Seorang wanita duduk di singgasana miliknya sambil menutup matanya, terlihat seperti memikirkan sesuatu.
Seseorang datang dan wanita itu langsung membuka matanya.
"Apakah mereka berhasil?""Kurang lebih seperti itu, niang-niang."
"Apa maksudmu? Jadi mereka berhasil atau tidak membunuhnya?", Tanya wanita itu sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Itu.., mereka tidak membunuhnya langsung. Tapi dia jatuh ke jurang yang sangat tinggi. Setahu saya, jikapun mereka tidak mati pasti mereka akan mengalami luka berat."
"Mereka? Bukankah itu hanya pangeran ketiga? Siapa orang lainnya?", Tanya wanita itu lagi.
"Ada seorang gadis lainnya dalam kereta kuda itu, yang mulia."
"Oh, seorang gadis? Kurasa pangeran ketiga tertarik pada seseorang."
"Lalu bagaimana dengan tubuh mereka?""Kami belum menemukan tubuh mereka, yang mulia."
"Baik, carilah terus sampai ketemu. Jika mereka masih hidup, bunuh. Kamu boleh pergi."
"Baik, yang mulia."
Bawahannya itupun lalu keluar dari ruangannya."Kurasa aku harus mengubah rencana ku. Yan'er tidak memiliki perkembangan dengan An Xie Tian, kalau begitu aku terpaksa mencari cara lainnya.", Ujar wanita itu sambil tersenyum licik.
---------------------------An Xie Tian membuka matanya yang berat, kepalanya terasa sangat sakit.
Disekitarnya hanya terlihat rumput yang tumbuh panjang dan beberapa batu.An Xie Tian melihat keatas, dari sanalah dia jatuh. Ajaib dia masih hidup.
Apakah tubuhnya bisa langsung beregenerasi dan sembuh? Tapi itu tidak masuk akal.
An Xie Tian meraba kebawah nya dan menemukan kejanggalan.
"Aneh sekali, kenapa tanah ini begitu lembut? Hm, agak keras juga. Wow, apakah tanah ini juga berbatu, tapi batunya tidak keras? Agak lembek? Seperti... seperti dada seseorang?", Ujar An Xie Tian terkejut.
An Xie Tian melirik kebawah dan menemukan wajah pria tampan dibawahnya."Ekkh! Mama!", Teriak An Xie Tian terkejut.
"Oh astaga, mati aku. Jantungku mau copot.", Ujar An Xie Tian masih terkejut.An Xie Tian turun perlahan dari tubuh pria itu, dia tidak mau tiba-tiba pria tampan itu membuka matanya. Bisa-bisa dia akan dicap sebagai bibi mesum.
Oh, tidak-tidak! Ini kesalah pahaman yang tak berdasar.
'Baiklah, sedikit lagi, dan, Yap!'An Xie Tian berhasil turun dari tubuh pria yang sedang pingsan itu tanpa mengeluarkan suara atau gerakan yang mencurigakan (bagi pria yang ada dibawahnya, setidaknya jangan membuat gerakan yang membuat si tampan bangun.)
"Pria ini sengaja menopang tubuhku agar tubuhku tidak langsung mengenai tanah, dia melakukannya untuk menolongku?
Well, bagaimanapun juga sepertinya dia tidak terluka cukup parah. Walaupun baru saja jatuh dari ketinggian itu, mungkin dia memiliki ilmu yang tinggi atau semacamnya.
Keberuntungannya bagus.""Huaaaa, dimana ini?", Keluh An Xie Tian kebingungan.
Sedari lama dia menjadi agen mata-mata profesional, baru kali ini dia tersesat.An Xie Tian meneliti kesekitar.
Tebing ini terlalu tinggi untuk dipanjat, lagipula kelihatannya dia dan si tampan memiliki lebam di beberapa tempat sehingga membatasi pergerakannya.
"Huh, bagus sekali. Ketika aku membutuhkannya, aku tidak membawanya."Sejak mendapatkan undangan dari putri mahkota, dia hanya membawa barang yang diperlukannya saat di istana.
Contohnya seperti satu setel baju ganti.'Hehehe, bagaimanapun juga aku ini orang modern. Sudah banyak sekali drama kolosal yang aku tonton, novel-novel yang menceritakan tentang kelicikan wanita-wanita istana? Tidak terhitung.
Dari sana aku belajar bahwa tidak ada wanita istana yang benar-benar baik dan polos.
Siapa yang tidak tau tentang pertarungan sengit wanita istana? Bagaimana jika dia terkena imbasnya?
Jika saja ada pelayan yang sengaja menumpahkan teh ke bajunya,lalu berakhir dengan skandal yang memalukan? Itu sudah basi.
Jika ada yang memasukkan racun kedalam cangkir tehnya? Itu sudah biasa.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Xie Tian
Fantasi[Karya original/bukan hasil plagiat atau copy paste] ~ ~ ~ Zhu Xiao Nian adalah seorang agen mata-mata pemerintah dengan code name Aris. Dia melakukan banyak misi berbahaya yang membuatnya mendapatkan gelar agen wanita nomor satu. Namun dia mati han...