54. I hate you and I love you

1.1K 62 2
                                    

Anehnya, sudah tau kamu bukan milikku lagi. Tapi mengapa aku cemburu saat melihatmu bersama orang lain?

***

Note : Dengerin lagu di atas. Supaya dapet feel-nya.
***

"Heh udah-udah, berhenti!" teriak Lisa. Berdiri diantara kedua cowok itu yang masih terlihat tak mau mengalah. Mereka tak perduli kalau sekarang mereka sedang berada di lingkungan sekolah, yang terpenting emosi mereka terbayarkan.

"Gibran stop! Udah, jangan pukul Gerald lagi!" Lisa berteriak kembali, susah payah gadis itu memisahkan mereka yang tak mau saling mengalah. Gadis itu berdiri di hadapan Gerald sambil merentangkan kedua tangannya. Sarat jelas menyuruh Gibran menghentikan amarahnya.

"Minggir Lisa! Biar gue kasih pelajaran buat dia, cowok kayak dia kalau di biarin makin parah!" gertak Gibran, tapi Lisa tak mendengarkannya. Gadis itu tetap berdiri di tempat sambil menggelengkan kepalanya, melarang Gibran melayangkan pukulannya lagi.

"Gak! Lisa gak akan minggir!" ucap Lisa kekeh.

Yang bisa Gibran lakukan adalah menghela napas dan berusaha meredakan emosinya, tapi tatapan tajamnya tak lepas dari Gerald. Andai saja Lisa tak ada, sudah di pastikan Gibran akan menghajar cowok itu habis-habisan.

Lisa berbalik, menatap Gerald yang terduduk sambil memegang sudut bibirnya yang sedikit berdarah. Gadis itu mengulurkan tangannya pada cowok itu. "Ayo bangun," ucapnya.

Bukannya menjawab atau menerima uluran tangan Lisa yang ingin membantunya untuk berdiri. Malahan Gerald hanya diam, sama sekali tak menghiraukan Lisa. Tatapannya hanya mengarah menatap lantai dengan seribu rasa kesal di hatinya pada Gibran.

"Jangan Lisa, biarin aja." Gibran menarik tangan Lisa. "Cowok kek dia gak pantes mendapatkannya. Brengsek, lo gak ingat dia udah berkali-kali nyakitin lo Lis?"

Hal itu membuat Gerald langsung berdiri dari duduknya. Dia menatap nyalang pada Gibran, kedua tangannya mengepal kuat seiring wajahnya yang berubah merah padam menahan gejolak amarah di dalam hatinya.

Walaupun Gerald terkenal pendiam dan cuek akan sekitarnya tapi ingatlah, jika emosinya sudah tersulut jangan tanya seberapa seramnya dia, apalagi melihat tatapan tajamnya.

Gerald maju mendekati Gibran, dengan telapak tangan mengepal kuat. Tak perduli ada Lisa di samping cowok itu, dia segera menarik kerah seragam Gibran dan melayangkan pukulannya pada tulang pipi cowok itu.

"Gibran!" teriak Lisa. Gadis itu bingung harus berlaku apa. Kini kedua orang itu kembali berkelahi. Sungguh jika begini Lisa tidak bisa memisahkan mereka, karena mereka sama-sama keras kepala dan tak mau mengalah.

Lisa menarik tangan Gerald, cukup kuat. Berharap dengan begini mereka berhenti berkelahi. Gadis itu tak ingin mereka sama-sama terluka, lihatlah Gibran sekarang, cowok itu tersungkur ke lantai akibat pukulan kuat yang mengandung amarah dari Gerald.

"Rald, udah berhenti. Kasihan Gibran. Udah jangan berantem lagi." Lisa memeluk tangan cowok itu, sambil memohon. "Ini sekolah, kalian jangan buat keributan."

"Lepas Lis," ucap cowok itu. Mencoba melepaskan tangan Lisa yang sedang memeluk tangannya.

"Gak! Kalo kalian berantem lagi Lisa bakal laporin kalian ke Pak Tris biar di pukul pake penggaris panjangnya!" ancam Lisa penuh penekanan.

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang