20. Iren dan Alex

951 73 1
                                        

Jaman sekarang banyak yang memanipulasi. Bahkan mampu memanipulasi karakternya yang aslinya jahat jadi baik pas di depan orang yang dia tuju.

-Ravan Prasetya-

***

Pukul 24.10

Suara musik DJ mengalun keras memenuhi ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara musik DJ mengalun keras memenuhi ruangan ini. Siapapun yang baru pertama kali ketempat ini pasti akan merasakan dengung pada gendang telinganya kala mendengar musik itu mengalun keras.

Terdapat banyak orang disini, mereka terlihat fun di tempat ini. Banyak dari mereka meliak-liukkan badanya menari bersama pasangan mereka, mengikuti alunan musik.

Sebelah tangannya ia gunakan untuk menopang dagunya, dilihat dari arah manapun terlihat jelas bahwa perempuan ini sedang bersedih, terlebih lagi dari wajah lesu dan tatapan sayunya.

Iren menatap gelas yang berisi cairan haram itu dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang entah kemana, jiwanya seolah tak ingin menetap karena ingin selalu melihat dan memikirkannya.

Hatinya tak bersingkron dengan tempat yang ia kunjungi. Ia berharap akan menemukan kebahagiaan dan membuang perasaan galaunya dengan berkunjung ke tempat ini, namun nyatanya itu tak mampu untuk melenyapkan kesedihan serta kehampaan yang melanda di benak dan juga pikirannya.

Disaat orang-orang menari dan asyik menikmati alunan musik DJ, malahan Iren duduk di salah satu meja bar dengan wajah murung tanpa melihat ke sekelilingnya. Matanya hanya menatap letupan minuman itu yang berada di dalam gelasnya. Bahkan dirinya belum sama sekali meneguk minuman haram itu yang sudah tersedia di hadapannya setengah jam lalu.

"Halo Iren." Sapa seorang pria. Dia langsung mengambil duduk di sebelah Iren, merangkulnya dengan possesif.

Tanpa di perkenankan duduk atau menoleh Iren sudah tau siapa yang datang, sudah cukup hafal dan paham dengan karakter manusia yang satu ini.

Cowok itu mengucup singkat pipi Iren, lalu menyelipkan rambut panjang cewek itu kebelakang telinganya sebelum berkata. "Kenapa muka lo kusut banget? Lo lagi ada masalah?"

Iren hanya menghembuskan napas panjangnya, dia menggerakkan kepalanya untuk sedikit menoleh pada cowok yang duduk di sampingnya ini. Iren diam saja belum menjawab pertanyaan dari cowok itu, malahan Iren memandangnya lama. Dia ingin curhat, namun apakah dia harus terus mengeluarkan isi hatinya serta perasaannya yang ia rasakan kepada cowok ini?

"I'm upset because of love." Pilihan jatuh kepada mengungkapkannya. Akhirnya Iren membuka suaranya, sudah lama cewek itu diam dengan lamunannya.

"Maybe, I fell in love with the wrong person," ucap Iren lagi, membuat cowok yang ada di sampingnya ini langsung menoleh sepenuhnya pada Iren. Menatap wajah cewek itu yang menahan air matanya untuk tidak jatuh.

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang