Ch.51: Kesedihan

10K 1.3K 13
                                    

⚠️ Warning ⚠️
Biasakan untuk selalu memberikan vote sebelum membaca.
^^Terimakasih^^

⭐⭐⭐
.
.
.

"Yang Mulia! Kita dapat kabar dari kediaman Marquis Utara!", Ujar lelaki yang adalah pengawal pribadi putra mahkota dan juga ketua prajurit bayangan, Liu Han.

"Kabar apa?", Tanya Dong Fang Jin sambil mengerutkan dahinya.

"Itu... Wan-er meninggal.", Ujar Lin Han.

"Apa!? Bagaimana bisa!?", Ujar Fang Jin terkejut.

"Menurut penyelidikan, dia meninggal karena diserang oleh perampok. Tapi... saya kurang percaya jika prajurit sehebat Wan-er bisa meninggal ditangan perampok biasa.", Ujar Liu Han merasa aneh.

"Kamu benar. Bagaimanapun, Wan-er adalah salah satu prajurit terbaik yang aku latih. Dia bisa mengalahkan bahkan 5 pria sekaligus, dia mati ditangan perampok... Aku sama sekali tidak percaya.
Kecuali...", Dong Fang Jin mulai menemui kejanggalan.

"Maksud anda? Apakah Wan-er sebenarnya bukan dibunuh perampok tapi terbunuh karena hal lain?", Ujar Liu Han.

"Benar. Aku curiga Wan-er dibunuh oleh seseorang yang ilmunya lebih tinggi daripada Wan-er, dan orang itu pintar bersembunyi sehingga dia membuat konspirasi seperti ini untuk mengecoh yang lain.
Aku curiga... Wan-er dibunuh oleh mata-mata.", Ujar Dong Fang Jin dengan matanya yang berkilat serius.

"Mata-mata? Ada mata-mata di tempat sang putri?", Ujar Liu Han terkejut.

"Wan-er pernah melaporkan padaku bahwa ada seorang dayang putri yang dicurigainya sebagai mata-mata, namun dia tidak mau menyebutkan siapa karena tidak punya bukti.", Ujar Dong Fang Jin sambil memicingkan matanya.

"Putri mengambil dua dayang sebagai dayang pribadinya bukan? Dia memilih Wan-er dan satu dayang lainnya. Kamu pergilah dan selidiki dayang yang satunya itu, lalu laporkan semuanya kepadaku.", Ujar Dong Fang Jin lagi.

" Baik Taizi, akan saya laksanakan segera.", Ujar Liu Han lalu membungkuk hormat.

"Pergilah.", Ujar putra mahkota lalu duduk kembali ke tempat belajarnya sambil melihat peta. Dia harus membuat taktik perang untuk perang yang kemungkinan besar akan pecah sebentar lagi.

"Sebentar lagi akan diadakan acara 7 bulanan untuk putri mahkota dan anakku. Aku harus memperketat penjagaan seluruh kota dan istana.", Ujar Dong Fang Jin lalu menghela nafas.

...

Sementara itu, kediaman Marquis Utara...

"Uggh, Wan-er...", Dong Fang Lin menangis didepan jenazah Wan-er.

"Lin-er, jangan menangis. Aku yakin Wan-er tidak suka melihatmu menangis.", Ujar An Liu Jin lalu membelai pipi Fang Lin dengan lembut.

"Wan-er selalu menjagaku, dia seperti kakak perempuan bagiku. Aku... Aku... Sangat menyayanginya...", Ujar Dong Fang Lin lalu menangis sambil memeluk Liu Jin.

An Xie Tian datang ke paviliun Wisteria karena mendengar kabar aneh tentang dayang sang putri yang tiba-tiba meninggal.
"Salam pada kakak sepupu dan kakak ipar.", Salam An Xie Tian saat memasuki ruangan.

"Tian-er, kamu disini?", Ujar Liu Jin.

"Ada apa Biao Ge? Kudengar dayang sang putri meninggal? Apa yang terjadi padanya?", Tanya An Xie Tian penasaran.

"Sepertinya dia dirampok lalu dibunuh, jasadnya ditemukan tidak bernyawa di hutan dekat kediaman kita. Barang-barangnya juga sudah dicuri.", Ujar Liu Jin.

Another World: Xie TianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang