Ch.49: Kepastian

10.4K 1.3K 61
                                    

⚠️ Warning ⚠️
Biasakan untuk selalu memberikan vote sebelum membaca.
^^Terimakasih^^

⭐⭐⭐

.
.
.

Satu setengah bulan kemudian...

'Gubrak!'

"Hati-hati!", An Liu Jin menangkap tubuh Xiao Lin yang jatuh dari kursi.

Saat tubuhnya jatuh keduanya tidak siap sehingga mereka berdua jatuh ketanah dengan posisi tumpang tindih.

"Awww...", Xiao Lin meringis kesakitan karena lututnya berdarah terkena lantai dapur.

"Xiao Lin, kamu tidak apa-apa?", Tanya An Liu Jin.

Mereka berdua bangkit dari tempat jatuhnya.

"Saya tidak apa-apa...", Ujar Xiao Lin masih menahan sakit.

"Kenapa kamu bisa jatuh dari atas sana?", Tanya An Liu Jin.

"Ta-tadi saya mau mengambil bumbu dapur yang ada di rak atas, tapi karena tubuh saya pendek jadi tidak sampai. Karena itu saya menggunakan kursi ini, saat saya mau mengambil bumbunya ternyata ada tikus, saya terkejut sampai pegangan saya terlepas dan kaki kursinya terjungkit. Karena itu saya jatuh...", Ujar Xiao Lin menjelaskan panjang lebar.
"Ma-maafkan saya...", Ujar Xiao Lin sambil menundukkan kepalanya.

"Haah..ya sudah, yang penting kamu tidak apa-apa.", Ujar An Liu Jin sambil menggelengkan kepalanya.
An Liu Jin melihat wajah Xiao Lin yang terlihat kesakitan dan gaun yang dipakainya ternoda oleh darah.
"Kamu terluka?", Ujar An Liu Jin.

"Eh? I-iya. Sepertinya lutut saya bergesekan dengan lantai hingga terluka...", Ujar Xiao Lin.

"Sini, biar aku obati...", Ujar An Liu Jin lalu menggenggam tangan Xiao Lin untuk membantunya berjalan.
Mereka lalu duduk di kursi, An Liu Jin mengambilkan kotak obat.

An Liu Jin sedikit mengangkat rok Xiao Lin agar bisa mengobati lukanya.
"Tu-tuan?", Xiao Lin terkejut dan malu-malu.

"Aku hanya akan mengoleskan obat, kamu tidak perlu malu.", Ujar An Liu Jin sambil tersenyum.

Wajah Xiao Lin memerah karena senyuman An Liu Jin, hatinya terasa hangat karenanya.

An Liu Jin mengoleskan salep luka lalu menutupi luka di lutut Xiao Lin dengan perban.
"Baiklah, sudah selesai.", Ujar An Liu Jin sambil tersenyum.

"Te-terimakasih tuan...", Ujar Xiao Lin malu-malu.

"Ya, sama-sama. Kalau begitu aku pergi dulu...", Ujar An Liu Jin sambil tersenyum lalu berjalan ingin meninggalkan dapur.

Xiao Lin lalu mengangguk.
"Eh, tunggu tuan. Tadi tuan kesini ada perlu apa?", Tanya Xiao Lin.

"Oh, Iya! Untung saja kamu ingatkan aku Lin. Tadi aku mau menyuruh paman koki untuk membuatkan putri kue gula. Dia menyukainya, karena kulihat dia akhir-akhir ini terlihat sedih makanya aku mau menyuruh paman membuatkannya sebagai kejutan.", Ujar An Liu Jin sambil tersenyum.
"Dia pasti akan suka iya kan?", Tanya An Liu Jin sambil tersenyum senang.

'Deg!'
"Ah, i-iya...pasti sang putri akan senang dan menyukainya...", Ujar Lin sambil tersenyum.
Agak terpaksa, mungkin?

"Dimana paman koki? Dia tidak disini?", Tanya An Liu Jin lagi.

"Ah, iya. Paman koki sedang pergi keluar, dia memintaku untuk menjaga dapur saat dia pergi. Kebetulan saya ingin memasak sesuatu, karena itu tadi...", Ujar Xiao Lin sambil tertawa kecil.

Another World: Xie TianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang