Jika selembar kertas bisa di tuliskan berbagai macam kata, bagaimana dengan sebuah hati yang keberadaannya selalu di torehkan luka? Seberapa banyakkah kata yang tertulis di kertas itu untuk membuktikan banyaknya luka tersebut?
- Lisa Silvia-
***
"Gue cariin di berbagai tempat, ternyata lo di sini," ujar perempuan itu saat muncul di hadapan Gerald dan Lisa, kata itu yang ia ucapkan sambil menatap keduanya bergantian.
Dia bersedekap dada. "Berduaan sama pacar lo," lanjutnya lalu pandangannya menatap kearah Lisa yang di balas dengan tampang biasa saja oleh gadis itu.
"Ada apa lo cari gue?" Gerald langsung menanyakan ke inti, tidak mau terlalu berlama-lama mengulur waktu. Intinya dia ingin mengetahui secara langsung kenapa perempuan ini kemari mencarinya. Apakah ada urusan penting yang ingin Iren bicarakan pada dirinya.
"Duduk dulu Ren." Saat Iren ingin membuka suaranya, Lisa langsung menyelanya. Gadis itu menggeser duduknya mempersilahkan Iren untuk duduk.
"Makasih," jawab Iren pada Lisa agak sedikit tersenyum yang di balas oleh anggukan dari Lisa. "Tapi boleh gak, gue minta waktunya buat ngomong berdua sama Gerald dulu?" tanyanya.
Iren pikir Lisa akan bertanya hal apa yang ingin Iren bicarakan dengan Gerald sampai mengharuskan Lisa untuk pergi menyisakan Gerald dan Iren dengan obrolan mereka. Namun yang Lisa berikan adalah mengangguk pelan dan menampilkan senyum samarnya.
"Baiklah. Aku ke kelas dulu ya," pamit Lisa pada Gerald seraya bangkit dari duduknya.
"Oh ya Ren, ini buat kamu." Sebelum melangkahkan kakinya pergi, Lisa memberikan satu buah coklat Chunky bar pada Iren. Itu adalah coklat pemberian Gerald tadi. Lisa memberikan coklat itu pada Iren dengan niat berbagi pada cewek itu, lagi pula dia mempunyai satu coklat lagi yang di berikan Gerald padanya.
"Makasih Lisa," jawab Iren sembari mengambil coklat itu dari tangan Lisa.
"Iya sama-sama. Aku ke kelas ya, Ren." Setelah mengucapkan itu Lisa segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu untuk pergi menuju kelasnya.
Lisa berjalan menuju tangga untuk bisa naik ke lantai 4 di mana kelasnya berada yaitu 12 MIPA 2. Koridor sekolah masih cukup ramai bertepatan ini masih waktu istirahat dan bel masuk belum berbunyi.
Namun langkah kakinya harus terhenti kala saja ada yang mencekal tangannya dan menariknya hingga membuat tubuh Lisa terputar kebelakang menghadap orang itu.
"Hai kak Lisa... apa kabar kak?" Sapa Ava sedikit berbasa-basi menegur Lisa dengan smirk senyum aneh dan tampang nyolotin menurut Lisa.
"Ava?"
Ava seolah tak perduli dengan keterkejutan Lisa, dia lantas menarik tangan Lisa untuk menuju pembatas. "Kak liat itu?" tanyanya seraya menunjuk ke bawah sana.
Lisa mengikuti arah telunjuk Ava yang menunjuk satu objek di bawah sana. Matanya bergerak mengikuti arah pandang Ava yang terlihat tengah memandang Gerald dan Iren yang sedang mengobrol di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...