Belajarlah dari setangkai bunga. Ia mengajarkan kita arti sabar untuk mencapai keindahan dan berjuang untuk mendapatkan kehidupan.
***
Huek!!Lisa mengeluarkan semua isi perutnya, rasanya kini tubuhnya sangat lemas membuatnya tak kuat untuk terus berdiri.
Gadis itu terduduk di lantai toilet. Sambil menekuk lututnya dan menangis dia menahan rasa sakitnya.
Rasanya ... sakit sekali sampai Lisa sulit mendeskripsikannya lewat kata.
Efek kemoterapi yang sedang ia jalani membuat dirinya tersiksa. Di samping Lisa harus meminum obat-obatan pahit itu, Lisa juga harus menerima kondisinya selama menjalani kemoterapi. Rambutnya, ya rambutnya makin banyak saja yang rontok, membuat rambut Lisa kini kian menipis.
"Dek!"
Suara itu membuat Lisa menoleh dengan gerakan pelan. Menemukan Gilang dengan tatapan khawatir menghampirinya.
"Lisa," panggilnya dan Lisa menampilkan senyum di bibirnya yang pucat.
"Lisa gak apa-apa Bang, jangan khawatir. Lisa cuma muntah doang," balas gadis itu.
Gilang bisa melihat bahwa Adiknya itu sedang menahan sakitnya walau bagaimanapun Gilang tau dari ekspresi Lisa.
Hingga matanya terbelalak kaget saat baru menyadari ada bercak darah di kaus Lisa. "Lo muntah darah?"
Lisa hanya diam, membuat Gilang tak tega melihat wajah pucatnya. Cowok itu segera menggendong Lisa menuju kasur milik gadis itu.
Gilang berjalan ke lemari pakaian Lisa, mengambil kaus untuk Lisa lalu menghampiri gadis itu yang terdiam di pinggir tempat tidur.
"Ganti baju lo," suruhnya sambil menyodorkan kaus itu pada Lisa.
Lisa tak bergeming sedikitpun dari posisinya. Mengabaikan ucapan Gilang. Matanya terus menatap lurus pada kaca besar yang kini berada di hadapannya.
"Bang, Lisa kurus banget ya?" Lisa bertanya, mengamati penampilan dirinya lewat pantulan cermin.
Gilang menoleh pada cermin itu yang menampilkan diri Lisa dengan wajah sedihnya.
"Enggak kok," bohong Gilang. Ia tak ingin membuat Adiknya itu makin bersedih karena mengiyakan ucapannya. Walau kenyataannya tubuh Lisa memang terlihat lebih kurus ketimbang dirinya belum sakit.
"Lisa jelek ya Bang?" tanyanya lagi.
Gilang menghela napasnya, dia mengambil tempat di samping Lisa. Memperhatikan Adiknya dari samping.
"Gak kok, lo cantik. Banget malah," jawab Gilang membuat Lisa menoleh padanya.
"Jangan bohong Bang," sanggah Lisa membuat Gilang menggelengkan kepalanya. "Siapa yang bohong? Emang kenyataannya kok, lo cantik."
Lisa memalingkan wajahnya dari tatapan Gilang. Gadis itu beralih pada gunting yang berada di atas meja riasnya. Dia tersenyum.
"Apakah kalau Lisa botakin rambut Lisa bakal tetep cantik?" tanyanya lalu menoleh pada Gilang.
Mendengar penuturan Lisa membuat Gilang menautkan alisnya. "Maksud lo?"
"Bang, Lisa minta tolong." Lisa menggantungkan ucapannya, dia menyisir rambut pendeknya menggunakan jemarinya dan saat itu juga helaian rambutnya berjatuhan.
"Tolong potong rambut Lisa, rambut Lisa banyak yang rontok, lebih baik sekalian aja di botakin." Lisa tersenyum pada Gilang sedangkan Gilang terpaku di tempatnya namun tatapannya tak lepas dalam menatap Adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Fiksi Remaja#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...