Aku lelah. Dengan semua situasi ini yang mengharuskanku untuk mengakhiri hubungan ini saja. Karena aku berfikir, mencintaimu adalah resiko yang harus bisa aku hadapi jika tak ingin berpisah.
***
Tuuutt ... tuuutt ....
Tuuttt... tuuttt....
'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan hubungi beberapa saat lagi.'
"Arghh!!! Brengsek!!" Tangannya langsung meremas ponselnya dengan rasa kesal menyelimuti hatinya. Pikirannya langsung berkecamuk karena nomor yang ia tuju sama sekali tidak aktif. Terus saja operator telepon yang menjawab panggilannya.
"Sabar Rald, lo boleh emosi. Tapi pikiran dan hati lo harus tenang," saran Gibran. Ia menepuk pundak cowok itu pelan, ada rasa khawatir di benaknya saat mengetahui bahwa Lisa sampai sekarang belum pulang ke rumahnya, padahal hari sudah larut malam dan seharusnya gadis itu sudah berada di rumahnya tapi sampai saat ini dia beluman juga pulang.
"Gimana gue bisa tenang, Ran!! Lisa belum pulang sampai sekarang, dan gue khawatir sama dia!!" Gerald emosi, dia mengeluarkan kekesalannya pada Gibran dengan cara menepis tangan cowok itu dari bahunya dan berucap frustasi.
"Gue bingung harus cari dia dimana, semua anak sekelas udah gue tanyain, temen-temennya, sampai Walkes juga. Berharap mereka liat Lisa, tapi mereka sama sekali gak ngeliat dia."
Tadi Firda — Bundanya Lisa menelpon Dela sebagai sahabat dekatnya. Kali saja puterinya sedang berkunjung ke rumah Dela, mengingat kedekatan mereka. Namun Dela terkejut dengan pertanyaan dari Firda, bahwasanya memang sedari pulang sekolah ia tidak melihat Lisa. Karena jawaban Dela seperti itu akhirnya Firda menelpon Gerald yang posisinya sebagai pacar dari anaknya, siapa tau putrinya sedang bersama cowok itu.
Namun lagi-lagi jawaban yang di terima Firda tetap sama, puterinya sedang tidak bersama dengan Gerald. Langsung saja Firda cemas dan menelfon Rosa, dan Merlin bahkan Ravan, Gibran, dan Faisal pun ia tanyakan, tapi jawaban mereka tetap sama. Tidak melihat Lisa semenjak bel pulang sekolah berbunyi.
Jadi karena situasinya yang berubah menjadi tegang. Akhirnya mereka mencari Lisa. Dela, Rosa, dan Merlin mencari keberadaan gadis itu dengan menanyakan pada semua teman perempuannya. Sedangkan Gerald dan ketiga temannya mencari Lisa dengan menanyakan pada teman-teman sekolahnya serta mengunjungi beberapa tempat yang biasanya sering Lisa kunjungi. Sedangkan Firda bertugas menanyakan puterinya pada wali kelas dan juga guru.
Terakhir mereka ke tempat ini, yaitu rumah Gibran. Bingung harus mencari Lisa kemana lagi. Keberadaan gadis itu seperti hilang di telan bumi, tak menyisakan kabar apapun mengenai keberadaannya.
"Ya Allah ... Lisa kemana ... semoga nggak terjadi apa-apa pada teman saya," Dela menyatukan kedua telapak tangannya, berdoa agar Lisa dapat cepat di temukan. Dirinya sudah terlalu cemas melihat tidak ada kabar sedikitpun. Bukan hanya dirinya, tapi semua orang disini cemas dengan keberadaan Lisa.
"Tenang Del ... gak usah cemas kaya gini. Kita pasti bakal nemuin Lisa, kita akan berusaha mencari dia." Ravan duduk di sebelah Dela, mengusap rambut cewek itu berharap kecemasannya hilang perlahan.
"Tapi Dela takut Rav, kalo terjadi apa-apa sama Lisa gimana?" Dela semakin cemas, dia memeluk tubuh Ravan, berharap semua ini akan berlalu. Sungguh, dia tidak bisa membayangkan jika sesuatu akan terjadi kepada Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALISA (END)
Teen Fiction#Teenfiction series 💔 "Selama nafas ini masih ada, selama darah ini masih mengalir di dalam tubuh, selama jantung ini masih berdetak, dan selama kedua mata ini belum tertutup rapat. Tuhan, aku mohon izinkan aku untuk menatap dirinya yang sedang ter...