41. Sebutan kuaci untuk Iren.

875 65 7
                                    

Pelakor itu kayak kuaci!
Udah murah, nyampah pula!
Gak guna!

****

Yey!! Aku Up lagi... sebagai hadiah buat  kalian para jomblo biar malam mingguannya gak bosen.

Happy reading....

Jadi Nokturnal dong 🦇🦇

****

"Jadi, beneran lo putus sama Gerald?" tanya Merlin.

Rosa dan Dela menatap Lisa, menunggu jawaban dari gadis cantik itu. Mereka ingin mengetahui kebenarannya dari sisi Lisa sendiri. Bukan dari gosip yang beredar dan juga dari mulut Gerald sendiri, bisa jadi'kan cowok itu berbohong?

Lisa mengangguk mengiyakan,  dan hal itu membuat ke tiga temannya langsung melotot tak percaya.

"Kok bisa...." Dela membeo.  "Padahal kalian tuh cocok banget sumpah! Gue gak bohong! Kadang kalo gue liat lo lagi berdua sama Gerald, gue kadang suka iri liatnya!" Jelas saja terdengar nada kecewa yang tersirat dari ucapan Dela. Walau bukan dia yang merasakannya tapi Dela cukup paham dan mengerti bagaimana rasanya menjadi Lisa, pasti cukup menyakitkan.

"Alasan klasik. Katanya udah bosen sama gue. Dan gue paham kenapa dia putusin gue. Dia terpaksa harus pacaran sama gue, karena dia bilang dia suka sama Iren, jauh sebelum Gerald kenal gue," jelas Lisa, perlahan kepala perempuan itu menunduk memainkan jari-jemarinya yang saling bertautan. "Ya mau bagaimana lagi? Memang itulah kenyataannya." Mencoba untuk ikhlas, walau hati Lisa sulit melakukan itu.

BRAAKK!!

"Fuck bitch tuh orang! Njir! Geram gue!"

Beberapa murid yang memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya di dalam kelas, sontak saja mendengarkan gebrakan meja itu langsung menoleh pada meja Lisa, dimana ketiga teman perempuan itu berkumpul.

Praak!!

Merlin kaget plus kesal dengan tindakan Rosa, dia mengambil buku paket Biologi milik Lisa yang tergeletak diatas meja perempuan itu. Memukul tepat di kepala Rosa, kuat.

Karena perbuatan Merlin, Rosa langsung mengaduh kesakitan dan menatap perempuan itu tajam dengan tangan yang terus ia usap-usapkan pada kepalanya di bekas pukulan Merlin tadi.

"Goblok lo Lin! Otak gue loncer mau tanggung jawab lo?! Gila, sakit oneng pala gue!" Dumel Rosa.

"Lagian lo, pake gebrak meja segala!" Sungut Merlin tak kalah tinggi.

"Abisnya gue geram dan kesel sama Iren.  Dasar pelakor tuh orang! Percuma cakep, tapi kerjaannya ngerebut milik orang dan kebahagiaan orang!" Rosa mengepalkan tangan kanannya yang berada di atas pahanya, jangan tanya kenapa dia sekesal itu saat mendengar curhatan Lisa. Ingatlah, Rosa paling tidak suka jika ada salah satu dari temannya bersedih, walau bukan dia yang merasakannya, setidaknya Rosa merasakan juga apa yang temannya rasakan.

Lisa yang duduk di hadapan Rosa, mengelus bahu perempuan itu, agar tidak merasa kesal terus-menerus. "Udah Ros, lagian gue putus sama Gerald bukan karena Iren juga. Mungkin ini sudah menjadi takdir. Yang buruk sengaja Tuhan lepaskan, agar yang baik mempunyai kesempatan untuk datang," ucap Lisa dengan menampilkan senyumnya. Oh ayolah! Siapa yang bisa tahan melihat senyuman milik Lisa yang begitu lembut.

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang