Menjalani hubungan tanpa ada restu dari orang tua itu susah ya? Mempertahankan tapi takut dibilang durhaka karena tidak nurut perintahnya, mau diakhiri saja? Menyakiti hati orang yang disayang.
***
Sekarang, Lisa sedang berjalan di koridor yang tampak ramai oleh para siswa maupun siswi yang nampak keluar dari kelasnya. Bel pulang baru saja berbunyi, menandakan jam sekolah hari ini telah berakhir.
Gadis itu berjalan di belakang Gerald, mengikuti langkah cowok itu dari belakang untuk menuju parkiran. Hari ini mereka akan pulang bersama seperti biasanya.
"Ngapain jalan di belakang? Sini jalan di samping gue," ujar Gerald heran karena mengetahui Lisa berjalan di belakangnya. Yang mampu membuatnya lebih heran lagi melihat Lisa jalan sambil terus menunduk menatap kakinya yang terus melangkah. Dilihat dari gestur tubuhnya sepertinya Lisa ingin bertanya sesuatu namun diurungkan niatnya dengan menunduk dan bertanya jika di lain waktu.
"Kenapa? Kamu ngomong apa tadi? Maaf, tadi aku gak denger kamu ngomong apa." Rupanya Lisa tidak mendengar apa yang di ucapkan Gerald. Suasana koridor yang ramai membuat Lisa tak mendengar dengan jelas apa yang cowok itu ucapkan barusan.
Gerald behenti melangkah, hal itu membuat Lisa yang berjalan di belakangnya ikut berhenti. Dia berbalik badan menghadap Lisa yang sedang menatapnya dengan ekspresi bingung.
"Jangan jalan di belakang kaya gitu," ucapnya lalu menggamit tangan Lisa dan menggenggamnya, seolah itu sudah jelas menyuruh Lisa jalan di sampingnya.
"Memangnya kenapa kalo aku jalan di belakang kamu?" tanya Lisa, gadis itu memperhatikan tangannya yang sedang digenggam oleh Gerald, kemudian beralih menatap cowok itu dari samping.
"Bukan apa-apa," balasnya.
Mereka sampai di area parkiran sekolah. Gerald menghampiri mobilnya dengan tangan yang masih menggenggam tangan Lisa, dia segera membukakan pintu mobilnya untuk mempersilahkan Lisa masuk.
Setelah Lisa sudah masuk kedalam mobil, barulah Gerald membuka pintu kemudi mobilnya, duduk di kursi kemudi dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan sekolah yang masih lumayan ramai.
Disaat mobil berwarna hitam itu sudah melaju jauh, seseorang mengerang kesal, kakinya di hentakkan dengan gerakan marah, tangan kanannya terkepal di samping sakunya.
Perempuan itu melihat kebersamaan itu seperti hal yang sangat membuat emosinya tersulut. Tangan kirinya memegang pintu mobil yang ia buka dengan perasaan geram, bisa di bilang dia meremas pintu mobil itu saking berkecamuk emosi di dalam dirinya.
Dia iri dengan kedekatan mereka, kenapa bukan dirinya saja yang berada di posisi Lisa. Karena menurutnya posisi itu pantas di dapatkan hanya untuknya, bukan Lisa ataupun cewek manapun.
"Lisa Silvia... haruskah lo mati? baru gue bisa rebut posisi lo itu?"
****
"Kenapa berhenti disini?"
Lisa mengedarkan pandangannya pada sekelilingnya, dia bingung kenapa Gerald menghentikan mobilnya disini? Apa yang ingin dilakukan cowok ini di tempat seperti ini? Hal itu membuat kebingungan Lisa seketika hinggap di benaknya.
Gerald turun dari mobilnya diikuti dengan Lisa yang juga ikutan turun. Mata mereka langsung melihat pemandangan taman beserta tumbuhan hijau yang ada di sana.
"Ayo," ajak Gerald, cowok itu menarik tangan Lisa untuk segera mengikuti langkahnya.
Mereka memilih duduk di kursi taman yang berwarna putih. Menikmati semilir angin sore di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Novela Juvenil#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...