Lebih baik kita menyimpan rasa sakit untuk diri kita sendiri. Jangan di sebar luaskan, agar orang terdekat kita tidak cemas dengan keadaan kita. Cukup diri sendiri dan Tuhan yang tau.
- Lisa Silvia-
***
****
"Hati-hati Lis."
Lisa menerima uluran tangan itu, dia segera turun dari motor sport hitam milik Gerald dengan hati-hati.
"Makasih," ucapnya sambil tersenyum.
"Sama-sama."
Mereka berdua berjalan meninggalkan area parkiran sekolah untuk menuju kelas. Masih ada waktu 15 menit sebelum upacara bendera di mulai, masih lumayan memang, karena mereka berangkat pagi-pagi untuk menghindari macet yang bisa saja membuat mereka telat. Maklum saja, Ibu Kota Jakarta, tak ada namanya tidak macet jika pagi hari begini.
"Eh Lisssaaaa!!!! Tuungguuuin guuuee dooong !!!"
Teriakan cempreng itu menggema di koridor lantai 4, khususnya di mana kelas 12 MIPA berada. Baik Gerald maupun Lisa sama-sama menghentikan langkah mereka, terlebih lagi Lisa. Gadis itu segera membalikkan badan menemukan Merlin tengah berlari kearahnya dengan napas ngos-ngosan.
Sampai di hadapan Gerald dan Lisa, Merlin cengar-cengir tak jelas, Lisa melihatnya dengan dahi berkerut bingung, sedangkan Gerald dengan tatapan datarnya melihat kearah Merlin.
"Ada apa, Lin?"
Sampai suara Lisa yang bertanya pada Merlin, membuat gadis itu langsung mengucapkan alasannya kenapa ia memanggil Lisa tadi.
"Itu...." Merlin menggantungkan kalimatnya, dia mendekatkan wajahnya pada telinga Lisa untuk berbisik. "Nyontek mtk plisssss ... Lis, boleh ya? Gue lupa kalo hari ini ada pr," rajuknya.
Sudah Lisa duga.
Diantara Dela, Rosa, Lisa dan Merlin memang yang paling malas adalah Merlin. Cewek itu terlalu bersikap santuy jika di berikan tugas dari guru. Selalu kata 'Nanti dulu' dalam mengerjakannya, membuat Merlin seringkali lupa, dan selalu panik jika sudah sampai ke sekolah. Kalau hari ini dia mempunya Pr.
Alhasil, karena terlanjur panik dan mau tak mau dia meminta contekan pr pada Lisa. Salah satu teman dekatnya yang masuk kategori anak rajin di kelasnya dan bisa di andalkan.
"Yaudah," balas Lisa pasrah. Tak kuasa melihat wajah Merlin memelas padanya. Cewek itu seolah mempunyai bakat mengubah mimik wajah dalam membujuk seseorang.
"Alhamdulillah ... makasih Lis, lo emang the best," pekiknya riang, dan langsung memeluk Lisa tapi langsung di lepaskan pelukan Merlin oleh Lisa. Reaksi berlebihan memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...