47. Terima kasih sudah khawatir

955 66 3
                                    

Biarlah kau mencari yang lebih baik dariku, tetapi tugasku sudah selesai untuk membuatmu bahagia.

- Lisa Silvia-

***

Lisa sudah selesai dengan tugas piketnya. Gadis itu segera berjalan ke belakang kelas untuk menaruh sapu yang tadi ia gunakan untuk menyapu lantai kelasnya.

Setelahnya dia segera keluar kelas, menutup pintu kelasnya, karena dia yang terakhir keluar dari kelas. Teman-temannya sudah selesai duluan dengan tugas piketnya, dan izin pamit pulang duluan pada Lisa.

Namun langkahnya harus terhenti karena melihat Iren yang sudah berdiri di depan kelasnya Sambil bersedekap dada. Tatapannya membuat Lisa bingung.

Kaki jenjang perempuan itu bergerak menghampiri Lisa.

"Boleh bicara sebentar?" tanyanya to the point.

Lisa yang awalnya bingung segera mengangguk. Dia penasaran Iren akan mengatakan apa padanya. Gadis itu hanya positive thinking saja.

"Kenapa ke sini?" tanya Lisa bingung saat Iren membawanya masuk ke dalam toilet.

Iren melepaskan tangannya yang tadi menarik pergelangan tangan Lisa untuk mengikuti langkahnya, dia berdiri di hadapan Lisa, menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Menilai penampilannya.

"Sekarang gue mau blak-blakan sama lo," ucap Iren. Kedua matanya menyorot tajam pada Lisa.

"Apa itu Ren?"

"Lo nyadar gak sih kalo lo itu gak pantes buat dia. Kenapa lo masih aja chat dia, gue pengen lo batasin interaksi lo, jangan lagi cari perhatian. Lo itu udah mantan! Gak usah belagu deh!"

"Maksudnya apa sih Ren? Yang jelas kalo ngomong."

"Lo masih kirim-kirim chat kan ke Gerald? Sekarang gue minta lo jangan lagi usik kehidupan dia. Lo itu bukan siapa-siapanya! Jangan merasa lo itu penting deh!"

Lisa makin tak paham karena perkataan Iren. Terbukti dari kerutan di keningnya.

Iren menyeringai, lalu detik berikutnya tangan gadis itu menarik rambut panjang Lisa. Membuat gadis itu kaget bukan main.

"Kenapa? Kaget ya? Baru tau kan lo, sifat asli gue kayak gimana?" Iren makin menguatkan cengkramannya pada rambut Lisa. Membuat kepala gadis itu semakin mendongak, rasa kebas mulai menyerang kulit kepalanya.

"Iren, lepas Ren. Sakit." Mohon Lisa, membuat Iren tertawa keras, apalagi melihat ekspresi wajah gadis itu.

Iren mendorong bahu Lisa dengan kasar membuat tubuh gadis itu mundur dan punggungnya terbentur tembok. Iren berjalan mendekat pada Lisa, kali ini dia akan mengeluarkan sifat aslinya. Dia sungguh sudah muak dengan prilaku Lisa.

"Bangun Lis! Sekarang lo gak akan gue biarin!"

Lisa berdiri dari duduknya, dia langsung menatap manik mata berwarna biru langit itu yang menyorot tajam padanya.

"Pasti lo kaget'kan ngeliat gue tiba-tiba berlaku seperti ini sama lo Lis? Jangan kaget ya, sebenarnya gue pengen ngelakuin ini sejak lama. Cuma, ya lo taulah, waktunya gak tepat," ujar Iren sambil memainkan ujung rambut Lisa. "Berhubung sekarang lo sama Gerald udah putus, jadi gak ada lagi yang ngebelain lo."

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang