Ch.37: Istri sah dan selir

14K 1.6K 145
                                    

Murong Qiuyue sedang berjalan-jalan di taman kediaman pangeran kedua.
Saat dia sedang terpana melihat bunga-bunga yang ada disana, An Yanran muncul dan menghampirinya.
"Salam pada Wangfei.", Ujar An Yanran.

"Oh, selir An?", Ujar Qiuyue terkejut.

"Wangfei sedang berjalan-jalan di taman ya?", Tanya An Yanran berbasa-basi.

"Ah, iya. Aku sedang menikmati pemandangan taman pangeran yang indah ini.", Ujar Qiuyue.

"Ah, benar. Saya juga suka jalan-jalan disini, membuat saya teringat pengalaman manis bersama pangeran.", Ujar An Yanran sengaja.

"Ah, pengalaman manis?", Tanya Qiuyue bingung.

"Ya, seperti yang anda lihat, disini banyak ditanam mawar merah. Itu karena pangeran mengetahui saya sangat menyukai mawar merah. Pangeran memberikan saya kejutan taman ini untuk menyenangkan saya.", Ujar An Yanran sambil tersenyum.

"Oh, begitu ya...", Ujar Qiuyue lalu menunduk.

"Ah, Wangfei! Maafkan saya, saya tidak bermaksud menyinggung perasaan anda. Saya... saya hanya teringat masa lalu yang indah saat melihat taman bunga ini.", Ujar An Yanran sambil berpura-pura menyesal.

"Ah, tidak apa-apa, aku tidak tersinggung. Untuk apa aku tersinggung. Pangeran adalah suami kita, tentu saja aku akan mentolerir itu sebagai istri sah pangeran.", Ujar Qiuyue sambil tersenyum.
Tentu saja Qiuyue sengaja mengatakannya.
'Mau bermain-main denganku? Aku tidak sebaik dan sepolos itu.'

"Ah, jangan begitu Wangfei. Saya tau kalau perasaan Wangfei terluka. Saya turut sedih dengan anda. Saya juga dengar kalau pangeran tidak datang menemui anda sejak malam pertama pernikahan.", Ujar An Yanran sambil menunjukkan ekspresi kesihan.
'Heh, walaupun kamu istri sah, tapi akulah yang sesungguhnya dicintai pangeran.'

"Hahahaha, saya tidak tau kalau selir An sangat peduli pada hubunganku dan pangeran. Tentu saja sebagai istrinya aku bisa mengiklaskan jika dia melakukan hal itu.", Ujar Qiuyue.
'Aku juga bisa berakting.'

"Jangan begitu Wangfei, saya jadi merasa sedih. Pangeran selalu tidur dikamar saya setiap malam hingga tidak sempat pergi mengunjungi anda. Saya merasa sangat bersalah.", Ujar An Yanran sambil berekspresi sedih.

"Selir An tidak perlu khawatir. Aku tidak masalah jika pangeran ingin tidur dikamar siapa saja, yang penting tugasku sebagai istri terurus dengan baik. Untuk urusan kamar, itu urusanku dan pangeran. Selir tidak perlu terlalu khawatir.", Ujar Qiuyue sambil tersenyum ramah.

"Kalau tidak ada yang perlu dibicarakan lagi oleh selir, aku akan pergi dulu. Masih ada banyak pekerjaan dalam rumah yang menantiku.", Ujar Murong Qiuyue lagi lalu pergi melewati An Yanran dengan santainya.

An Yanran menunduk hormat.
'Cih, mentang-mentang dia istri sah, berani sekali dia merendahkan aku! Lihat saja, akan kubalas dia.'
...

Beberapa hari kemudian...

Setelah sarapan, Murong Qiuyue kembali berjalan-jalan di taman pangeran.

Ternyata An Yanran juga ada disitu, tapi dia sengaja bersembunyi.
Dia mengeluarkan sesuatu dari kantong yang dibawanya. Itu adalah ular kecil yang berbisa.
An Yanran sengaja mengarahkan ular itu kearah Qiuyue agar dia digigit ular.

Saat ular sudah hampir mendekati Qiuyue, ternyata kucing peliharaan Qiuyue malah menangkap ular itu.

"Chi chi? Apa yang kamu tangkap?", Ujar Qiuyue saat melihat kucingnya memakan sesuatu.

"Meong meong..." Chi chi si kucing putih peliharaan Qiuyue memperlihatkan ular hasil tangkapannya pada tuannya dengan bangga.

"Wah, kamu menangkap ular! Anak pintar!", Ujar Qiuyue sambil mengelus kucing peliharaannya.

Another World: Xie TianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang