Aku cemburu karena ada alasannya. Aku diam karena ada alasannya. Dan aku pergi juga karena ada alasannya. Jadi, pahamilah sebelum kau menuduh bahwa aku yang tak pernah cinta.
- Lisa Silvia-
***
Sudah bahagia dan tersenyum hari ini??
Matanya menatap semangkuk bakso itu tanpa selera, tangannya sibuk mengaduk-aduk makanan berkuah itu dengan gerakan lesunya.
Bahkan sikap Lisa yang mendadak tidak bersemangat seperti ini membuat Rosa, Dela, dan Merlin kebingungan atas sikapnya. Sejak bel masuk pelajaran berbunyi dari pagi tadi hingga sekarang di perhatikan oleh mereka bertiga Lisa menjadi pendiam dan pemurung mendadak.
"Lisa, lo kenapa? Ada masalah? Ngomong sama kita, jangan diem aja kaya gini. Siapa tau gue, Rosa, sama Merlin bisa bantu." Dela berucap. Perempuan berambut sebahu itu menatap Lisa dengan pandangan iba melihat ekspresi sahabatnya ini.
Rosa menyelipkan rambutnya ke belakang daun telinganya, masih sibuk memakan baksonya. Mendengar suara Dela yang melembut berucap pada Lisa membuatnya melirik Lisa. "Eleh, palingan juga ada masalah sama pacarnya tuh. Jujur aja deh Lis, gue udah tau tipikal cewek galau tuh sebabnya apa. Kalau gak chat yang gak di balas, di putusin, dan berantem." Rosa berucap layaknya cenayang saja, setelah itu dia meniup-niup mie kuning itu yang masih sedikit panas sampai uapnya terlihat.
Memang benar yang di ucapkan Rosa. Perempuan itu terlalu pandai menebak keadaan dan mempunyai insting tajam akan apa yang di rasakan oleh Lisa.
"Ngaco lo Ca! Jangan sok tau deh anda." Merlin menyangga. "Siapa tau Lisa galau karena belum bayar utang," cengirnya. Niatnya mau mengubah suasana yang terjadi sekarang ini diantara dirinya dan ketiga temannya, namun ucapannya terlampau garing. Terbukti tak ada respon apapun dari teman-temannya.
Rosa menghentikan mulutnya yang tengah menyantap bakso miliknya yang tersisa setengah mangkuk. Dirinya melihat Lisa yang masih terus menunduk menatap bakso di mangkuknya tanpa ada niatan untuk menyantapnya.
"Ngaku aja Lis, lo lagi marahan'kan sama Gerald?"
Mendengar itu Lisa langsung melepaskan sendok dan garpu yang sedang di pegangnya. Perlahan wajahnya terangkat, menatap Rosa tidak suka. Bukan dia membencinya tapi karena Rosa telah menyebut nama cowok itu yang berusaha untuk Lisa lupakan.
"Jangan nyebut nama dia lagi!" Ujar Lisa penuh penekanan.
Dela yang memang duduk di samping Lisa segera menggeser duduknya untuk mendekat pada cewek itu. Mengusap bahunya lembut. "Lisa lagi marahan ya sama Gerald? Dela ngerti kok, Dela juga pernah gitu sama Ravan. Tapi, Dela saranin, mending Lisa ngomong apa masalahnya sama dia, selesaikan masalahnya baik-baik. Jangan kaya gini," saran Dela dengan suara lembutnya. Pantas saja Ravan menyukai gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Novela Juvenil#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...