlas, mencoba merelakan dan melupakan. Tapi apa? Hati Lisa sakit saat liat dia bareng Iren. Padahal, kenyataan menyuruh Lisa lupain dia, tapi kenapa susah banget?"
"Wajar, jika hati lo sakit Lis, itu berarti cinta lo ke dia gak bercanda. Tapi walau begitu, cobalah perlahan lo relain dia, mencoba ikhlas Lisa."
"Gue tau, lo tulus ke dia. Tapi sekarang, ketulusan lo sudah gak dihargai lagi, balas dia dengan keikhlasan. Lupakan kenangan lo sama dia, jangan pernah lagi menengok kebelakang. Jangan mengingat lagi dan buanglah bagian yang kelam."
Bisa dilihat dari sorot matanya Lisa nampak sedih kali ini. Dan Gibran tak suka melihatnya, maka dia berusaha untuk menghibur Lisa. Menasehatinya agar Lisa tak terus-terusan bergulat dengan masalalunya.
Lisa memaksakan untuk tersenyum, walau hanya senyuman tipis yang ia tampilkan. "Makasih Ran. Lisa akan berusaha lebih keras lagi lupain dia. Lisa mencoba move on karena'kan dia sama Iren udah jadian."
Gibran yang tadi nampak biasa-biasa saja jadi kaget setelah mendengar ucapan Lisa. "Gerald sama Iren jadian?" tanya Gibran, dengan tatapan tak percayanya pada Lisa. "Serius Lis?"
Lisa mengangguk berulang kali. "Beneran ... serius, Lisa gak bohong. Kalo gak percaya, tanya aja sendiri sama Iren, dia yang ngomong tadi."
![](https://img.wattpad.com/cover/208211194-288-k691042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Jugendliteratur#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...