Kamu itu terlihat sangat abu-abu, kadang terlihat sangat menyakinkan. Terkadang juga terlihat begitu meragukan.
- Lisa Silvia-***
Puluhan menit Lisa habiskan hanya untuk berdiri di depan kaca besar yang ada di kamarnya, menatap pantulan dirinya dari kaca tersebut.
Jika kaca itu bisa berbicara, pasti dia akan memberikan kekesalannya pada Lisa karena gadis itu terus berada di hadapannya, tak kunjung juga lekas pergi dan terus menatap padanya. Sayang, kaca tersebut adalah benda mati, jadi tak bisa berbicara.
"Perfect gak ya? Apa kurang keriting rambutnya?" tanyanya pada dirinya sendiri, memperhatikan rambut panjang sepinggangnya yang sedikit keriting bawahnya karena ia curly.
"Kayaknya kurang deh." Lisa mengambil catokan itu lagi yang semula ia taruh di meja riasnya. Mencurly lagi rambutnya dengan catokan hasil meminjamnya pada Bundanya.
Tring!
Tring!
Tring!
Tiga suara yang berasal dari notifikasi ponselnya membuat pergerakan Lisa yang sedang mencatok rambutnya terhenti sebentar. Namun dia bersikap bodo amat karena sudah bisa menebak itu dari siapa. Gadis itu kembali pada aktivitasnya.
Sebenarnya dia masih kecewa dengan postingan Iren yang di lihatnya semalam. Tapi, sebisa mungkin dia menepis egonya untuk tidak bersikap masa bodo dengan Gerald, tapi itu terciri jelas kalau sedang terjadi hal tidak beres pada Lisa. Terbukti dengan runtutan pesan LINE dari cowok itu sama sekali tidak di balas, tapi hanya di baca.
Dirinya tidak munafik. Sejujurnya walau dia agak kecewa dengan cowok itu, tapi dia juga ingin bertemu dengannya, mengiyakan ajakannya untuk pergi jalan-jalan bersamanya.
"Nah, selesai. Cantik kamu Lisa," ucapnya memuji dirinya sendiri. Gadis itu selesai memoles lipbalm di bibir mungilnya. Kali ini Lisa memoleskan sedikit make up di wajahnya, tidak terlalu berlebihan dan tampak natural.
Tiba-tiba ponselnya berdering, dengan segera dia berjalan menuju tempat tidurnya di mana ia menaruh ponselnya. Dilihatnya layarnya menyala, menampilkan panggilan telfon dari Gerald.
"Lisa, kamu dimana? Kok lama?"
"Kenapa gak keluar-keluar? Dari tadi aku nungguin kamu lama, sambil ngobrol sama Pak Sahrul."
Mendengarnya Lisa hanya tersenyum kecil.
"Bentar ya, aku cepet ke sana."
"Maaf lama ...."
Sambungan itu terputus sepihak, dan Lisa yang mengakhirinya. Dengan cepat dia mengambil slingbag dan bergegas turun ke bawah untuk pamit pada orang tuanya.
Firda sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil menonton salah satu acara televisi. Segera Lisa menghampiri Bundanya yang sedang asyik menonton.
"Bunda, Lisa izin keluar sebentar ya," ucapnya lalu duduk di samping Firda. Firda menoleh pada puteri kesayangannya.
"Sama siapa?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Novela Juvenil#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...