Untuk pertama kalinya aku sadar,bahwa mencintai kamu itu ada resikonya. Salah satunya adalah ancaman seseorang yang menginginkan hubungan kita berakhir.
-Lisa Silvia-
***
"Makasih kamu udah anterin aku. Aku duluan ya? Kamu hati-hati, jangan ngebut bawa mobilnya," ucap Lisa disertai senyum terbaiknya. Dia segera turun dari mobil Gerald setelah mendapat berupa anggukan atas perkataannya barusan.
Melihat mobil berwarna hitam itu sudah pergi meninggalkan rumahnya, senyum Lisa masih belum pudar. Matanya masih memandang kepergian mobil milik pacarnya itu, sampai mobil tersebut benar-benar hilang dari pandangannya.
Tring!
Suara notifikasi yang berasal dari ponselnya membuat lamunan Lisa terbuyarkan. Dia segera merogoh saku rok abu-abunya, mengambil ponselnya.
Setelah kunci layar terbuka, Lisa melihat ada sebuah pesan masuk di ponselnya. Tertera nomor tidak dikenal disana. Karena penasaran Lisa pun membaca isi pesan itu.
081378******* : Selamat sore Nona, saya akan memberitahukan bahwa mulai hari ini saya akan selalu mengawasi Nona.
Lisa membaca isi pesan itu. Dia mengeryit heran, apakah orang ini salah kirim? Ataukah ada orang yang ingin menjahilinya? Kedua terkaan itu menjadi tanda tanya didalam kepalanya. Membuat Lisa jadi heran sendiri dibuatnya.
081378****** : Semua yang Nona lakukan akan ada balasannya.
Pesan kedua dari nomor yang sama masuk ke ponsel Lisa. Belum juga Lisa mengerti arti dari tulisan dirimkan lewat pesan pertama, pesan kedua masuk. Membuat keterbingungan Lisa makin berkali-kali lipat.
Apa yang dimaksud oleh orang yang mengirim pesan ini? Siapa yang mengirimnya? Dan kenapa dirinyalah yang dituju?
***
Hari sudah berganti malam. Kini, Lisa sedang berada di tempat penjual martabak dekat dengan komplek perumahannya. Memesan martabak rasa keju-coklat kesukaannya.
Sambil menunggu, Lisa memilih duduk di bangku plastik yang tersedia disana. Sambil melihat pelanggan yang berdatangan ketempat ini untuk memesan menu martabak yang ingin di belinya.
Memang, menu martabak di tempat ini sangat disukai oleh banyak pelanggan, dikarenakan rasa dari martabak yang dijual disini sangatlah enak. Tak heran jika setiap malam tempat ini tidak pernah sepi pelanggan.
Saat sedang diam dengan memperhatikan sekelilingnya, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya pelan. Hal itu membuat Lisa segera menoleh.
"Kan bener dugaan gue. Gue pasti gak salah lihat kalo cewek itu adalah lo." Rangga berucap sembari sedikit tersenyum pada Lisa. Dia mengambil salah satu bangku plastik dan menaruhnya tepat disamping Lisa untuk dia duduki.
"Lo sering ke sini?"
''Enggak juga. Cuma lagi pengen jajan doang baru gue keluar malem,'' jawab Lisa, sedikit menoleh kearah Rangga.
Rangga hanya manggut-manggut mendapatkan jawaban itu dari Lisa. Mereka melanjutkan obrolan lagi sembari menunggu pesanan mereka siap.
Saat sedang asyik mengobrol, seorang pria yang diperkirakan berumur 40-an tahun datang menghampiri Lisa sembari membawa sebuah kantong plastik yang berisikan martabak pesanan Lisa.
"Makasih, Pak." Lisa tersenyum setelah membayar pesanannya, gadis itu segera bangkit dari posisi duduknya.
"Gak mau bareng nih?"
Lontaran kalimat itu menghentikan pergerakan mulut Lisa yang ingin berucap 'Gue duluan ya' jadi terhenti. Cewek itu berbalik badan menghadap Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Novela Juvenil#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...