Aku mencintaimu tanpa berpikir, bagaimana jika kehadirankku harus kehilanganmu?
***
"K-kita kerumah Aletta?" tanya Lisa tak percaya. Gadis itu menoleh pada Rangga yang sudah berdiri di sampingnya.
Terlihat cowok itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia salah tingkah. "Y-ya ... abisnya ... Letta kangen sama lo katanya," alibinya.
"Bilang aja kali semalam di chat mau kerumah Letta," kekeh Lisa dan hal itu tak luput dari perhatian Rangga.
"Yaudah, iya. Yuk masuk." Rangga menarik tangan Lisa untuk masuk kerumah Aletta. Layaknya rumah sendiri, tanpa memencet bel terlebih dahulu sebelum masuk, Rangga langsung nyolong masuk begitu saja ke dalam rumah Aletta dengan tangannya yang sama sekali tak lepas menggenggam tangan Lisa.
Lagipula ini rumah temannya. Rangga juga sudah kenal dan berteman dengan gadis tomboy itu cukup lama. Sudah akrab, bahkan seperti saudara sendiri.
Hal pertama yang mereka lihat adalah suasana rumah yang sepi nan sunyi. Begitulah suasana rumah Aletta, seperti tak berpenghuni. Gadis itu tinggal bersama pembantunya, sedangkan Ayahnya bekerja di luar negeri dan Mamanya sudah menikah lagi dengan pria lain. Bisa dikatakan Aletta adalah anak broken home.
Makadari itu, Aletta sering menyuruh teman satu band-nya berkunjung kesini dengan alasan menemaninya agar tak sendirian dirumah. Dia senang karena mempunyai teman seperti Rangga dan yang lainnya, apalagi bertambah satu orang lagi yaitu Lisa.
"Hai guys! I'm come back!" seru Rangga pada teman-temannya saat dirinya dan Lisa sudah sampai di ruang musik Aletta, tempat mereka berkumpul.
"Hai juga," balas Aletta. Gadis itu segera berjalan menghampiri Lisa. "Ayo-ayo ... ikut gue aja kak. Jangan deket-deket dia. Dia orangnya setengah waras." Aletta menarik tangan Lisa, mengajaknya untuk duduk bersamanya dan Monica.
"Sialan lo Ta!" balas Rangga. Dia akhirnya menyerah, membiarkan Lisa bergabung dengan Monica dan Aletta. Berbaur dengan obrolan kedua gadis itu.
Rangga menempatkan dirinya duduk di samping Darrel, cowok itu sedikit lebih kalem daripada Adyan makanya lebih baik dia duduk di sampingnya, dekat dengan Adyan membuatnya terusik. Cowok itu tak bisa diam. "Gimana bro? Udah siap?" tanya Rangga menepuk bahu Darrel.
Darrel mengacungkan kedua ibu jarinya pada Rangga. "Siap dong! Tapi jangan lupa ya...."
Rangga memutar bola matanya malas. "Iya-iya. Yaelah, takutan amat sih lo nggak dapet jatah."
"Ngga," panggil Adyan membuat Rangga menoleh pada cowok itu. "Lo udah mandi kembang tujuh rupa'kan? Sesuai anjuran gue?"
"Ngapain emang? Gak perlu."
"Kali aja, abis mandi kembang nasib lo mujur."
"Gak ngaruh."
Frey yang sedari tadi memperhatikan Rangga, Darrel, dan Adyan mulai membuka suara. "Gak yakin gue, orang kayak lo bakal romantis. Awas aja lo kabur dari konsep yang udah kita buat, gue cincang lo kak!"
"Tenang Frey, tenang! Woles aja!" kalem Rangga. "Setelah semaleman gue bergadang buat searching di Google, akhirnya gue dapet ilmunya."
Darrel memutar bola matanya mendengar ucapan Rangga. "Yaelah, gitu doang pake searching. Gak pro lo."
"Mau pro?" tanya Adyan. "Gue jagonya," bangga Adyan.
"Jangan, yang ada Lisa kasihan kalo sama lo."
"Apapun yang terjadi entar. Lo harus menerimanya, walaupun itu sakit."
![](https://img.wattpad.com/cover/208211194-288-k691042.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...