43. But I'm only Human.

860 63 5
                                    

Kamu seorang yang bersikeras sendiri. Seolah hatimu adalah baja dan batu yang tak akan terluka. Berhenti, kamu sudah cukup terluka dan jangan kamu paksakan. Kamu bukan manusia sempurna yang menerima segala cobaan.

****

But i'm a bad liar, bad liar....
Now you know, now you know....
I'm a bad liar, bad liar.....
Now you know, you're free to go....

Gema musik itu mengalun keras di dalam ruangan ini. Di perdengarkan lewat speaker bluetooth milik Aletta. Mendengarkan lagu berjudul Bad Liar yang di nyanyikan oleh Imagine Dragons.

Walau Lisa terbilang baru berteman dengan mereka, tetapi Rangga dan teman-temannya sangat menerima kehadiran Lisa dengan baik, memperlakukan gadis itu seolah mereka sudah berteman lama dengannya, hal itu membuat Lisa nyaman berkumpul bersama mereka. Mereka menerapkan sikap urwell dan tak ada yang membeda-bedakan di dalam pertemanan mereka.

Bahkan Aletta yang dilihat dari first impression-nya seperti gadis tomboy, bad girl, dan terlihat sangat jutek. Tapi lihatlah, gadis itu sekarang sangat akrab dengan Lisa. Aletta juga mengajak Lisa bergabung di bandnya jika gadis itu mau.

Adyan menguap, lalu telapak tangan kirinya ia gunakan untuk menutup mulutnya yang terbuka lebar. Detik berikutnya cowok itu bangkit dari posisi tidurannya. "Kita gak ngapa-ngapain nih? Emang kalian gak pada boring?" tanyanya pada teman-temannya.

"Bosen sih, tapi lebih nge-bosenin itu ngeliat muka lo," balas Rangga. Tak perduli perubahan raut wajah Adyan setelah mendengarkan balasan Rangga. Cowok itu fokus menunduk, men-setting senar gitarnya agar jika nanti ingin ia gunakan gitar itu, ia tidak perlu repot-repot men-settingnya lagi.

"Bangke lo Ngga!! Durhaka lo jadi temen!"

"Bodo amat, perduli amat gue sama lo," jawab Rangga kelewat santai.

Adyan mengelus dadanya, berusaha sabar akan ucapan Rangga. Lalu matanya mengarah pada Aletta yang sedang mengobrol bersama Monica dan Lisa. "Letta, lo nyanyi kek. Boring nih gue. Gc nyanyi, biar gue sama yang lain iringi nyanyian lo dengan musik," suruh Adyan. Namun respon yang di berikan Aletta adalah memutar bola matanya malas, dia sekarang sedang dalam mode mager.

"Ogah. Gue lagi males, suruh yang lain aja. Monic kek tuh sekali-kali, suara dia kan cakep."

Mendengarnya Monica langsung menggelengkan kepalanya tidak terima. "Gak kak Letta. Suara Monic jelek banget, fals kalo di nada tinggi, gak sebagus suara Kak Letta." Monica memberitahu. Garis keras dia tidak mau menunjukkan bakatnya, padahal suaranya bagus. Tapi Monica selalu merasa tidak percaya diri.

Tapi dalam memainkan Biola, Monica jagonya. Permainannya sangat bagus, sampai-sampai Aletta tercengang jika melihat Monica unjuk kebolehan padanya.

"Yaelah Mon-Mon... si Temon... sampai kapan sih, lo gak percaya diri kaya gitu?" tanya Darrel, dia mengubah posisi duduknya yang tadinya menselonjorkan kakinya menjadi di tekuk. Dia menatap Monica. "Kalo punya bakat, tunjukkan. Jangan di pendam. Bagaimana orang lain tau kalau lo punya kelebihan?"

"Nah, bener tuh. Ayo Mon, sekali-kali nyanyi bareng kita," ucap Frey yang sedari tadi diam kini mulai membuka suaranya.

"Tapi bener kak, suara Monic jelek. Kalau nada tinggi suka fals kedengarannya." Monica tetap bersikukuh tidak mau.

"Yah, padahal gue udah kangen mau mainin keyboard-nya Aletta. Berhubung kita ada di ruang musiknya," balas Darrel menghela kecewa, lalu matanya melihat Lisa yang sedang duduk di samping Aletta. "Gimana kalau yang nyanyi kak Lisa aja? Pengen tau nih, suaranya kak Lisa kalau nyanyi tuh kaya gimana."

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang