Hidup itu kaya nge-vlog di youtube, ada aja komentar jelek yang datang dari para netizen.
-Faisal Raditya-***
(Typo maaf ya, bilangin aja.)
"Papa?"
Panggil Gerald membuat pria paruh baya yang di panggil 'Papa' itupun menoleh.
"Oh jagoan saya, apa kabar nak?" Ucapnya sambil menepuk bahu Gerald pelan. "Papa rindu dengan kamu nak," lanjutnya.
Gerald langsung memeluk papanya, dia sangat merindukan papanya ini. Orang tua yang masih ia punya.
Karena papanya bekerja di Jerman dan jika pulang waktunya tak menentu, karena pekerjaannya disana banyak dan membuat dirinya sibuk. Tak heran dia pulang ke Indonesia setahun sekali atau kalau ada waktu luang saja dia kembali, hanya untuk mengetahui kabar kedua anaknya.
"Jagoan kecil Papa ternyata sudah besar ya sekarang," ucap Hardi sambil mengelus punggung anaknya yang sangat ia rindukan ini.
Gerald melepas pelukannya, menatap pria paruh baya yang tingginya sama dengannya, walau sudah usia namun Papanya tetap rapih dan keren dalam hal penampilan. "Papa kapan datang? Kok gak ngabarin?"
"Baru aja, Papa gak ngabarin karena mau ngasih kejutan aja," jawabnya sambil menampilkan senyumnya pada anaknya yang kini sudah beranjak dewasa. "Gimana sekolah kamu? Gak ada masalah kan?"
Itu adalah pertanyaan monoton yang selalu Gerald dengar dari mulut Papanya, dia sudah hafal betul pertanyaan itu akan di tanyakan papanya jika ia pulang ke Indonesia.
"Baik Pa, seperti yang Papa minta."
"Bagus. Ini baru kebanggaan saya."
Gerald hanya tersenyum kecil menanggapinya.
"Oh, jadi dia anak kecil yang selalu main sama Renza waktu Renza masih kecil? Gak kekenalan saya," ucap Ratna-Mamanya Iren dan langsung memeluk Gerald seakan dia adalah anaknya sendiri.
Memang, keluarga Iren dengan keluarga Gerald memiliki hubungan yang sangat dekat. Dulu, sewaktu Gerald dan adiknya- Acha masih kecil, keluarga Iren selalu membantu keluarga Gerald. Apalagi waktu itu Milla-Mamanya Gerald sering masuk Rumah Sakit karena penyakitnya, Ratna selalu ada untuk Gerald dan Acha dalam menggantikan peran Milla sebagai Ibu dari keduanya. Ratna tau, anak sekecil itu masih sangat butuh bimbingan dari Sang Ibu. Terlebih lagi waktu itu Acha masih berusia dua tahun.
Ratna menganggap keduanya sebagai anaknya sendiri.
"Anakmu ini tampan sekali. Dia persis sepertimu," ujar Ratna kepada Hardi.
"Iya dong. Siapa dulu Papanya," balas Hardi menyombongkan dirinya.
"Buah jatuh tidak akan pernah jauh dari pohonnya," sahut Jonathan- Papa Iren.
"Ah sudahlah, putrimu juga tak kalah cantik," Hardi membalas dengan memuji Iren.
"Makasih om," jawab Iren dengan tersenyum kikuk kearah Hardi.
"Oh ya, silahkan masuk. Masa terus berdiri di depan pintu," ujar Hardi menyuruh mereka semua untuk segera masuk ke dalam rumahnya.
Mereka semua duduk di sofa ruang tamu. Sambil mengobrol sekaligus memakan camilan yang sudah tersedia di meja. Tampak akrab untuk seorang tetangga yang lebih mengarah seperti keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Fiksi Remaja#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...