Berkorban demi perasaan orang lain itu gak wajar. Belum tentu orang itu perduli sama perasaan kita.
-Rosa Nurzizah-
***
Typo maaf ya, namanya juga manusia. Kali aja keyboard nya minta di ganti ke versi premium 😅🤣
****
"Hai Gerald. Good morning!" Sapaan paling ceria itu terdengar. Gadis cantik dengan senyum manisnya segera menghampiri kekasihnya."Lah kok gak di balas sih? Muka kamu kenapa nyeremin? Kamu ada masalah?" Lisa bertanya. Memperhatikan wajah Gerald yang terlihat seperti orang menyimpan kekesalan.
"Rald, jawab. Ada masalah? Kalo ada, ngomong aja. Insyaallah aku bisa bantu," ujar Lisa masih terus memperlihatkan senyumnya.
"Gak ada Lisa." Hanya itu jawaban Gerald. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana abu-abunya. Pandangannya hanya tertuju pada Lisa. Namun ekspresi cowok itu membuat Lisa kesal, karena hanya tatapan datar yang terpancar dari sorot matanya.
"Iren mana? Kenapa gak bareng kamu? Katanya kamu berangkat bareng dia?" Lisa bertanya. Kepalanya celengak-celenguk mencari keberadaan Iren.
"Lagi ngobrol."
"Sama siapa? Temennya?"
"Iya."
Lisa hanya manggut-manggut sambil ber-oh ria. Senyum sumringah masih bertahta di wajah cantiknya.
"Nanti pulang bareng kan?" tanya Lisa antusias.
"Iya."
Lisa menanggapi jawaban itu dengan tersenyum hingga lesung pipinya terlihat jelas. Gadis itu terlihat cantik sekali hari ini, walaupun Gerald tau Lisa memang selalu berpenampilan cantik menurutnya. Tanpa polesan make-up apapun gadis itu sudah mampu memancarkan aura beauty-nya. Memiliki senyum manis menambah kecantikan di diri Lisa, apalagi gadis itu mempunyai lesung pipi di sebelah kanan pipinya, menambah kesan manis saat dia tersenyum.
Pagi ini Lisa berangkat menggunakan Go-jek. Saking terburu-burunya dan takut telat, ia sampai tidak sempat untuk mengeringkan rambutnya setelah dia keramas. Tapi beruntung sekarang rambut panjangnya itu sudah agak kering tak selepek tadi.
"Mata merem takut di suntik. Jarum menusuk rasanya perih. Met pagi semuanya!!! Lagi apa nih?!!" Lontaran kalimat yang di ucapkan dengan volume agak keras itu membuat Lisa dan Gerald menoleh. Mendapati Faisal tengah berjalan kearah dua manusia itu sambil cengar-cengir gak jelas.
"Woy mas mbak! Kalian Kalo pacaran liat tempat dong! Kan kasihan kalo ada jomblo lewat sini. Meringis dia ngeliat kemesraan kalian."
"Apa sih Sal! Gak jelas deh! Dasar netizen amatiran!" Lisa menyahut dengan terkekeh pelan.
"Netizen amatiran gini. Para warga sosmed langsung heboh baca komentar gue." Bangga Faisal pada Lisa.
"Iya deh. Netizen mah bebas berkata apa. Netizen maha benar!!"
Tanpa di undang, Ravan dan Dela datang membuat suasana makin ramai dengan candaan konyol Faisal. Awalnya Ravan dan Dela murni mau lewat sini, tapi berhubung mereka berdua melihat Faisal, Lisa dan Gerald otomatis mereka langsung berhenti dan menghampiri ketiga orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...