"Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang tersenyum, lebih lama lagi."
- Lisa Silvia-
***
Bismillah hirrohma nirrohim .....
Semoga gak ada yang typo.
Tarik napas pelan-pelan, buang. Siap-siap ya ...
Tiati entar keselek. Saya gak tanggung jawab.
Oke, happy reading.
****
Firda menatap nanar pada puterinya, pasalnya selama tiga hari setelah ulang tahunnya, kondisi Lisa makin parah. Gadis itu sangat lemah sekarang, yang bisa Lisa lakukan sekarang adalah terbaring di kasur rumah sakit dan tertidur. Gadis itu akan membuka matanya saat Firda menyuruhnya untuk minum obat.
"Nak, kamu belum makan. Bunda cemas kalau kamu gak mau makan kaya gini. Bunda mohon kamu makan ya?" Firda berbisik pada Lisa yang masih setia memejamkan matanya. Bahkan sudah beberapa kali Firda memanggil namanya, sampai membujuk Lisa agar gadis itu mau makan. Reaksi Lisa hanya diam dan tak menjawab, terus memejamkan matanya seolah dia tidak terusik sama sekali dengan suara Firda.
Wanita berumur 30 tahunan itu menghela napas pelan, ditaruhnya mangkuk yang berisi bubur itu pada nakas di samping ranjang Lisa.
Tangannya bergerak untuk mengusap puncak kepala anaknya. Tanpa sadar, matanya sudah berkaca-kaca melihat kondisi Lisa sekarang.
Rambut panjang Lisa yang tergerai indah, kini sudah tidak ada lagi. Senyum manis gadis itu yang selalu terpancar untuknya sudah tak terlihat lagi digantikan oleh guratan lelah di wajah pucatnya.
Hatinya terasa seperti tertancap jarum yang tak kasat mata, ngilu namun ia tidak bisa mengungkapkannya. Apalagi saat tangan Firda mengusap kepala Lisa lembut, penuh kasih sayang. Jika bisa di tukar, Firda akan bersedia menggantikan posisi puterinya itu. Biarlah dia yang merasakan sakit, sedangkan Lisa haruslah mengejar mimpinya, bersekolah, bermain bersama teman-temannya. Bukan terbaring lemah di sini.
Pintu ruangan terbuka, muncullah sosok Aldi lengkap dengan stelan kantornya berjalan masuk kedalam, pria itu langsung menghampiri isterinya yang sedang menatap Lisa dengan tangan yang terus mengusap kepala gadis itu lembut.
"Bun," panggilnya membuat Firda langsung menoleh. Wanita itu tersenyum mengetahui suaminya sudah pulang.
Firda menggamit tangan Aldi untuk menyalaminya.
"Gimana keadaan anak kita?" tanya Aldi setelah mengambil duduk di kursi samping isterinya. Mata pria itu memperhatikan Lisa yang masih asyik dengan tidurnya.
"Masih sama Mas, Lisa gak mau makan. Dipanggil juga gak bangun," balas Firda. Matanya kembali berkaca-kaca, wanita itu langsung memeluk suaminya dari samping.
"Saya takut Mas, apa yang dikatakan Dokter benar. Lisa ...."
Ucapan Firda berhenti, karena Aldi langsung menyelanya. "Jangan berpikiran buruk Bun, yakin anak kita bakal sembuh," ucapnya.
Dipelukannya Firda mengangguk kecil, dia melepaskan pelukannya pada suaminya.
Aldi bangkit dari duduknya, dia agak menundukkan tubuhnya, pria itu mengucapkan sesuatu di telinga Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...