Ch.47: Sapu tangan putih?

11.8K 1.4K 36
                                    

⚠️️ Warning ⚠️
Biasakan untuk selalu memberikan vote sebelum membaca.
^^Terimakasih^^

⭐⭐⭐

.
.
.

Malam hari, Kediaman Marquis Utara...

Di paviliun yang ada di sebelah barat pada kediaman Marquis Utara digunakan untuk tempat tinggal pewaris gelar Marquis Utara dan istrinya, disanalah An Liu Jin tinggal.

Putri keempat duduk di tepi ranjang dengan gaun pengantin dan tudung kepala yang terbuat dari sutra berwarna merah bersulam emas.
Hari ini adalah malam pertamanya bersama suaminya.

Jantungnya berdebar sangat kencang sampai-sampai ingin copot dari dadanya.

Langkah kaki terdengar semakin mendekat kearah kamar, An Liu Jin membuka pintu kamarnya.

Dengan tegap dia berjalan kearah ranjang pengantin yang terdapat sang putri sed iaang duduk disana menantinya.
An Liu Jin biasanya dengan berani menuju medan perang, tapi kali ini rasanya lebih menakutkan daripada perang-perang terdahsyat yang pernah diikutinya.

An Liu Jin melangkah dengan pelan namun pasti kearah ranjang.
Tibalah dia didepan sang putri.

Dengan menggunakan tongkat yang sudah disediakan dia mengangkat tudung sang putri.
"Salam hamba, Yang Mulia putri.", Ujar An Liu Jin membungkuk hormat setelah membuka tudung sang istri.

"Liu Jin! Apa yang kamu lakukan! Mengapa membungkuk di hadapanku? Aku ini istrimu.", Ujar putri Dong Fang Lin sambil memegangi kedua tangan An Liu Jin.

"Sa-saya tidak berani Putri!", Ujar An Liu Jin dengan sopan.

"Ayolah, bukankah sudah kukatakan padamu? Jangan panggil aku Yang Mulia, atau putri. Panggil aku Ai Lin atau Lin-er saja.", Ujar Dong Fang Lin sambil tersenyum.

An Liu Jin hanya mengangguk malu.

"A-apakah anda menunggu lama? Me-menurut tradisi kita harus meminum arak pernikahan dulu.", Ujar An Liu Jin sambil mengarahkan sang putri ke meja makan.

"Baiklah.", Ujar Dong Fang Lin.

Disana sudah terdapat satu kendi arak beserta 2 gelas arak, dan juga beberapa cemilan seperti kue bulan dan kue gula.

"Istri yang harus menuangkan araknya bukan?", Ujar Dong Fang Lin sambil tersenyum lalu mengambil kendi arak.

An Liu Jin mendekatkan gelasnya kearah kendi agar Dong Fang Lin bisa dengan mudah menuangkan araknya.
Dong Fang Lin menuangkan araknya ke kedua gelas tersebut.

Mereka lalu mengambil masing-masing satu gelas dan saling bersulang.
Mereka saling menyilangkan tangannya untuk melakukan sulangan pernikahan.
(Note: Jadi ini maksudnya seperti minum sambil bersulang, tapi pas bersulang tangan mereka saling dikaitkan.
Jadi mereka minum di gelas pasangan mereka.)

Setelah araknya diminum habis, mereka melepaskan kaitan tangan mereka.

Namun setelah tangan mereka terlepas, hanya ada kecanggungan diantara mereka.
Tak ada yang bertanya apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Sebenarnya mereka tau, tapi itulah yang membuatnya menjadi lebih berat.

"Pe-perut ku agak lapar. Mari makan hidangannya dulu.", Ujar sang putri.

"Ah, baik.", Ujar An Liu Jin sambil mengangguk.

Mereka lalu memakan hidangan yang berupa beberapa jenis masakan sayur dan juga daging.
Setelah selesai makan, kecanggungan kembali terasa.

Mereka kembali diam tanpa ada salah satu dari mereka pun yang bersedia membuka mulut.
Akhirnya An Liu Jin membuka mulutnya.
"Ma-maaf putri, karena saya lancang bertanya soal ini. Tapi... Apakah anda mau melakukan malam pertama dengan saya malam ini?", Tanya An Liu Jin dengan wajah merah karena malu.

Another World: Xie TianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang