Ch.35: putra yang patuh

15.2K 1.6K 34
                                    

(Dong Fang Yan POV)

Namaku Dong Fang Yan, pangeran kedua kekaisaran Dongfeng.
Ibuku adalah seorang selir dan naik pangkat setelah melahirkan aku.

Dari kecil aku diajari untuk menjadi anak yang patuh, sama sekali tidak boleh membantah perintah ibu.

Pernah waktu itu diberitakan kalau selir Chu yang juga ibu adik ketiga ku meninggal karena bunuh diri.
Adik ketiga yang masih berumur 3 tahun waktu itu merasa sangat sedih dan terus menangis, aku lalu menghiburnya bersama putra mahkota. Tapi setelah aku pulang ke kediaman ibuku, ibuku malah menamparku.

'Plak!'
"Kamu tidak perlu mengasihani dia. Jika bukan karena ibunya itu, ibumu ini pasti akan mendapatkan cinta kaisar lebih banyak. Jadi jangan pernah merasa kesihan padanya!"

Aku hanya mengangguk patuh saat itu.

Sejak aku berumur 5 tahun, ibuku selalu menyuruhku untuk mendekati permaisuri Zhang dan putra mahkota.
Jadi setiap hari aku akan mengantarkan sup sarang walet untuk permaisuri, setelah itu aku akan bermain bersama putra mahkota, pangeran ketiga, dan putri keempat yang masih kecil.
Lalu saat umurku sekitar 10 tahun, permaisuri Zhang meninggal.

Setelah permaisuri Zhang meninggal, aku merasa sangat sedih. Namun ibuku merasa sangat bahagia.
Dia menamparku jika aku ketahuan menangis untuk permaisuri Zhang atau menemui putra mahkota.

"Mulai sekarang jangan lagi bermain atau berteman bersama putra mahkota atau pangeran ketiga, mengerti? Jangan pernah menemui mereka lagi!"

"Baik ibu." Lagi-lagi aku hanya bisa mengangguk patuh.

Suatu malam aku terbangun, aku mendengar ibu berbicara dengan seorang pria.

"Bagus sekali, racun yang kamu gunakan itu sangat berguna. Racunnya sama sekali tidak terdeteksi bahkan dengan sendok perak sekalipun.", Ujar ibu.

"Aku senang jika kamu senang sayang.", Jawab lelaki itu.

"Akhirnya permaisuri sialan itu mati. Sekarang tinggal menyingkirkan putra mahkota dan pangeran ketiga agar putraku bisa menjadi pewaris tahta.", Ujar ibuku.

Aku sangat terkejut setelah mendengar hal itu, ibuku lah yang meracuni permaisuri Zhang hingga beliau meninggal.

"Benar sekali, tinggal sedikit lagi rencana kita akan berhasil." Ujar pria itu.

"Setelah ini aku akan diangkat menjadi permaisuri, peluang Yan'er untuk naik tahta semakin besar." Ujar ibuku.
"Tak sia-sia aku menyuruh Yan'er untuk mengantar sup racun itu ke permaisuri setiap hari." Sambung ibu lagi.

Aku semakin terkejut. Jadi aku juga menolong ibu untuk meracuni dan membunuh permaisuri? Bagaimana aku bisa menghadapi putra mahkota setelah ini? Dia akan membenciku karena telah membunuh ibunya.

Setelah hari itu, beberapa bulan kemudian ibu diangkat menjadi permaisuri Wang.
Sampai hari ini aku tidak mengetahui siapa pria yang berbicara dengan ibuku malam itu.

Sejak saat itu aku mulai menjauhi putra mahkota dan pangeran ketiga. Rasanya aku tidak sanggup.

Setiap hari ibu selalu mengatakan kalau aku bisa menjadi putra mahkota dan naik tahta jika saja putra mahkota tidak ada.
Sejak saat itu aku mulai merasa iri, dengki dan cemburu yang amat sangat kepada putra mahkota.

Ibu bilang jika aku ingin menjadi seorang kaisar, maka aku harus mempelajari teknik berperang, pintar bermain pedang, pandai bela diri, dan selalu menjadi kebanggaan ayahanda.
Karena itu, aku terus belajar untuk bisa menjadi lebih unggul dari putra mahkota.
Dan benar saja, aku mengikuti perang pertamaku saat umur 16 tahun. Perang itu terjadi di perbatasan wilayah dengan kerajaan jajahan Dongfeng, aku menjadi pimpinan dari perang itu dan membawa kemenangan.
Ayahanda bilang kalau beliau sangat bangga padaku. Sejak saat itu aku mengikuti beberapa perang kecil lainnya di daerah perbatasan dan membawa kemenangan, orang-orang yang mendukung ku menjadi kaisar semakin bertambah banyak.

Another World: Xie TianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang