Part 43

48 4 0
                                    

June berdiri di depan pintu rumah Khanza, ia ragu untuk mengetuk pintu rumah gadis itu.

Sambil terus mengacak rambutnya ia juga gugup, sebelumnya ia tak pernah seperti ini.

"June!" panggil seseorang dibelakang punggung nya.

June menelan ludahnya dan menoleh kaku.

Gadis itu berkacak pinggang "ngapain lo kesini?"

"Gue-"

"Gue gamau ngomong sama lo!" tangkas Khanza

June menghembuskan nafasnya pelan "gue mau minta maaf!"

Khanza tak menggubrisnya ia memasuki rumahnya lalu menutup pintunya kencang.

June sedikit terperanjat kaget "sabar.." gumamnya menahan kesal

Tak lama saat June hendak pergi Bobby datang.

"Eh mau kemana? Masuk gih khanza di dalem kok.. "

"Gasuah bang, gue pulang aja." dengan wajah lesu

"Selesain masalah di dalem, ayo sama gue!" ujar Bobby dengan nada yang bersahabat

June pun mengangguk dan memasuki rumah khanza bersama Bobby.

"Bi, siapin minum buat temen bobby yah!"

"Oh siap den.." bibi pun pergi ke dapur

"Lo tunggu sini bentar.."

Bobby pun pergi menuju lantai dua untuk menemui khanza.

"Za dibawah ada-"

"Males."

Bobby mengerti dengan mood khanza saat ini, iapun menghampiri khanza dan duduk disamping khanza yang sedang menatap ikan koi didalam kolam.

"Bukannya lo udah janji sama gue, kalo lo akan bersikap dewasa."

Khanza hanya diam.

"Gue tau lo bukan cewek yang suka ingkar janji.."

Khanza pun bangun dan mendorong bobby pelan.

"Berisik lo ah!" kesalnya kemudian iapun turun menemui June.

Baru saja khanza turun dari tangga namun tak lama ponsel june berdering.

"Iya"

" ..... "

"Kok bisa?"

" ..... "

"Ok, gue kesana sekarang!"

Setelah menutup telepon nya ia menatap khanza yang berdiri di bawah tangga sambil menatapnya datar.

Tanpa berfikir panjang june mengalihkan pandangannya dan pergi begitu saja, bahkan tanpa pamit.

Khanza menganga "arhh, sinting ya tu orang!!" pekiknya

Bobby menonjolkan kepalanya dari atas "kenapa?"

Khanza memutar bolamatanya "tau!!" ucapanya kesal kemudian menuju sofa tv dan duduk disana.

Bobby hanya menggelengkan kepalanya.

***

Yohan dan Bian sedang menyiapkan makan siang di kamar Bian.

Bian terus mengamganggu Yohan yang sedang memasak.

"Lu gimana sih? Kurang garem.." celoteh Bian asal

"Masa sih?" timpal yohan ragu iapun mencoba supnya.

"Apaan si lo! Ini keasinan, kurang garem apanya!! Kelebihan ini bego." pekiknya kesal

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang