#Teenfiction series 💔
"Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...
Semakin kamu setia pada satu orang saja, maka semakin banyak masalah yang akan kamu hadapi. -Adelia Lestari-
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Iren menepikan mobil sportnya setelah sampai pada tempat yang ia tuju, dirinya segera turun dari mobilnya disusul oleh Lisa di belakangnya.
Lisa menatap sekelilingnya, tampak asing dengan lingkungan sekitarnya. Di hadapannya kini ada sebuah gedung pencakar langit yang membuat dirinya bingung dan bertanya-tanya, kenapa dirinya di bawa kesini? Dan tempat ini sebenarnya tempat apa?
Namun pikiran bingung itu langsung pudar karena suara Iren membuyarkan lamunanya. "Kenapa lo masih di sini? Gak mau masuk ke dalam?"
Lisa menggeleng pelan, wajah bingungnya terlihat jelas di mata Iren. "Ini tempat apa, Ren?"
"Kantor Om Hardi, papanya pacar lo."
Jawaban dari Iren membuat Lisa membuka mulutnya tak percaya, dia menatap Iren seperti meminta penjelasan akan kalimatnya. Namun yang di tampilkan perempuan itu hanya memasang ekspresi wajah biasa saja.
Iren menggandeng tangan Lisa untuk bersamaan masuk ke bangunan ini. Satpam tak ada yang mencegah kedua gadis itu masuk ke dalam, karena mereka sudah di beritahukan dari atasan mereka soal kedatangan Iren dan Lisa. Karena itu permintaan Hardi sebagai pemilik perusahaan ini.
Sampai di dalam tak sedikit orang yang tak menatap kedatangan mereka dengan pikiran penuh tanda tanya. Karena kedatangan Lisa dan Iren yang sama sekali tak di kenali oleh para karyawan di sini, terlebih lagi kedua gadis itu mengenakan seragam SMA. Tak mungkin'kan, Lisa dan Iren mencari tempat PKL di kantor ini, karena belum waktunya.
"Renza dan Lisa ya?" Seorang pria yang di perkirakan berusia 30-an tahun menghampiri kedua gadis itu. Membuat Lisa dan Iren langsung menoleh ke sumber suara.
"Iya mas," jawab Iren dengan tersenyum sebagai tanda rasa sopannya pada mas Reza selaku sekretaris Hardi.
Reza tersenyum ramah. "Mari ikut saya ke ruangan Pak Hardi. Beliau sudah menunggu kalian," ucap pria itu membuat Lisa dan Iren mengikuti langkahnya menuju ruangan di mana Hardi memimpin perusahaannya.
Dalam hati Lisa bertanya, belum sempat terjawab oleh Iren mengapa dia membawanya ke sini. Dan terlebih lagi kenapa Iren terlihat kenal dengan pria ini. Sebenarnya apa yang Iren sembunyikan, dan apa yang Lisa lewati sampai tidak di ketahui olehnya.
"Silahkan masuk Lisa," ucap Mas Reza menyuruh Lisa untuk memasuki ruangan yang sudah berada di hadapannya kini.
Kening Lisa terlipat dalam, bingung. "Saya saja yang masuk pak?" tanyanya heran dan di balas anggukan dari Mas Reza. "Iya, Pak Hardi sudah menunggu anda di dalam."