63. Ujian Nasional

1K 64 2
                                    

Kesulitan bukan untuk di tangis, tapi untuk di hadapi dengan kesabaran dan keyakinan bahwa kamu mampu melewatinya.

***

Semua orang yang berada di ruangan ini menatap Lisa. Dengan berbagai ekspresi raut wajah mereka melihat kondisi gadis itu sekarang.

Lisa tersenyum, dia menatap teman-temannya satu per satu. "Besok kalian UN ya? Semangat ya Lisa doain semoga kalian lulus dengan nilai tinggi dan tentunya yang terbaik," ucap gadis itu sambil mengepalkan kedua tangannya di depan dada, support membara baru saja ia ucapkan.

Dela langsung memeluk Lisa, ia sudah tak kuasa lagi untuk menahan tangisnya, gadis itu memeluk sahabatnya itu erat, seolah dia tak ingin berpisah dengan Lisa dan tak kuasa melihat penderitaan gadis itu.

"Lisa," panggilnya lirih. Mengusap punggung Lisa dengan isak tangis yang mulai terdengar. "Berarti kalo lo gak ikut UN, lo gak lulus. Lo harus ngulang jadi murid kelas 12 lagi, kita gak bisa lulus bareng Lis," ucapnya dengan sesegukan.

Di pelukan Dela, Lisa tersenyum tipis. Tangannya mengusap punggung gadis itu, membalas pelukannya. "Gak apa Del, namanya juga nuntut ilmu, gak ada kata terlambat. Enak atuh lo bisa di panggil dengan embel-embel 'Kak ' secara kan lo lulus duluan." Lisa malahan tertawa kecil, membuat Dela langsung melepaskan pelukannya dan mencubit pipi gadis itu.

"Gue serius padahal, malah lo ketawa," kesal Dela tapi Lisa malahan terkekeh melihat wajah sebal sahabatnya itu.

Rosa dan Merlin menghampiri Lisa, lalu mereka berdua memeluk gadis itu. "Lo kuat Lis, yakin lo bakal sembuh," bisik Rosa, menyemangati Lisa.

"Kita selalu ada untuk lo. Dan selalu mendoakan lo agar lo cepet sembuh Lis, jangan nyerah sama penyakit," sambung Merlin.

Ucapan teman-temannya membuat Lisa sedikit terharu, dia sangat bersyukur mempunyai mereka. Sahabat yang selalu ada, mau mensupport-nya, dan membuat Lisa seolah dirinya yakin bisa sembuh walau ia tau itu adalah rahasia Tuhan, kesembuhan ada padanya, Lisa hanya perlu berdoa dan juga terus berjuang untuk mengalahkan penyakit ini.

Tapi jika kehendak Tuhan demikian lain dari perkiraannya, mau tidak mau ia harus ikhlas dan menerimanya. Semua sudah di atur oleh Tuhan, kesedihan, kebahagiaan semua sudah tertulis di alur kehidupan.

"Udah ih, kalian mah melow mulu kerjaannya." Lisa berucap, melepaskan pelukan ketiga temannya. Gadis itu memandang Dela, Rosa, dan Merlin dengan senyuman miliknya.

"Andai gue bisa tuker posisi sama lo Lis, sumpah demi apapun gue gak mau dan gak tega liat lo sakit kek gini," tangis Merlin yang baru saja mereda kembali terdengar lagi. Bagaimana dia tidak menangis melihat sahabat karibnya terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit, sedangkan mereka sekolah dan besok akan melaksanakan UN, tentunya tanpa kehadiran Lisa.

"Gak boleh gitu Lin, gue yakin ini tuh Tuhan sedang memberikan cobaan untuk gue, Tuhan sayang sama gue," jawab Lisa. Dia mengangguk menyakinkan Merlin agar dia tidak perlu bersedih lagi.

Rosa mengusap kepala Lisa, walau terkenal jutek tapi jika itu berkaitan dengan temannya pasti gadis itu akan terlihat lembut dan penyayang. "Lis, gue salut sama lo." Rosa berucap yang di balas anggukan oleh Dela dan Merlin. Mereka menyetujui ucapan Rosa.

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang