Dibawah sinar bulan mereka berjalan bersama, bagaikan di sebuah lukisan, mereka terlihat seperti pasangan yang sangat serasi.
Dari belakang ada empat dayang yang mengikuti, jarak mereka tidak terlalu dekat, mungkin tiga meter.An Liu Jin hanya terdiam dalam lamunannya.
Wanita yang ada disebelahnya melirik kearahnya dengan pandangan bingung.
"Kenapa anda hanya diam? Apakah berjalan bersama saya sangat membosankan?" Ujar wanita itu yang merupakan putri keempat kekaisaran Dongfeng, Dong Fang Lin."Ah!" An Liu Jin terbangun dari lamunannya.
"Ma..maaf, tidak sama sekali. Pikiran saya hanya berada di tempat lain." Ujar An Liu Jin."Ah,begitu. Boleh saya tahu, apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya putri.
"Ah, maaf. Saya hanya sedang berpikir acak, itu saja. Mungkin lebih memikirkan saat perang." Ujar An Liu Jin.
"Begitukah? Seperti apa ceritamu di Medan perang?" Tanya putri Dong Fang Lin.
"Hm, disana saya bertemu dengan banyak prajurit yang hebat, mereka tidak kenal takut untuk masuk ke Medan perang demi membela negaranya." Ujar An Liu Jin mulai bercerita.
Dong Fang Lin mendengarkan ceritanya dengan baik.
Mereka duduk di sebuah gazebo yang terdapat di taman kaisar."Aku memasuki Medan perang saat berumur 15 tahun, aku belajar banyak disana dengan pamanku. Sebagai seorang anak bangsawan, aku dipandang lemah oleh prajurit yang lainnya. Karena selalu diejek, aku menantang tanding mereka semua." Ujar An Liu Jin sambil tertawa kecil.
"Akibat keras kepalaku, aku harus mendapatkan luka lebam dimana-mana. Setelah kejadian itu aku berlatih keras bersama pamanku.
Aku memimpin pasukan Elang putih saat umur 17 tahun. Aku dipercayakan pasukan itu oleh pamanku.
Orang lain menganggap bahwa Pamanku memberiku pangkat karena aku keponakannya, jadi untuk membuktikan kemampuanku, aku menyerang musuh bersama pasukan ku dan membawa kemenangan." Ujar An Liu Jin bercerita."Lalu, bagaimana dengan orang lain yang merendahkan dirimu?" Tanya Dong Fang Lin.
An Liu Jin menatap wajahnya.
Dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena tertutup oleh cadar.
Rambut dan cadarnya tertiup angin saat bicara.
An Liu Jin yang melihat itu langsung terpesona.Dong Fang Lin menyadari tatapan An Liu Jin yang menatapnya.
"Kenapa kamu menatapku? Apakah ada sesuatu yang menempel?" Tanya Dong Fang Lin."Ah, maaf, apa pertanyaan putri tadi?" Ujar An Liu Jin.
"Hahaha, bagaimana dengan orang yang merendahkan kamu sebelumnya?" Tanya Dong Fang Lin sambil tersenyum.
"Ya, mereka awalnya terkejut. Tapi mereka kembali merendahkan aku, mereka bilang bahwa kemenangan ku karena pasukan Elang putih yang sudah dilatih Jendral Besar An, bukan karena aku." Ujar An Liu Jin tersenyum miring.
"Tapi setelah itu aku mengusulkan sebuah strategi penyergapan. Aku sendiri yang memimpin penyerapan itu. Setelah itu aku berhasil menahan salah satu jendral mereka." Ujarnya masih terus bercerita."Lalu apa reaksi orang-orang itu?" Tanya Dong Fang Lin lagi.
"Yah, setelah beberapa kali memimpin beberapa penyerangan dan penyergapan, akhirnya mereka mengakui kepemimpinan ku." Ujar An Liu Jin sambil tertawa kecil.
Dia terlihat sangat menikmati waktunya bersama dengan putri Dong Fang Lin, begitu juga dengan putri."Ceritamu sangat bagus. Aku dengar kamu juga ikut memimpin pasukan saat penyerangan terakhir, apa benar?" Tanya Dong Fang Lin.
"Ya, saya memimpin pasukan Elang putih dan menyerang musuh bersama pasukan jendral An dan pasukan jendral yang lain. Saya merasa sangat terhormat bisa berperang bersama mereka, saya juga sangat menghormati prajurit yang gugur di Medan pertempuran, sungguh mereka sangat pemberani." Ujar An Liu Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Xie Tian
Fantasy[Karya original/bukan hasil plagiat atau copy paste] ~ ~ ~ Zhu Xiao Nian adalah seorang agen mata-mata pemerintah dengan code name Aris. Dia melakukan banyak misi berbahaya yang membuatnya mendapatkan gelar agen wanita nomor satu. Namun dia mati han...