55. Terungkap.

1.6K 92 1
                                    

Kelak akan ada masanya, kau yang akan menunggu dan aku yang tak akan pernah datang. Semuanya berputar, bumi terus berotasi dan kamu hanya perlu memahami, yang menyia-nyiakan juga akan tersiksa pada masanya.

***


Pukul 22.00


Lisa menatap jam dinding itu, gadis berwajah cantik itu segera merapihkan buku pelajarannya kedalam tas. Selesai juga ia belajar malam ini.

Tapi saat gadis itu sedang merapihkan peralatan sekolahnya tiba-tiba saja rasa pusing menyerangnya. Lisa memijit pelipisnya, tak bisakah ia hidup tanpa merasakan sakit?

Bahkan selama ini Lisa berusaha menyembunyikan tentang penyakitnya dari kedua orang tuanya, bersikap baik-baik saja dan berpura-pura agar orang lain tak tau tentang kondisi tubuhnya yang kian hari makin melemah.

Penyakit itulah yang mengujinya. Menguji kesabarannya dan ketegaran hatinya. Walau rasa sakit yang amat sangat ia rasakan, Lisa berusaha kuat, tak ingin orang lain tau tentang kerapuhannya ini.

Tubuh gadis itu kian hari semakin kurus, pipinya menirus, dan setiap Lisa menyisir rambutnya selalu rontok, saking banyaknya rambutnya yang rontok membuat rambut Lisa kian menipis. Selama itu juga nafsu makannya berkurang dan selalu merasa pusing serta mimisan secara tiba-tiba.

Bruk ....

Lisa tak kuat lagi berdiri, gadis itu tersungkur ke lantai. Posisi tubuhnya tengkurap. Rasa sakit akibat tersungkur tak seberapa daripada rasa sakit yang menyerang tubuhnya sekarang akibat penyakit yang dideritanya.

"Hiks ... sakit banget," lirih Lisa. Air mata sudah mengalir deras di pipinya. Merasakan sakit yang menyerang tubuhnya saat ini.

"Lisa gak kuat ...."

Tok ... tok ....

Tak ada sahutan dari dalam.

Tok ... tok ....

"Nak, buka pintunya. Bunda bawain susu buat kamu."

Masih tak terdengar suara sahutan dari dalam membuat Firda mengeryit heran. Ada apa dengan puterinya ini? Biasanya Lisa segera menyahut jika ia panggil.

Tok ... tok ....

"Lisa, buka pintunya nak. Bunda buatin kamu susu, diminum ya? Kamu belum makan malam."

Masih sama. Lisa tak menjawab panggilannya. Apakah puterinya sudah tidur?

Ceklek.

Karena tak ada sahutan akhirnya Firda membuka pintu kamar Lisa, untung saja pintu kamar itu tak terkunci.

"Ya Allah nak!"

Praaang!

Firda terkejut membuatnya tidak sengaja menjatuhkan gelas yang berisi susu coklat itu untuk Lisa. Wanita berumur 30-an tahun itu segera berlari menghampiri puterinya.

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang